Israel Beri Sinyal Bakal Serang Persenjataan Iran di Irak
A
A
A
TEL AVIV - Israel mengisyaratkan pihaknya dapat menyerang aset militer Iran yang dicurigai berada di Irak. Israel sebelumnya pernah melakukan hal serupa di Suriah.
Sebelumnya Reuters melaporkan bahwa Iran telah mengirim rudal balistik jarak pendek ke sekutu Syiah-nya di Irak dalam beberapa bulan terakhir. Namun, Teheran dan Baghdad secara resmi membantah laporan itu.
Baca Juga: Kirim Peringatan, Iran Dilaporkan Pindahkan Misil ke Irak
Israel melihat ekspansi regional Iran sebagai upaya untuk membuka front baru terhadapnya. Israel telah berulang kali melancarkan serangan di Suriah untuk mencegah pasukan pertahanan Iran membantu Damaskus dalam perang.
“Kami tentu memantau semua yang terjadi di Suriah dan, mengenai ancaman Iran, kami tidak membatasi diri hanya ke wilayah Suriah. Ini juga harus jelas,” kata Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman dalam konferensi yang diselenggarakan dan disiarkan langsung oleh Israel Television News Company.
Ditanya apakah itu termasuk kemungkinan tindakan di Irak, Lieberman berkata: “Saya mengatakan bahwa kita akan menghadapi ancaman Iran, dan tidak masalah dari mana ia datang. Kebebasan Israel sepenuhnya. Kami mempertahankan kebebasan bertindak ini,” seperti dikutip dari Reuters, Selasa (4/9/2018).
Tidak ada tanggapan segera dari pemerintah Irak, yang secara teknis berperang dengan Israel, atau dari Komando Sentral Amerika Serikat (AS) di Washington, yang mengawasi operasi militer AS di Irak.
Televisi Channel 1 Israel melaporkan bahwa dalam beberapa minggu terakhir AS meminta Israel untuk tidak menyerang wilayah Irak. Stasiun televisi itu mengatakan telah mengumpulkan informasi dari "pejabat Barat."
Menurut sumber-sumber regional, Israel mulai melakukan serangan udara di Suriah pada tahun 2013 terhadap dugaan transfer dan penyebaran senjata oleh Iran dan sekutu Libanonnya, milisi Syiah Hizbullah.
Operasi-operasi ini telah diabaikan oleh Rusia, pendukung terbesar kekuatan Damaskus, dan berkoordinasi dengan kekuatan lain yang melakukan operasi militer mereka sendiri di Suriah.
Seorang diplomat Barat memberi penjelasan tentang koordinasi kepada Reuters tahun lalu bahwa, sementara Israel memiliki "tangan yang bebas" di Suriah, diperkirakan tidak akan mengambil tindakan militer di negara tetangga Irak, di mana AS telah berjuang untuk membantu mencapai stabilitas sejak Invasi 2003 untuk menggulingkan Saddam Hussein.
Meskipun negara mereka resmi bermusuhan, Israel dan Irak tidak secara terbuka melakukan serangan dalam beberapa dasawarsa.
Pada tahun 1981, angkatan udara Israel menghancurkan sebuah reaktor nuklir Irak dekat Baghdad. Selama perang Teluk 1991, Irak menembakkan puluhan roket Scud ke Israel, yang tidak membalas, karena pertimbangan upaya AS untuk mempertahankan koalisi Arab melawan Saddam.
Israel sempat membuat rencana bagi pasukan komandonya membunuh Saddam di Irak pada tahun 1992, tetapi rencana itu ditinggalkan setelah kecelakaan pelatihan yang fatal.
Sebelumnya Reuters melaporkan bahwa Iran telah mengirim rudal balistik jarak pendek ke sekutu Syiah-nya di Irak dalam beberapa bulan terakhir. Namun, Teheran dan Baghdad secara resmi membantah laporan itu.
Baca Juga: Kirim Peringatan, Iran Dilaporkan Pindahkan Misil ke Irak
Israel melihat ekspansi regional Iran sebagai upaya untuk membuka front baru terhadapnya. Israel telah berulang kali melancarkan serangan di Suriah untuk mencegah pasukan pertahanan Iran membantu Damaskus dalam perang.
“Kami tentu memantau semua yang terjadi di Suriah dan, mengenai ancaman Iran, kami tidak membatasi diri hanya ke wilayah Suriah. Ini juga harus jelas,” kata Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman dalam konferensi yang diselenggarakan dan disiarkan langsung oleh Israel Television News Company.
Ditanya apakah itu termasuk kemungkinan tindakan di Irak, Lieberman berkata: “Saya mengatakan bahwa kita akan menghadapi ancaman Iran, dan tidak masalah dari mana ia datang. Kebebasan Israel sepenuhnya. Kami mempertahankan kebebasan bertindak ini,” seperti dikutip dari Reuters, Selasa (4/9/2018).
Tidak ada tanggapan segera dari pemerintah Irak, yang secara teknis berperang dengan Israel, atau dari Komando Sentral Amerika Serikat (AS) di Washington, yang mengawasi operasi militer AS di Irak.
Televisi Channel 1 Israel melaporkan bahwa dalam beberapa minggu terakhir AS meminta Israel untuk tidak menyerang wilayah Irak. Stasiun televisi itu mengatakan telah mengumpulkan informasi dari "pejabat Barat."
Menurut sumber-sumber regional, Israel mulai melakukan serangan udara di Suriah pada tahun 2013 terhadap dugaan transfer dan penyebaran senjata oleh Iran dan sekutu Libanonnya, milisi Syiah Hizbullah.
Operasi-operasi ini telah diabaikan oleh Rusia, pendukung terbesar kekuatan Damaskus, dan berkoordinasi dengan kekuatan lain yang melakukan operasi militer mereka sendiri di Suriah.
Seorang diplomat Barat memberi penjelasan tentang koordinasi kepada Reuters tahun lalu bahwa, sementara Israel memiliki "tangan yang bebas" di Suriah, diperkirakan tidak akan mengambil tindakan militer di negara tetangga Irak, di mana AS telah berjuang untuk membantu mencapai stabilitas sejak Invasi 2003 untuk menggulingkan Saddam Hussein.
Meskipun negara mereka resmi bermusuhan, Israel dan Irak tidak secara terbuka melakukan serangan dalam beberapa dasawarsa.
Pada tahun 1981, angkatan udara Israel menghancurkan sebuah reaktor nuklir Irak dekat Baghdad. Selama perang Teluk 1991, Irak menembakkan puluhan roket Scud ke Israel, yang tidak membalas, karena pertimbangan upaya AS untuk mempertahankan koalisi Arab melawan Saddam.
Israel sempat membuat rencana bagi pasukan komandonya membunuh Saddam di Irak pada tahun 1992, tetapi rencana itu ditinggalkan setelah kecelakaan pelatihan yang fatal.
(ian)