Polisi AS Salah Masuk Rumah, Malah Tembak Mati Penghuninya
A
A
A
DALLAS - Seorang perwira polisi Dallas, Texas, Amerika Serikat (AS) bertindak fatal. Dia salah masuk rumah yang dia kira miliknya, dan parahnya lagi dia menembak mati si penghuni rumah tersebut.
Insiden ini terjadi hari Kamis waktu setempat, namun baru diungkap Kepolisian Dallas hari Jumat.
Kepala Polisi Dallas, U. Renee Hall, mengatakan departemen kepolisiannya sedang mempersiapkan tuntutan terhadap perwiranya berdasarkan informasi yang tersedia.
"Saat ini, ada lebih banyak pertanyaan daripada jawaban kami," kata Hall saat konferensi pers, seperti dikutip Fox News, Sabtu (8/9/2018).
Menurut Departemen Kepolisian Dallas, perwira itu tiba di kompleks apartemen dan masih berseragam setelah ganti shift dinas. Si perwira yang bertindak fatal belum diungkap identitasnya.
Usai menembak mati penghuni apartemen yang tak bersalah, dia menelepon kantor polisi setempat untuk memberi tahu petugas atas kejadian tersebut. Dia mengatakan, korban adalah penghuni apartemen yang dia kira rumahnya. Dia menyadari bahwa dia salah masuk rumah.
Meski demikian, kepolisian tidak menjelaskan penyebab perwira itu menembak mati korban. Laporan media AS menyebut, korban ditembak mati karena dikira penyusup.
"Saya tidak akan masuk ke informasi itu sekarang," kata Sersan Warren Mitchell, juru bicara Departemen Kepolisian Dallas.
"Maksud saya, kami belum menginterogasi dia, dan seperti saya katakan ini hanyalah sebuah pernyataan awal. Kami masih banyak yang harus dilakukan dalam penyelidikan ini. Ini semua yang bisa kami berikan pada Anda saat ini," ujarnya.
Korban diidentifikasi bernama Botham Shem Jean, 26. Dia dibawa ke rumah sakit, di mana dia dinyatakan meninggal.
Petugas polisi yang melakukan kesalahan itu berstatus non-aktif dan menunggu hasil penyelidikan. Kejaksaan Dallas ikut bergabung dengan polisi dlam menyelidiki insiden tersebut.
Pihak Harding University, universitas swasta di Searcy, Arkansas, mengatakan Jean adalah penduduk asli negara Karibia dan sering memimpin kebaktian di kampus.
Dia lulus dari universitas itu pada tahun 2016. Sejak itu, dia bekerja di bidang penjaminan risiko untuk perusahaan akuntansi dan konsultan PricewaterhouseCoopers di Dallas.
Ibu Jean, Allie, mempertanyakan bagaimana insiden yang mematikan itu terjadi.
"Seseorang harus gila untuk tidak menyadari bahwa mereka masuk ke apartemen yang salah," kata Allie Jean kepada NBC News, menyindir polisi. "Dia lajang. Ada yang berbeda di dalam."
Allie mengatakan putranya adalah mahasiswa yang baik dan aktif di gereja.
"Kami sangat, sangat dekat," katanya. "Kami berbicara tentang segalanya, tentang politik. Botham mencintai semua orang, dan semua orang mencintainya."
Warga juga terkejut dengan kejadian itu.
"(Ini) super menakutkan karena polisi seharusnya melindungi Anda dan kemudian mereka pulang dan, Anda tahu, Anda hanya nongkrong di rumah Anda sendiri dan kemudian mereka pulang ke rumah yang mereka pikir itu rumah mereka. Saya tidak tahu apakah dia lelah, tetapi itu cukup menakutkan," kata Richard Healy Nelson, warga di kompleks apartemen tempat penembakan terjadi, kepada FOX 4 News.
"Ini mengerikan. Saya harap ini hanya kecelakaan yang tragis dan tidak lebih dari itu," kata Tomiya Melvin, warga lainnya, kepada Dallas News.
