Mark Rutte, Perdana Menteri yang Rendah Hati

Selasa, 04 September 2018 - 08:33 WIB
Mark Rutte, Perdana Menteri yang Rendah Hati
Mark Rutte, Perdana Menteri yang Rendah Hati
A A A
NAMA Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte menjadi viral pada Juni lalu saat dirinya menumpahkan kopi di lantai, lantas berinisiatif membersihkannya sendiri dengan kain pel.

Kehidupannya sebelum menjadi politikus rupanya membuatnya tetap rendah hati. Akibat tindakannya membersihkan lantai tersebut, Rutte langsung mendapat banyak pujian dan disebut sebagai simbol etika dan kerendahan hati.

Bahkan, di Belanda, tindakannya itu dianggap tak lazim untuk seorang pejabat negara.
Perilaku Rutte memang menarik. Saat itu dia sedang berjalan menuju Gedung Parlemen Belanda sambil membawa secangkir kopi.

Lalu, saat melewati pintu masuk keamanan, Rutte tak sengaja menumpahkan kopi yang dibawanya. Tanpa menunggu tawaran bantuan datang, Rutte pun langsung mengambil alat pel dan membersihkan tumpahan kopinya tersebut.

Melihat hal ini, beberapa staf pembersihan gedung pun langsung berdiri di sampingnya sambil bersorak-sorai dan bertepuk tangan. Mereka terlihat begitu senang dengan hal yang dilakukan Rutte.

Menurut saluran penyiaran publik Belanda NOS, Rutte bahkan sempat bertanya, apakah mereka memiliki ember untuk membersihkan kopi itu. Video ini pun langsung viral dan memuji Rutte yang masih mau membersihkan tumpahan kopinya meski sudah menjadi pejabat negara.

Tak hanya di Eropa, video ini juga menyebar di halaman Facebook BBC Arab , dan ditonton hingga ratusan ribu kali, termasuk di India. Banyak warganet yang berkomentar bahwa pemimpin mereka tidak akan mau melakukan hal yang sama dengan Rutte.

“Orang-orang di seluruh dunia memuji PM Belanda karena hal tersebut, dan di sisi lain, itu juga memberikan gambaran mentalitas elitis yang ada pada pemimpin politik lainnya,” tulis surat kabar Indian Express.

Kehadiran Rutte di dunia politik Belanda memang memberi warna tersendiri. Sejak diangkat menjadi PM Belanda pada 2010, Rutte memang terkenal dengan sebutannya sebagai politikus yang sederhana, santai, berwibawa, tapi tetap kritis dan “tajam”. Ini memang tidak terlepas dari kehidupannya sebelum menjadi politikus.

Dia sempat mengajar selama satu jam setiap minggu di sekolah distrik miskin di Den Haag. Bahkan, hingga saat ini, menurut laporan AFP, dia juga masih mengendarai mobil bekas dan menggunakan telepon seluler lama.

Dia juga masih tinggal di apartemen yang dia beli setelah mendapatkan gelar master Jurusan Sejarah dari Universitas Leiden yang prestisius pada 1992. Sementara itu, pria kelahiran 14 Februari 1967 ini juga banyak disukai lawan politiknya.

Seperti pemimpin Partai Demokrat 66 Alexander Pechtold. Dia menilai Rutte bisa memberikan penjelasan dengan baik tentang roda pemerintahan yang dijalankannya. Lalu, wali kota Amsterdam terpilih Femke Halsema juga menyetujui hal itu.

Dia mengatakan jawaban-jawaban yang diberikan Rutte seperti angin segar untuk warga Belanda. Rutte juga terlihat lebih mencolok jika dibandingkan dengan PM sebelumnya, Jan Peter Balkenende. Jan dinilai sama sekali tidak lugas dan sering membaca pidato-pidatonya yang bermuatan jargon secara monoton.

Sikapnya yang sangat jujur dan terbuka juga banyak dipuji. Kendati demikian, ilmuwan politik di Vrije Universiteit, Amsterdam, Andre Krouwel mengatakan Rutte harus berhati-hati dengan sikapnya tersebut karena bisa berakhir dengan masalah.

Sementara itu, di luar kehidupan politiknya, Rutte juga dikenal dekat dengan keluarganya, terutama ibunya, Hermina Cornelia Dilling, 90. Hampir setiap akhir pekan, dia mengajak ibunya makan di restoran Indonesia favorit di Amsterdam.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7788 seconds (0.1#10.140)