Kata Donald Trump, Iran Sekarang Sedang Kacau
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Donald John Trump tetap membuka kemungkinan untuk melakukan pembicaraan Amerika Serikat (AS) dan Republik Islam Iran. Namun, menurutnya, negeri para Mullah itu saat ini sedang kacau.
"Iran sedang dalam kekacauan sekarang. Mereka benar-benar goyah," kata Trump kepada wartawan hari Rabu waktu Washington sebelum melakukan pertemuan dengan emir Kuwait.
Namun, klaim pemimpin Amerika tersebu tidak disertai dengan bukti.
"Sekarang mereka hanya mengkhawatirkan kelangsungan hidup mereka sendiri sebagai sebuah negara," kata Trump, seperti dikutip Reuters, Kamis (6/9/2018).
"Kami akan melihat apa yang terjadi dengan Iran. Apakah mereka ingin berbicara atau tidak, itu terserah mereka, bukan terserah saya. Saya akan selalu tersedia, tetapi buklan masalah satu atau lain cara."
Pada bulan Mei, Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir Iran 2015. Perjanjian itu diteken Iran dengan enam negara kekuatan dunia; AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China. Perjanjian yang diteken di era Presiden Barack Obama itu berisi kesanggupan Iran untuk menghentikan program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi atau embargo ekonomi.
Trump mengatakan pada Juli lalu bahwa dia bersedia bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani tanpa prasyarat untuk membahas bagaimana meningkatkan hubungan kedua negara.
Ketika ditanya apakah dia akan bersedia bertemu dengan Rouhani di Majelis Umum PBB, Trump, yang akan memimpin pertemuan Dewan Keamanan di PBB terkait masalah Iran pada Iran bulan ini, mengatakan, “Itu mungkin. Segalanya mungkin. Segalanya mungkin. Kita lihat saja nanti."
"Iran sedang dalam kekacauan sekarang. Mereka benar-benar goyah," kata Trump kepada wartawan hari Rabu waktu Washington sebelum melakukan pertemuan dengan emir Kuwait.
Namun, klaim pemimpin Amerika tersebu tidak disertai dengan bukti.
"Sekarang mereka hanya mengkhawatirkan kelangsungan hidup mereka sendiri sebagai sebuah negara," kata Trump, seperti dikutip Reuters, Kamis (6/9/2018).
"Kami akan melihat apa yang terjadi dengan Iran. Apakah mereka ingin berbicara atau tidak, itu terserah mereka, bukan terserah saya. Saya akan selalu tersedia, tetapi buklan masalah satu atau lain cara."
Pada bulan Mei, Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir Iran 2015. Perjanjian itu diteken Iran dengan enam negara kekuatan dunia; AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China. Perjanjian yang diteken di era Presiden Barack Obama itu berisi kesanggupan Iran untuk menghentikan program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi atau embargo ekonomi.
Trump mengatakan pada Juli lalu bahwa dia bersedia bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani tanpa prasyarat untuk membahas bagaimana meningkatkan hubungan kedua negara.
Ketika ditanya apakah dia akan bersedia bertemu dengan Rouhani di Majelis Umum PBB, Trump, yang akan memimpin pertemuan Dewan Keamanan di PBB terkait masalah Iran pada Iran bulan ini, mengatakan, “Itu mungkin. Segalanya mungkin. Segalanya mungkin. Kita lihat saja nanti."
(mas)