Trump: Invasi Timur Tengah Lebih Buruk Daripada Perang Sipil

Kamis, 20 September 2018 - 09:41 WIB
Trump: Invasi Timur Tengah Lebih Buruk Daripada Perang Sipil
Trump: Invasi Timur Tengah Lebih Buruk Daripada Perang Sipil
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyebut keputusan mantan Presiden George W. Bush untuk menyerang Afghanistan dan Irak pada awal tahun 2000-an sebagai salah satu kesalahan terburuk dalam sejarah negara itu. Ia menambahkan bahwa keputusan itu lebih buruk daripada Perang Sipil yang merobek negara itu.

Trump mengecam keputusan kontroversial Bush untuk mengirim pasukan ke Irak dan Afghanistan pada tahun-tahun setelah serangan 11 September di New York, Washington dan Pennsylvania. Ia juga menyatakan Presiden Barack Obama mungkin telah menarik militer keluar dari wilayah tersebut, tetapi keputusan Bush jauh lebih buruk.

"Kesalahan tunggal terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah negara kita: pergi ke Timur Tengah, oleh Presiden Bush," kata Trump kepada The Hill dalam sebuah wawancara.

“Obama mungkin telah mengetahui pengiriman (tentara AS) salah, tetapi begitu masuk ke era saya itu adalah kesalahan tunggal terbesar yang dibuat dalam sejarah negara kita,” imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (20/9/2018).

Trump secara khusus mencatat biaya hidup moneter dan manusia sebagai alasan untuk menyalahkan Bush.

“Karena kami menghabiskan USD7 triliun di Timur Tengah. Sekarang jika Anda ingin memperbaiki jendela di suatu tempat, mereka berkata, 'oh, jangan lakukan. Tujuh triliun, dan jutaan nyawa — Anda tahu, karena saya suka menghitung kedua sisi. Jutaan orang hidup," tutur Trump.

Ia mencatat bahwa Perang Sipil adalah sebuah kasus kesalahan terburuk dalam sejarah negara itu, tetapi nilai invasi Bush masih lebih tinggi.

“Bagi saya itu adalah kesalahan tunggal terburuk yang dibuat dalam sejarah negara kita. Perang saudara Anda bisa mengerti. Perang saudara, perang saudara. Itu berbeda. Bagi kami pergi ke Timur Tengah, dan itu hanya, itu adalah hari yang buruk untuk negara ini, saya beritahu Anda,” ujarnya.

Selama kampanye dan sejak menjabat, Trump telah menyebut Perang Irak sebagai bencana dan sejak lama mengklaim bahwa AS seharusnya tidak pernah menyerbu Irak untuk menggulingkan Saddam Hussein. Invasi AS telah banyak dituding menjadi penyebab munculnya kelompok teroris Negara Islam (ISIS), yang menyatakan kekhalifahan baru di wilayah tersebut. Namun selama dua hingga tiga tahun terakhir pasukan Irak dan AS telah melumpuhkan pemberontakan.

Hampir 290 ribu warga sipil dan kombatan telah tewas sejak perang dimulai pada 2003 seperti yang dilakukan hampir 5.0000 anggota militer AS, menurut Irak Body Count, sebuah proyek yang telah menghitung kematian akibat perang sejak dimulai lebih dari 15 tahun yang lalu.

Sementara diperkirakan 620 ribu tentara tewas selama Perang Sipil, yang terjadi antara 1861 hingga 1865.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5254 seconds (0.1#10.140)