"Daerah ini menarik bagi saya karena selalu tampak sangat aman, dan sejauh ini sudah aman. Tapi saya tidak akan meninggalkan pintu saya lagi, itu sudah pasti."
Insiden ini terjadi hari Kamis waktu setempat, namun baru diungkap Kepolisian Dallas hari Jumat.
Kepala Polisi Dallas, U. Renee Hall, mengatakan departemen kepolisiannya sedang mempersiapkan tuntutan terhadap perwiranya berdasarkan informasi yang tersedia.
"Saat ini, ada lebih banyak pertanyaan daripada jawaban kami," kata Hall saat konferensi pers, seperti dikutip Fox News, Sabtu (8/9/2018).
Menurut Departemen Kepolisian Dallas, perwira itu tiba di kompleks apartemen dan masih berseragam setelah ganti shift dinas. Si perwira yang bertindak fatal belum diungkap identitasnya.
Usai menembak mati penghuni apartemen yang tak bersalah, dia menelepon kantor polisi setempat untuk memberi tahu petugas atas kejadian tersebut. Dia mengatakan, korban adalah penghuni apartemen yang dia kira rumahnya. Dia menyadari bahwa dia salah masuk rumah.
Meski demikian, kepolisian tidak menjelaskan penyebab perwira itu menembak mati korban. Laporan media AS menyebut, korban ditembak mati karena dikira penyusup.
"Saya tidak akan masuk ke informasi itu sekarang," kata Sersan Warren Mitchell, juru bicara Departemen Kepolisian Dallas.
"Maksud saya, kami belum menginterogasi dia, dan seperti saya katakan ini hanyalah sebuah pernyataan awal. Kami masih banyak yang harus dilakukan dalam penyelidikan ini. Ini semua yang bisa kami berikan pada Anda saat ini," ujarnya.
Korban diidentifikasi bernama Botham Shem Jean, 26. Dia dibawa ke rumah sakit, di mana dia dinyatakan meninggal.
Petugas polisi yang melakukan kesalahan itu berstatus non-aktif dan menunggu hasil penyelidikan. Kejaksaan Dallas ikut bergabung dengan polisi dlam menyelidiki insiden tersebut.
Pihak Harding University, universitas swasta di Searcy, Arkansas, mengatakan Jean adalah penduduk asli negara Karibia dan sering memimpin kebaktian di kampus.
Dia lulus dari universitas itu pada tahun 2016. Sejak itu, dia bekerja di bidang penjaminan risiko untuk perusahaan akuntansi dan konsultan PricewaterhouseCoopers di Dallas.
Ibu Jean, Allie, mempertanyakan bagaimana insiden yang mematikan itu terjadi.
"Seseorang harus gila untuk tidak menyadari bahwa mereka masuk ke apartemen yang salah," kata Allie Jean kepada NBC News, menyindir polisi. "Dia lajang. Ada yang berbeda di dalam."
Allie mengatakan putranya adalah mahasiswa yang baik dan aktif di gereja.
"Kami sangat, sangat dekat," katanya. "Kami berbicara tentang segalanya, tentang politik. Botham mencintai semua orang, dan semua orang mencintainya."
Warga juga terkejut dengan kejadian itu.
"(Ini) super menakutkan karena polisi seharusnya melindungi Anda dan kemudian mereka pulang dan, Anda tahu, Anda hanya nongkrong di rumah Anda sendiri dan kemudian mereka pulang ke rumah yang mereka pikir itu rumah mereka. Saya tidak tahu apakah dia lelah, tetapi itu cukup menakutkan," kata Richard Healy Nelson, warga di kompleks apartemen tempat penembakan terjadi, kepada FOX 4 News.
"Ini mengerikan. Saya harap ini hanya kecelakaan yang tragis dan tidak lebih dari itu," kata Tomiya Melvin, warga lainnya, kepada Dallas News.
"Daerah ini menarik bagi saya karena selalu tampak sangat aman, dan sejauh ini sudah aman. Tapi saya tidak akan meninggalkan pintu saya lagi, itu sudah pasti."
(mas)