Setelah 10 Tahun, Komando PBB Kembali Komunikasi dengan Korut
A
A
A
WASHINGTON - Komando PBB, yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dilaporkan kembali melakukan komunikasi dengan pejabat Korea Utara (Korut). Ini adalah komunikasi pertama kedua belah pihak dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Calon komandan pasukan AS-Korea, Jenderal Robert Abrams di depan Senat AS menyatakan, ada peningkatan komunikasi yang cukup signifikan antara pasukan komando PBB dengan Korut dalam beberapa bulan terakhir. Dia menyebut, terbukanya kembali komunikasi dengan Korut adalah langkah yang positif.
"Sudah lebih dari 300 hari, seperti yang Anda ketahui, sejak provokasi besar terakhir dari Korut. Sejak saat itu, ada dialog yang signifikan di berbagai tingkat yang tidak dilaporkan dengan baik, tetapi komunikasi militer ke militer antara komando PBB dan Korut di tingkat pejabat senior akhirnya terjadi dalam waktu pertama dalam 11 tahun," kata Abrams, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (26/9).
Hubungan AS dan Korut mulai membaik pasca terjadinya pertemuan antara Presiden AS, Donald Trump dan pemimpin Korut, Kim Jong-un pada bulan Juli lalu di Singapura. Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat untuk melakukan proses denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Paska pertemuan itu juga, Korut mulai perlahan-lahan terbuka pada dunia internasional. Terbaru, pasca adanya pertemuan ketiga antara Jong-un dan Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, Korut setuju untuk mengizinkan pengamat internasional untuk mengunjungi situs nuklir mereka dan melakukan inspeksi di sana.
Calon komandan pasukan AS-Korea, Jenderal Robert Abrams di depan Senat AS menyatakan, ada peningkatan komunikasi yang cukup signifikan antara pasukan komando PBB dengan Korut dalam beberapa bulan terakhir. Dia menyebut, terbukanya kembali komunikasi dengan Korut adalah langkah yang positif.
"Sudah lebih dari 300 hari, seperti yang Anda ketahui, sejak provokasi besar terakhir dari Korut. Sejak saat itu, ada dialog yang signifikan di berbagai tingkat yang tidak dilaporkan dengan baik, tetapi komunikasi militer ke militer antara komando PBB dan Korut di tingkat pejabat senior akhirnya terjadi dalam waktu pertama dalam 11 tahun," kata Abrams, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (26/9).
Hubungan AS dan Korut mulai membaik pasca terjadinya pertemuan antara Presiden AS, Donald Trump dan pemimpin Korut, Kim Jong-un pada bulan Juli lalu di Singapura. Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat untuk melakukan proses denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Paska pertemuan itu juga, Korut mulai perlahan-lahan terbuka pada dunia internasional. Terbaru, pasca adanya pertemuan ketiga antara Jong-un dan Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, Korut setuju untuk mengizinkan pengamat internasional untuk mengunjungi situs nuklir mereka dan melakukan inspeksi di sana.
(esn)