Malaysia Mulai Lelang Kapal Pesiar Equanimity
A
A
A
KUALA LUMPUR - Kapal pesiar mewah Equanimity bernilai USD250 juta mulai ditawarkan dalam lelang resmi Pemerintah Malaysia, kemarin. Equanimity menjadi salah satu barang sitaan dalam penyelidikan skandal korupsi yang melilit 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Ini menjadi penjualan pertama aset besar yang disita otoritas penyelidikan kasus korupsi itu.
Kapal itu menjadi salah satu aset bernilai USD1,7 miliar yang diduga dibeli pebisnis Malaysia yang kini jadi buronan, Low Taek Jho atau Jho Low. Aset-aset itu dibeli dari dana yang dicuri dari 1MDB, menurut keterangan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS). Malaysia dan AS menyelidiki bagaimana dana miliaran dolar itu hilang dari 1MDB.
Sebagian dana itu digunakan untuk membeli satu jet pribadi, sejumlah lukisan karya maestro Picasso, perhiasan, real estate, dan satu kapal pesiar mewah. Pengadilan Malaysia pada Agustus telah menyetujui penjualan Equanimity yang berbendera Cayman Island.
Kapal sepanjang 91 meter itu disita otoritas Indonesia di Bali beberapa bulan lalu dan telah diserahkan pada Malaysia. Menurut dokumen pengadilan AS, Equanimity dibeli Low senilai USD250 juta. “Nilai perkiraan kapal itu akan diungkap setelah proses lelang berakhir pada 28 November,” kata Jeremy Joseph, pengacara untuk 1MDB dan Pemerintah Malaysia dikutip kantor berita Reuters.
“Jika tawaran tertinggi sesuai atau melebihi nilai penawaran, maka itu dapat diterima pengadilan,” ujar Joseph. Joseph menambahkan, proses lelang akan diawasi pengadilan selama 90 hari untuk memberi waktu bagi para calon pembeli agar datang.
Perwakilan untuk Equanimity (Cayman) Ltd, perusahaan yang mengklaim memiliki kapal pesiar itu, tidak segera merespons permintaan untuk berkomentar. Pada Agustus lalu, perusahaan menyatakan langkah Malaysia menjual kapal pesiar itu melanggar proses hukum internasional.
Kepolisian Malaysia telah mengeluarkan surat perintah penahanan dan mengajukan dakwaan kriminal terhadap Low tapi keberadaan pebisnis itu tidak diketahui. Perwakilan Low tidak segera memberi pernyataan tentang perkembangan terbaru itu. Pada Agustus lalu, melalui juru bicaranya, Low menyatakan penyitaan dan rencana penjualan kapal pesiar itu ilegal dan mahal.
“Bagian dalam Equanimity didesain menggunakan sejumlah bahan eksotik,” kata laman Burgess, broker kapal pesiar yang dipilih untuk mengawasi proses penawaran lelang. Kapal itu bisa mengakomodasi sekitar 22 tamu dan 31 kru dengan berbagai fasilitas termasuk satu kolam renang, satu salon kecantikan, satu ruang pijat dan sauna, fasilitas medis, serta satu landasan helikopter.
Proses penyelidikan skandal korupsi terus dilakukan otoritas Malaysia. Pekan lalu, istrimantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak, Rosmah Mansor, diperiksa selama tiga jam di unit anti-pencucian uang kepolisian.
Pemeriksaan ini terkait penyelidikan skandal korupsi 1MDB. Dia tiba bersama dua putranya, Riza Aziz dan Mohd Norashman, yang juga dipanggil untuk memberi keterangan. Rosmah awalnya dijad walkan memberikan pernyataan pada Kamis (25/10), tapi ditunda hingga Jumat (26/10).
“Para investigator akan memeriksa dia lebih lanjut dalam berbagai isu terkait 1MDB, termasuk barangarang yang disita dari properti terkait suaminya (Najib),” ungkap sumber yang dikutip Star Online.
Rosmah, 66, telah menghadapi 17 dakwaan, termasuk menerima dana dari aktivitas ilegal serta gagal mendeklarasikan pajak pendapatan. Dia menyatakan tidak bersalah atas semua tuduhan itu. Suaminya, Najib, menghadapi 38 dakwaan mulai dari pencucian uang hingga penyalah gunaan kekuasaan dan kejahatan pelanggaran kepercayaan.
Sementara itu, Istana Negeri Sembilan mencabut gelar Datuk Seri yang diberikan pada Najib dan Rosmah. “Pencabutan dua gelar itu segera berlaku,” ungkap Ketua Pencatatan Penghargaan Negara Dr Razali Ab Malik. “Keputusan itu bertujuan menjaga kehormatan institusi Kerajaan Negeri Sembilan,” ujar Dr Razali dikutip Channel News Asia.
