Pangeran Saudi Sangkal Ada Perpecahan Keluarga Kerajaan
A
A
A
RIYADH - Seorang pangeran Arab Saudi membuat komentar kontroversial di depan para demonstran di London yang menentang perang Yaman. Namun, dia menyangkal jika komentarnya itu diartikan bahwa ada perpecahan di keluarga kerajaan.
Pangeran yang membuat komentar untuk para demonstran itu adalah Ahmed bin Abdulaziz al-Saud, yang merupakan saudara lelaki Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud yang berkuasa saat ini.
Pangeran Ahmed mengatakan kepada kerumunan demonstran di London untuk berhenti meneriakkan slogan-slogan kecaman terhadap keluarga Kerajaan Saudi atas keterlibatan kerajaan dalam konflik tiga tahun di Yaman.
"Apa yang harus dilakukan keluarga dengan itu? Orang-orang tertentu bertanggung jawab, raja dan putra mahkota," katanya. Komentar itu menyebar luas secara online dalam bentuk video.
Komentarnya itu dilihat oleh banyak orang di media sosial sebagai kritik langka dari anggota keluarga kerajaan terhadap kepemimpinan kerajaan serta perannya dalam konflik Yaman. PBB menyebut konflik Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Namun dalam sebuah pernyataan, pangeran Ahmed menepis penafsiran orang-orang atas komentarnya yang dia sebut tidak akurat.
"Saya telah menegaskan bahwa raja dan putra mahkota bertanggung jawab atas negara dan keputusannya," kata pangeran Ahmed dalam pernyataan yang dirilis media pemerintah, Saudi Press Agency (SPA) pada Selasa malam.
"Ini benar untuk keamanan dan stabilitas negara dan rakyat. Oleh karena itu, tidak mungkin menafsirkan apa yang saya katakan dengan cara lain," ujarnya seperti dikutip dari Middle East Eye, Jumat (7/9/2018).
Dalam upaya untuk menunjukkan persatuan dalam keluarga kerajaan, beberapa pengguna media sosial pro-Saudi mem-posting gambar Pangeran Ahmed mencium tangan Raja Salman.
Urusan internal keluarga kerajaan selama ini diselimuti kerahasiaan, meski diduga kuat ada perselisihan umum di dalamnya.
Pakar Saudi, James Dorsey, mengatakan bahwa insiden di London itu menunjukkan suatu tingkat pertanyaan dalam negeri tentang peran Riyadh dalam perang Yaman.
Pernyataan itu datang ketika Putra Mahkota Mohammad bin Salman mempererat cengkeramannya pada kekuasaan dengan menindak tegas perbedaan pendapat. Otoritas Saudi baru-baru ini memenjarakan ulama-ulama terkemuka hinga aktivis HAM dan aktivis pembela hak-hak perempuan.
Putra mahkota, arsitek dari intervensi kerajaan dalam peran Yaman sejak tahun 2015. Konflik yang menyebabkan hampir 10.000 orang tewas dan mendorong negara miskin itu ke jurang kelaparan.
Pangeran yang membuat komentar untuk para demonstran itu adalah Ahmed bin Abdulaziz al-Saud, yang merupakan saudara lelaki Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud yang berkuasa saat ini.
Pangeran Ahmed mengatakan kepada kerumunan demonstran di London untuk berhenti meneriakkan slogan-slogan kecaman terhadap keluarga Kerajaan Saudi atas keterlibatan kerajaan dalam konflik tiga tahun di Yaman.
"Apa yang harus dilakukan keluarga dengan itu? Orang-orang tertentu bertanggung jawab, raja dan putra mahkota," katanya. Komentar itu menyebar luas secara online dalam bentuk video.
Komentarnya itu dilihat oleh banyak orang di media sosial sebagai kritik langka dari anggota keluarga kerajaan terhadap kepemimpinan kerajaan serta perannya dalam konflik Yaman. PBB menyebut konflik Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Namun dalam sebuah pernyataan, pangeran Ahmed menepis penafsiran orang-orang atas komentarnya yang dia sebut tidak akurat.
"Saya telah menegaskan bahwa raja dan putra mahkota bertanggung jawab atas negara dan keputusannya," kata pangeran Ahmed dalam pernyataan yang dirilis media pemerintah, Saudi Press Agency (SPA) pada Selasa malam.
"Ini benar untuk keamanan dan stabilitas negara dan rakyat. Oleh karena itu, tidak mungkin menafsirkan apa yang saya katakan dengan cara lain," ujarnya seperti dikutip dari Middle East Eye, Jumat (7/9/2018).
Dalam upaya untuk menunjukkan persatuan dalam keluarga kerajaan, beberapa pengguna media sosial pro-Saudi mem-posting gambar Pangeran Ahmed mencium tangan Raja Salman.
Urusan internal keluarga kerajaan selama ini diselimuti kerahasiaan, meski diduga kuat ada perselisihan umum di dalamnya.
Pakar Saudi, James Dorsey, mengatakan bahwa insiden di London itu menunjukkan suatu tingkat pertanyaan dalam negeri tentang peran Riyadh dalam perang Yaman.
Pernyataan itu datang ketika Putra Mahkota Mohammad bin Salman mempererat cengkeramannya pada kekuasaan dengan menindak tegas perbedaan pendapat. Otoritas Saudi baru-baru ini memenjarakan ulama-ulama terkemuka hinga aktivis HAM dan aktivis pembela hak-hak perempuan.
Putra mahkota, arsitek dari intervensi kerajaan dalam peran Yaman sejak tahun 2015. Konflik yang menyebabkan hampir 10.000 orang tewas dan mendorong negara miskin itu ke jurang kelaparan.
(mas)