Kirim Bahan Bakar untuk Korut, AS Ancam Sanksi Rusia

Minggu, 23 September 2018 - 09:53 WIB
Kirim Bahan Bakar untuk Korut, AS Ancam Sanksi Rusia
Kirim Bahan Bakar untuk Korut, AS Ancam Sanksi Rusia
A A A
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan Washington tidak akan ragu-ragu untuk menjatuhkan sanksi pada pengirim yang membantu mendapatkan bahan bakar ke Korea Utara (Korut). Ini merupakan peringatan yang jelas untuk Rusia setelah Duta Besar AS untuk PBB menuduh Moskow melakukan kecurangan terhadap sanksi atas Korut.

Dikatakan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert, Korut terus menggunakan taktik untuk menghindari sanksi PBB. Ditambahkannya bahwa negara-negara anggota PBB diharuskan untuk melarang pengiriman kapal-ke-kapal bahan bakar minyak ke Korut.

"Amerika Serikat tidak akan ragu-ragu untuk menjatuhkan sanksi pada individu, entitas, atau kapal yang mendukung kegiatan terlarang Korea Utara, tanpa memandang kewarganegaraan," kata Nauert seperti dikutip dari Reuters, Minggu (23/9/2018).

Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara telah dengan suara bulat meningkatkan sanksi terhadap Korut sejak 2006 dalam upaya untuk mencekik pendanaan bagi program rudal nuklir dan balistik Pyongyang.

Tetapi AS dan Rusia baru-baru ini menunjukkan keretakan dalam kesatuan dewan atas sanksi.

"Washington memiliki bukti pelanggaran Rusia yang konsisten dan luas dari sanksi," kata Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley.

"Rusia membantu Korut secara ilegal mendapatkan bahan bakar melalui transfer di laut, telah menolak untuk mengusir warga Korea Utara yang masuk daftar hitam Badan Keamanan tahun lalu, dan telah mendorong perubahan pada laporan independen PBB tentang pelanggaran sanksi untuk menutupi pelanggaran oleh Rusia," ungkapnya.

Washington telah melacak 148 kasus tahun ini dari kapal tanker yang mengirim bahan bakar ke Korut dengan melanggar batas atas 500 ribu barel per tahun. Haley belum mengatakan berapa banyak transfer yang mungkin melibatkan Rusia.

Baca: AS Tuduh Rusia 'Curangi' Sanksi Korea Utara

Rusia lantas menanggapi komentar Haley dengan mengatakan Moskow tidak menekan para penulis laporan PBB dan menyalahkan Haley karena meningkatkan ketegangan.

Dengan peringatan terhadap pengiriman bahan bakar, pemerintah Trump mengisyaratkan itu tetap menekan Pyongyang bahkan setelah mengatakan ada kemajuan. Presiden Donald Trump pekan ini memuji pertemuan puncak antara pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in. Trump mengatakan telah terjadi kemajuan luar biasa dengan Korut di beberapa front termasuk denuklirisasi Pyongyang.

Baik Rusia dan China telah menyarankan Dewan Keamanan membahas pengurangan sanksi setelah Trump dan Kim Jong-un bertemu pada bulan Juni dan diktator muda Korut itu berjanji untuk bekerja menuju denuklirisasi.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada bahwa Washington sedang bekerja untuk mengatur pertemuan puncak antara Trump dan Jong-un setelah pertemuan mereka yang belum pernah terjadi sebelumnya di Singapura, tetapi masih ada pekerjaan yang harus dilakukan.

Baca: AS Tengah Persiapkan Pertemuan Trump-Kim Jong-un Jilid II
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4603 seconds (0.1#10.140)