AS: Negosiasi Nuklir Korea Utara Belum Berhenti

Kamis, 30 Agustus 2018 - 00:20 WIB
AS: Negosiasi Nuklir Korea Utara Belum Berhenti
AS: Negosiasi Nuklir Korea Utara Belum Berhenti
A A A
WASHINGTON - Para pejabat pemerintahan Trump memberikan pesan yang berbeda tentang komitmen Korea Utara (Korut) terkait denuklirisasi. Mereka mencoba untuk memberikan penjelasan terkait keputusan mendadak Presiden Donald Trump yang membatalkan rencana perjalanan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo ke Pyongyang.

Pada konferensi keamanan nasional, Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Nikki Haley mengatakan, rezim Korut mungkin memiliki pemikiran lain tentang janjinya untuk melepas persenjataan nuklirnya. Pada saat yang sama, Haley mengatakan AS sedang membuat kemajuan dalam tekanan diplomatiknya untuk memaksa Korut melakukan denuklirisasi.

“Lihatlah, apakah mereka berharap atau mungkin mengubah pikiran mereka tentang denuklirisasi? Itu mungkin,” kata Haley.

"Ini akan menjadi proses yang sulit, tetapi ini masih berjalan ke arah yang benar," imbuhnya seperti dikutip dari USA Today, Kamis (30/8/2018).

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert, juga menegaskan ada kemajuan yang dibuat pada denuklirisasi. Ia bahkan mengulangi keluhan Presiden Donald Trump yang mengatakan rezim Korut tampak lambat dalam melakukan denuklirisasi.

Nauert juga membacakan pernyataan dari Pompeo yang menyatakan bahwa dia tetap berkomitmen pada tekanan diplomatik.

"Meskipun keputusan untuk menunda perjalanan saya ke Pyongyang, Amerika siap untuk terlibat ketika jelas Ketua Kim siap untuk memenuhi komitmen yang dia buat di Singapura," kata Menteri Luar Negeri AS.

“Amerika Serikat, seperti seluruh dunia, menantikan kepatuhan Korea Utara dengan denuklirisasi," imbuh Pompeo dalam pernyataan tersebut.

Saat ditekan untuk menjelaskan keputusan Trump untuk membatalkan perjalanan Pompeo, Nauert menolak untuk mengkonfirmasi laporan Washington Post bahwa penyebabnya adalah surat dari wakil teratas Kim Jong-un.

Dalam laporannya, Washington Post mengatakan Pompeo menerima surat pernyataan yang kasar dari Kim Yong-chol, wakil ketua Komite Pusat Partai Buruh yang berkuasa di Korut.

Washington Post, mengutip sumber anonim, tidak mengungkapkan bahasa apa yang digunakan dalam surat itu tetapi mengatakan itu "cukup agresif" bahwa Pompeo dan Trump dibujuk untuk membatalkan perjalanan ke Korut.

"Saya tidak bisa mengkonfirmasi surat," kata Nauert kepada wartawan pada pengarahan Departemen Luar Negeri.

"Seluruh tim keamanan nasional membahas ini ... Mereka membuat penilaian bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk bepergian," imbuhnya.

Nauert mengatakan dia tidak yakin apakah ada pejabat Departemen Luar Negeri telah mencapai Korut di tengah tweet-tweet Trump pada hari Jumat. Dan dia mengabaikan pertanyaan tentang apakah pembicaraan denuklirisasi telah gagal, seperti yang telah disarankan oleh beberapa sekutu dan kritikus Trump. Dia mengatakan telah ada kemajuan, hanya tidak sesuai dengan keinginan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5857 seconds (0.1#10.140)