Kapal Induk Nuklir AS Pimpin Latihan Perang Terbesar di Jepang
A
A
A
TOKYO - Jet-jet tempur Amerika Serikat (AS) melesat ke Pasifik Barat pada hari Sabtu saat kapal induk USS Ronald Reagan yang bertenaga nuklir bergabung dengan kapal perusak Jepang dan sebuah kapal perang Kanada. Ketiganya akan melakukan latihan kesiapan tempur terbesar yang pernah digelar di dan di sekitar Jepang.
Jepang dan AS telah memobilisasi 57 ribu pelaut, marinir, dan penerbang untuk latihan Keen Sword dua tahunan. Jumlah ini lebih banyak 11 ribu dari pada tahun 2016. Latihan ini akan melakukan simulasi pertempuran udara, pendaratan amfibi, dan latihan pertahanan rudal balistik. Kontingen Jepang yang terdiri atas 47 ribu personel mewakili seperlima pasukan bersenjata nasional.
“Kami di sini untuk menstabilkan, dan mempertahankan kemampuan kami jika diperlukan. Latihan seperti Keen Sword adalah persis hal yang perlu kita lakukan,” ujar Laksamana Muda Karl Thomas, komandan kelompok kapal induk USS Ronald Reagen seperti dikutip dari Reuters, Minggu (4/11/2018).
Delapan kapal lainnya bergabung dengan kapal induk untuk latihan perang anti kapal selam dalam unjuk kekuatan di perairan yang ditakutkan Washington dan Tokyo akan semakin berada di bawah pengaruh Beijing.
“Aliansi AS-Jepang sangat penting untuk stabilitas di wilayah ini dan Indo Pasifik yang lebih luas,” kata Laksamana Muda Hiroshi Egawa, komandan kapal Jepang di atas kapal Reagan.
Berbasis di Yokosuka dekat Tokyo, USS Ronald Reagan adalah kapal perang AS terbesar di Asia, dengan awak 5.000 pelaut dan sekitar 90 pesawat tempur F-18 Super Hornet.
Kapal pasokan angkatan laut Kanada juga ambil bagian dalam latihan bersama Keen Sword dengan kapal fregat yang berlayar dengan USS Ronald Reagan pada hari Sabtu.
Atase pertahanan Kanada di Jepang, Kapten Hugues Canuel mengatakan, partisipasi Kanada dalam latihan bilateral yang dimulai pada tahun 1986 ini merubahnya menjadi latihan multilateral. Partisipasi dalam Keen Sword, tambahnya, mencerminkan keinginan Kanada untuk memiliki kehadiran militer di Asia.
Kanada bukan satu-satunya negara barat yang ingin mengambil peran keamanan yang lebih besar di kawasan ini. Inggris dan Prancis juga mengirim lebih banyak kapal karena kehadiran militer China di Laut Cina Selatan tumbuh dan meluasnya pengaruh Beijing atas Indo Pasifik serta rute perdagangan utama.
Pengamat asal Inggris, Prancis, Australia dan Korea Selatan (Korsel) juga akan memantau latihan Keen Sword, yang dimulai hari Senin dan berakhir pada hari Kamis.
Jepang dan AS telah memobilisasi 57 ribu pelaut, marinir, dan penerbang untuk latihan Keen Sword dua tahunan. Jumlah ini lebih banyak 11 ribu dari pada tahun 2016. Latihan ini akan melakukan simulasi pertempuran udara, pendaratan amfibi, dan latihan pertahanan rudal balistik. Kontingen Jepang yang terdiri atas 47 ribu personel mewakili seperlima pasukan bersenjata nasional.
“Kami di sini untuk menstabilkan, dan mempertahankan kemampuan kami jika diperlukan. Latihan seperti Keen Sword adalah persis hal yang perlu kita lakukan,” ujar Laksamana Muda Karl Thomas, komandan kelompok kapal induk USS Ronald Reagen seperti dikutip dari Reuters, Minggu (4/11/2018).
Delapan kapal lainnya bergabung dengan kapal induk untuk latihan perang anti kapal selam dalam unjuk kekuatan di perairan yang ditakutkan Washington dan Tokyo akan semakin berada di bawah pengaruh Beijing.
“Aliansi AS-Jepang sangat penting untuk stabilitas di wilayah ini dan Indo Pasifik yang lebih luas,” kata Laksamana Muda Hiroshi Egawa, komandan kapal Jepang di atas kapal Reagan.
Berbasis di Yokosuka dekat Tokyo, USS Ronald Reagan adalah kapal perang AS terbesar di Asia, dengan awak 5.000 pelaut dan sekitar 90 pesawat tempur F-18 Super Hornet.
Kapal pasokan angkatan laut Kanada juga ambil bagian dalam latihan bersama Keen Sword dengan kapal fregat yang berlayar dengan USS Ronald Reagan pada hari Sabtu.
Atase pertahanan Kanada di Jepang, Kapten Hugues Canuel mengatakan, partisipasi Kanada dalam latihan bilateral yang dimulai pada tahun 1986 ini merubahnya menjadi latihan multilateral. Partisipasi dalam Keen Sword, tambahnya, mencerminkan keinginan Kanada untuk memiliki kehadiran militer di Asia.
Kanada bukan satu-satunya negara barat yang ingin mengambil peran keamanan yang lebih besar di kawasan ini. Inggris dan Prancis juga mengirim lebih banyak kapal karena kehadiran militer China di Laut Cina Selatan tumbuh dan meluasnya pengaruh Beijing atas Indo Pasifik serta rute perdagangan utama.
Pengamat asal Inggris, Prancis, Australia dan Korea Selatan (Korsel) juga akan memantau latihan Keen Sword, yang dimulai hari Senin dan berakhir pada hari Kamis.
(ian)