Rusia Kirim Versi S-300 yang Lebih Canggih ke Suriah
A
A
A
MOSKOW - Rusia dilaporkan telah memasok militer Suriah dengan sistem pertahanan rudal S-300PM-2, versi lain dari S-300 yang lebih canggih. Pengiriman senjata pertahanan itu untuk melawan serangan Israel.
Surar kabar Izvestia, pada hari Jumat (19/10/2018), melaporkan S-300PM-2 yang dipasok ke militer Damaskus menawarkan sistem radar dan komunikasi yang lebih canggih. Senjata pertahanan itu telah digunakan oleh tentara Rusia sejak 2010.
Laporan yang mengutip pejabat di Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, tiga baterai dari sistem S-300PM-2 telah ditransfer ke Suriah. Sistem baru ini merupakan pasokan tambahan dari baterai S-300 yang dikirim Moskow awal bulan ini.Meski demikian, baik militer Moskow maupun Damaskus secara resmi belum mengonfirmasi laporan tersebut.
Pada 17 September lalu pesawat mata-mata Il-20 Rusia secara tak sengaja ditembak jatuh oleh sistem rudal S-200 Suriah saat merespons serangan beberapa jet tempur F-16 Israel di Latakia. Insiden yang menewaskan 15 tentara Moskow itu telah memicu ketegangan antara Rusia dan Israel, di mana Moskow menyalahkan Tel Aviv dalam tragedi tersebut.
Pada tanggal 9 Oktober, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengaku telah berbicara dengan Wakil Perdana Menteri Rusia Maxim Akimov di Yerusalem. Netanyahu mengatakan bahwa Israel harus terus menyerang target musuh di Suriah, meskipun Moskow mengirimkan sistem pertahanan canggih tersebut.
Kepada Akimov, Netanyahu mencoba meyakinkan bahwa upaya serangan militer Israel di Suriah untuk mencegah Iran memasok persenjataan canggih kepada sekutu Lebanon-nya, Hizbullah.
"Meskipun ada pengiriman sistem pertahanan udara S-300 kepada militer Suriah, Israel berkomitmen untuk pertahanan dirinya akan melanjutkan aktivitas yang sah di Suriah terhadap Iran dan proksinya, yang menyatakan niat mereka untuk menghancurkan kita," kata Netanyahu.
Pertemuan itu adalah pertemuan umum pertama antara pejabat senior Rusia dan Netanyahu sejak insiden pesawat Il-20.
Netanyahu, yang bertemu Akimov di sela-sela pertemuan komite ekonomi bilateral, mengatakan bahwa dia yakin bahwa perselisihan dengan Moskow akan diselesaikan.
"Saya pikir dengan akal sehat dan niat baik kita bisa mencapai solusi yang akan memungkinkan kelanjutan koordinasi yang baik antara militer Rusia dan Israel," katanya.
Surar kabar Izvestia, pada hari Jumat (19/10/2018), melaporkan S-300PM-2 yang dipasok ke militer Damaskus menawarkan sistem radar dan komunikasi yang lebih canggih. Senjata pertahanan itu telah digunakan oleh tentara Rusia sejak 2010.
Laporan yang mengutip pejabat di Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, tiga baterai dari sistem S-300PM-2 telah ditransfer ke Suriah. Sistem baru ini merupakan pasokan tambahan dari baterai S-300 yang dikirim Moskow awal bulan ini.Meski demikian, baik militer Moskow maupun Damaskus secara resmi belum mengonfirmasi laporan tersebut.
Pada 17 September lalu pesawat mata-mata Il-20 Rusia secara tak sengaja ditembak jatuh oleh sistem rudal S-200 Suriah saat merespons serangan beberapa jet tempur F-16 Israel di Latakia. Insiden yang menewaskan 15 tentara Moskow itu telah memicu ketegangan antara Rusia dan Israel, di mana Moskow menyalahkan Tel Aviv dalam tragedi tersebut.
Pada tanggal 9 Oktober, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengaku telah berbicara dengan Wakil Perdana Menteri Rusia Maxim Akimov di Yerusalem. Netanyahu mengatakan bahwa Israel harus terus menyerang target musuh di Suriah, meskipun Moskow mengirimkan sistem pertahanan canggih tersebut.
Kepada Akimov, Netanyahu mencoba meyakinkan bahwa upaya serangan militer Israel di Suriah untuk mencegah Iran memasok persenjataan canggih kepada sekutu Lebanon-nya, Hizbullah.
"Meskipun ada pengiriman sistem pertahanan udara S-300 kepada militer Suriah, Israel berkomitmen untuk pertahanan dirinya akan melanjutkan aktivitas yang sah di Suriah terhadap Iran dan proksinya, yang menyatakan niat mereka untuk menghancurkan kita," kata Netanyahu.
Pertemuan itu adalah pertemuan umum pertama antara pejabat senior Rusia dan Netanyahu sejak insiden pesawat Il-20.
Netanyahu, yang bertemu Akimov di sela-sela pertemuan komite ekonomi bilateral, mengatakan bahwa dia yakin bahwa perselisihan dengan Moskow akan diselesaikan.
"Saya pikir dengan akal sehat dan niat baik kita bisa mencapai solusi yang akan memungkinkan kelanjutan koordinasi yang baik antara militer Rusia dan Israel," katanya.
(mas)