Dr Razali menambahkan, pencabutan gelar itu di putuskan selama rapat khusus penganugerahan penghargaan dan medali Negeri Sembilan. “Meski demikian, dipahami bahwa Najib masih memegang gelar Datuk Seri dari negara bagian lain, termasuk Pahang, Melaka, Sabah, Serawak, Penang, Kelantan, Kedah, dan Perlis,” kata laporan The Star.
Kapal itu menjadi salah satu aset bernilai USD1,7 miliar yang diduga dibeli pebisnis Malaysia yang kini jadi buronan, Low Taek Jho atau Jho Low. Aset-aset itu dibeli dari dana yang dicuri dari 1MDB, menurut keterangan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS). Malaysia dan AS menyelidiki bagaimana dana miliaran dolar itu hilang dari 1MDB.
Sebagian dana itu digunakan untuk membeli satu jet pribadi, sejumlah lukisan karya maestro Picasso, perhiasan, real estate, dan satu kapal pesiar mewah. Pengadilan Malaysia pada Agustus telah menyetujui penjualan Equanimity yang berbendera Cayman Island.
Kapal sepanjang 91 meter itu disita otoritas Indonesia di Bali beberapa bulan lalu dan telah diserahkan pada Malaysia. Menurut dokumen pengadilan AS, Equanimity dibeli Low senilai USD250 juta. “Nilai perkiraan kapal itu akan diungkap setelah proses lelang berakhir pada 28 November,” kata Jeremy Joseph, pengacara untuk 1MDB dan Pemerintah Malaysia dikutip kantor berita Reuters.
“Jika tawaran tertinggi sesuai atau melebihi nilai penawaran, maka itu dapat diterima pengadilan,” ujar Joseph. Joseph menambahkan, proses lelang akan diawasi pengadilan selama 90 hari untuk memberi waktu bagi para calon pembeli agar datang.
Perwakilan untuk Equanimity (Cayman) Ltd, perusahaan yang mengklaim memiliki kapal pesiar itu, tidak segera merespons permintaan untuk berkomentar. Pada Agustus lalu, perusahaan menyatakan langkah Malaysia menjual kapal pesiar itu melanggar proses hukum internasional.
Kepolisian Malaysia telah mengeluarkan surat perintah penahanan dan mengajukan dakwaan kriminal terhadap Low tapi keberadaan pebisnis itu tidak diketahui. Perwakilan Low tidak segera memberi pernyataan tentang perkembangan terbaru itu. Pada Agustus lalu, melalui juru bicaranya, Low menyatakan penyitaan dan rencana penjualan kapal pesiar itu ilegal dan mahal.
“Bagian dalam Equanimity didesain menggunakan sejumlah bahan eksotik,” kata laman Burgess, broker kapal pesiar yang dipilih untuk mengawasi proses penawaran lelang. Kapal itu bisa mengakomodasi sekitar 22 tamu dan 31 kru dengan berbagai fasilitas termasuk satu kolam renang, satu salon kecantikan, satu ruang pijat dan sauna, fasilitas medis, serta satu landasan helikopter.
Proses penyelidikan skandal korupsi terus dilakukan otoritas Malaysia. Pekan lalu, istrimantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak, Rosmah Mansor, diperiksa selama tiga jam di unit anti-pencucian uang kepolisian.
Pemeriksaan ini terkait penyelidikan skandal korupsi 1MDB. Dia tiba bersama dua putranya, Riza Aziz dan Mohd Norashman, yang juga dipanggil untuk memberi keterangan. Rosmah awalnya dijad walkan memberikan pernyataan pada Kamis (25/10), tapi ditunda hingga Jumat (26/10).
“Para investigator akan memeriksa dia lebih lanjut dalam berbagai isu terkait 1MDB, termasuk barangarang yang disita dari properti terkait suaminya (Najib),” ungkap sumber yang dikutip Star Online.
Rosmah, 66, telah menghadapi 17 dakwaan, termasuk menerima dana dari aktivitas ilegal serta gagal mendeklarasikan pajak pendapatan. Dia menyatakan tidak bersalah atas semua tuduhan itu. Suaminya, Najib, menghadapi 38 dakwaan mulai dari pencucian uang hingga penyalah gunaan kekuasaan dan kejahatan pelanggaran kepercayaan.
Sementara itu, Istana Negeri Sembilan mencabut gelar Datuk Seri yang diberikan pada Najib dan Rosmah. “Pencabutan dua gelar itu segera berlaku,” ungkap Ketua Pencatatan Penghargaan Negara Dr Razali Ab Malik. “Keputusan itu bertujuan menjaga kehormatan institusi Kerajaan Negeri Sembilan,” ujar Dr Razali dikutip Channel News Asia.
Dr Razali menambahkan, pencabutan gelar itu di putuskan selama rapat khusus penganugerahan penghargaan dan medali Negeri Sembilan. “Meski demikian, dipahami bahwa Najib masih memegang gelar Datuk Seri dari negara bagian lain, termasuk Pahang, Melaka, Sabah, Serawak, Penang, Kelantan, Kedah, dan Perlis,” kata laporan The Star.
(don)