Turki Sebut Saudi Berencana Pindahkan Konsulat di Istanbul
Turki Sebut Saudi Berencana Pindahkan Konsulat di Istanbul
A
A
A
ANKARA - Kementerian Luar Negeri Turki menuturkan, Arab Saudi memiliki rencana untuk memindahkan Konsulat mereka di Istanbul. Rencana ini didasari oleh kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.
Seorang juru bicara Kemlu Turki mengatakan, Saudi sedang mencari lokasi baru sebagai pengganti Konsulat di Istanbul. Namun, menurut juru bicara itu, sejauh ini belum ada permintaan resmi dari Riyadh mengenai masalah ini.
"Keinginan seperti itu ada, namun kementerian kami belum menerima permintaan resmi dalam hal ini," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (14/11).
Terkait Khashogi, sebelumnya Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, seorang pejabat intelijen Saudi terkejut setelah mendengarkan rekaman audio pembunuhan kolumnis Washington Post itu.
“Semua yang bertanya telah mendengarkan rekaman audio dari pembunuhan ini. Organisasi intelijen kami tidak menyembunyikan apa pun. Selain Arab Saudi, Amerika Serikat (AS), Prancis, Kanada, Jerman dan Inggris telah mendengarkan rekaman ini," ucap Erdogan.
"Isi dari rekaman itu adalah bencana nyata. Bahkan, petugas intelijen dari Saudi terkejut ketika dia mendengarkan rekaman itu, karena dia berkata bahwa pelaku mungkin menggunakan heroin. Menurutnya, hanya seorang lelaki yang menggunakan heroin dapat melakukan hal seperti itu," sambungnya.
Erdogan kemudian menekankan, bahwa Putera Mahkota Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman telah berjanji untuk semakin memperjelas insiden ini dan melakukan apa pun yang diperlukan.
Seorang juru bicara Kemlu Turki mengatakan, Saudi sedang mencari lokasi baru sebagai pengganti Konsulat di Istanbul. Namun, menurut juru bicara itu, sejauh ini belum ada permintaan resmi dari Riyadh mengenai masalah ini.
"Keinginan seperti itu ada, namun kementerian kami belum menerima permintaan resmi dalam hal ini," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (14/11).
Terkait Khashogi, sebelumnya Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, seorang pejabat intelijen Saudi terkejut setelah mendengarkan rekaman audio pembunuhan kolumnis Washington Post itu.
“Semua yang bertanya telah mendengarkan rekaman audio dari pembunuhan ini. Organisasi intelijen kami tidak menyembunyikan apa pun. Selain Arab Saudi, Amerika Serikat (AS), Prancis, Kanada, Jerman dan Inggris telah mendengarkan rekaman ini," ucap Erdogan.
"Isi dari rekaman itu adalah bencana nyata. Bahkan, petugas intelijen dari Saudi terkejut ketika dia mendengarkan rekaman itu, karena dia berkata bahwa pelaku mungkin menggunakan heroin. Menurutnya, hanya seorang lelaki yang menggunakan heroin dapat melakukan hal seperti itu," sambungnya.
Erdogan kemudian menekankan, bahwa Putera Mahkota Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman telah berjanji untuk semakin memperjelas insiden ini dan melakukan apa pun yang diperlukan.
(esn)
Explore More