Seruan Catalonia Merdeka Kembali Menguat

Rabu, 03 Oktober 2018 - 13:27 WIB
Seruan Catalonia Merdeka Kembali Menguat
Seruan Catalonia Merdeka Kembali Menguat
A A A
BARCELONA - Para demonstran pendukung kemerdekaan Catalonia bentrok dengan aparat kepolisian di Barcelona, Spanyol. Itu terjadi saat ribuan pengunjuk rasa menggelar aksi peringatan setahun referendum kemerdekaan dari Spanyol.

Lebih dari 180.000 massa menggelar aksi di Barcelona. Polisi bentrok dengan para demonstran di gedung parlemen regional Catalonia.

Ratusan aktivis juga menduduki jalur kereta api berkecepatan tinggi yang menghubungkan Barcelona dan Figueres selama beberapa jam. Jalur kereta dan motor di Barcelona dan Lleida menghubungkan Barcelona dan Madrid pun diblokade oleh para demonstran.

“Pada 1 Oktober, tidak bo leh dimaafkan, tak boleh di lupakan,” demikian teriakan para demonstran. Mereka mengepung gedung parlemen Catalonia. Mereka juga memasang poster berjudul “Republik sedang dibangun”.

Pau Benito, mahasiswa kedokteran berusia 22 tahun, ikut aksi demonstrasi bersama kawan-kawannya. Dia berpikir pergerakan kemerdekaan harus berhati-hati. “Separuh rakyat Catalonia tidak mendukung kemerdekaan,” kata dia. Catalonia menggelar referendum pada 1 Oktober 2017 lalu.

Pemerintahan separatis Catalonia mendeklarasikan kemerdekaan pada 27 Ok tober 2017. Namun, Mahkamah Konstitusi Spanyol menganggap referendum itu ilegal dan Madrid memberlakukan kekuasaan langsung. Peringatan satu referendum diorganisir oleh Committees for the Defence of the Republic (CDR).

Mereka juga menuntut agar Catalonia memisahkan dari Spanyol. Aksi CDR juga diikuti pendukung Catalonia di luar Barcelona, seperti London dan Paris. Pada Juni lalu, Spanyol mengakhiri kekuasaan langsung di Catalonia.

Pemerintahan Catalonia kembali dipegang kubu nasionalis prokemerdekaan yang dipimpin Quim Torra. Saat menggelar acara di Sant Julia de Ramis, Catalonia Utara, Torra memuji para aktivis yang berani menekan pemerintahan Spanyol.

Menteri Luar Negeri Spanyol Josep Borrell yang merupakan warga Catalonia, menyerahkan kepada Torra dan pemerintahan regional untuk menstabilkan tatanan publik.

“Kita mencoba menurunkan ketegangan dan meminta semua orang untuk bertanggung jawab,” ujarnya dilansir BBC. Sebenarnya di tengah krisis politik, Catalonia masih menjadi kekuatan ekonomi utama bagi Spanyol. Seperlima ekonomi Spanyol ditopang oleh Catalonia.

Asosiasi perdagangan Catalonia menyatakan hotel di Barcelona mengalami penurunan pendapatan hingga 14% akibat ketidak stabilan politik. Bisnis dan investasi baru di Ca talonia menurun drastis akibat ketegangan politik.

Lebih dari 3.000 perusahaan sudah memindahkan kantor pusatnya dari Catalonia menuju Madrid. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez yang menggulingkan konservatif Mariano Rajoy pada Juni lalu, tetap menentang kemerdekaan Catalonia.

Sanchez menawarkan pen dekatan yang lebih lunak dengan menawarkan dialog lebih luas untuk menyusun otonomi bagi Catalonia.

Pemimpin baru Catalonia, Quim Torra, awal bulan ini menolak seruan dan langkah Sanchez. Torra tetap mendorong Madrid untuk menerima referendum kemerdekaan. Berdasarkan survei terbaru pada Juli menyebutkan, 46,7% warga Catalonia meng ingin kan kemerdekaan, tapi 44,9% menolak solusi tersebut.

Catalonia melaksanakan pemilu parlemen regional pada awal tahun ini, kubu prokemerdekaan tetap menguasai parlemen. Pengadilan terhadap pemimpin prokemerdekaan masih menjadi agenda politik yang di perjuangkan.

Selama ini mantan pemimpin Catalonia Carles Puigdemont dan lima penasihatnya masih bersembunyi di luar negeri. Dakwaan terhadap mereka tetap diberlakukan, jika mereka kembali ke Spanyol, maka mereka bisa ditangkap dan dijebloskan kepenjara.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3743 seconds (0.1#10.140)