Duo Korea Lakukan Pembicaraan Tingkat Militer
A
A
A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) memulai pembicaraan urusan militer pada Kamis pagi. Pembicaraan itu dilakukan di desa perbatasan Panmunjom. Hal itu diungkapkan oleh Kementerian Pertahanan Korsel
Tiga anggota delegasi militer kedua belah pihak, yang dipimpin oleh perwira tingkat kolonel, memulai pembicaraan mereka pada pukul 10 pagi waktu setempat seperti yang dijadwalkan di Tongilgak, sebuah gedung Korut di Panmunjom seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (14/8/2018).
Pembicaraan militer ini terjadi menjelang pertemuan puncak antara Presiden Korsel, Moon Jae-in dan Pemimpin Korut Kim Jong-un, yang dijadwalkan akan diadakan di Pyongyang selama tiga hari dari 18 September mendatang.
Delegasi militer diperkirakan akan membahas cara-cara untuk meredakan ketegangan militer antara kedua Korea, termasuk penarikan bagian dari pos penjaga di dalam zona demiliterisasi (DMZ), yang membagi Semenanjung Korea, atas dasar percobaan.
Juga pada agenda dialog adalah cara-cara untuk melucuti Area Keamanan Gabungan (JSA) di dalam Panmunjom dan penggalian bersama sisa-sisa tentara yang gugur selama Perang Korea 1950-53.
Isu-isu itu disetujui oleh kedua pihak selama pembicaraan militer pada akhir Juli lalu.
Tiga anggota delegasi militer kedua belah pihak, yang dipimpin oleh perwira tingkat kolonel, memulai pembicaraan mereka pada pukul 10 pagi waktu setempat seperti yang dijadwalkan di Tongilgak, sebuah gedung Korut di Panmunjom seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (14/8/2018).
Pembicaraan militer ini terjadi menjelang pertemuan puncak antara Presiden Korsel, Moon Jae-in dan Pemimpin Korut Kim Jong-un, yang dijadwalkan akan diadakan di Pyongyang selama tiga hari dari 18 September mendatang.
Delegasi militer diperkirakan akan membahas cara-cara untuk meredakan ketegangan militer antara kedua Korea, termasuk penarikan bagian dari pos penjaga di dalam zona demiliterisasi (DMZ), yang membagi Semenanjung Korea, atas dasar percobaan.
Juga pada agenda dialog adalah cara-cara untuk melucuti Area Keamanan Gabungan (JSA) di dalam Panmunjom dan penggalian bersama sisa-sisa tentara yang gugur selama Perang Korea 1950-53.
Isu-isu itu disetujui oleh kedua pihak selama pembicaraan militer pada akhir Juli lalu.
(ian)