Militer Rusia Uji Coba Baju Perang Tentara Super Exoskeleton
A
A
A
MOSKOW - Militer Rusia telah meluncurkan prototipe untuk serat karbon exoskeleton yang dapat mengubah pasukannya menjadi tentara super.
Menurut kantor berita Rusia, Tass, pelindung tubuh itu cukup ringan namun sangat kuat dan akan memberikan cukup kekuatan ekstra kepada tentara untuk menembakkan senapan mesin hanya dengan satu tangan.
TsNiiTochMash, pabrikan peralatan terkemuka untuk militer Rusia, menawarkan rincian awal eksosuit di pameran tahunan Tentara Rusia. Pameran ini digambarkan sebagai pameran senjata dan peralatan militer terkemuka di dunia.
"Versi pasif dari baju besi ini telah digunakan oleh militer Rusia di Suriah, terutama untuk memungkinkan tentara membawa beban yang lebih berat, hingga 50kg, dengan menyebarkan beban di atas berbagai elemen jas," tulis The Daily Telegraph dalam sebuah laporan.
Namun, untuk versi aktif akan secara langsung meningkatkan kemampuan bertempur seorang prajurit. Menurut pihak pengembang, versi ini akan siap diluncurkan pada tahun 2025.
"Dilengkapi dengan motor listrik, eksosuit akan memungkinkan tentara untuk membawa lebih banyak peralatan tempur dan persenjataan, bergerak lebih cepat dan mencapai tujuan tempur dengan lebih efektif," tulis Tass.
Perancang utama baju zirah itu, Oleg Faustov, mengatakan bahwa uji coba sudah berlangsung dan hasil awalnya cukup menjanjikan.
"Dalam uji coba, exoskeleton mampu menembak dari senapan mesin hanya dengan satu tangan dan secara akurat mencapai target," katanya seperti dikutip dari The Week, Selasa (28/8/2018).
Menurut Telegraph, pelindung tubuh - yang telah dibandingkan dengan film sci-fi blockbuster 1987 RoboCop - juga dilengkapi dengan helm yang dilengkapi dengan sistem yang bertujuan menghitung jarak target sambil menampilkan kecepatan angin dan suhu udara.
Militer Rusia semakin terfokus pada potensi AI atau kecerdasan buatan dan robotika dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2016, Letnan Jenderal Andrey Grigoriev, kepala Advanced Research Foundation militer Rusia menyebut bahwa perang di masa depan akan ditentukan oleh sistem tempur tanpa awak, seperti dilaporkan oleh Rusia Today.
"Hari-hari tentara konvensional di medan perang segera akan berakhir," katanya.
Menurut kantor berita Rusia, Tass, pelindung tubuh itu cukup ringan namun sangat kuat dan akan memberikan cukup kekuatan ekstra kepada tentara untuk menembakkan senapan mesin hanya dengan satu tangan.
TsNiiTochMash, pabrikan peralatan terkemuka untuk militer Rusia, menawarkan rincian awal eksosuit di pameran tahunan Tentara Rusia. Pameran ini digambarkan sebagai pameran senjata dan peralatan militer terkemuka di dunia.
"Versi pasif dari baju besi ini telah digunakan oleh militer Rusia di Suriah, terutama untuk memungkinkan tentara membawa beban yang lebih berat, hingga 50kg, dengan menyebarkan beban di atas berbagai elemen jas," tulis The Daily Telegraph dalam sebuah laporan.
Namun, untuk versi aktif akan secara langsung meningkatkan kemampuan bertempur seorang prajurit. Menurut pihak pengembang, versi ini akan siap diluncurkan pada tahun 2025.
"Dilengkapi dengan motor listrik, eksosuit akan memungkinkan tentara untuk membawa lebih banyak peralatan tempur dan persenjataan, bergerak lebih cepat dan mencapai tujuan tempur dengan lebih efektif," tulis Tass.
Perancang utama baju zirah itu, Oleg Faustov, mengatakan bahwa uji coba sudah berlangsung dan hasil awalnya cukup menjanjikan.
"Dalam uji coba, exoskeleton mampu menembak dari senapan mesin hanya dengan satu tangan dan secara akurat mencapai target," katanya seperti dikutip dari The Week, Selasa (28/8/2018).
Menurut Telegraph, pelindung tubuh - yang telah dibandingkan dengan film sci-fi blockbuster 1987 RoboCop - juga dilengkapi dengan helm yang dilengkapi dengan sistem yang bertujuan menghitung jarak target sambil menampilkan kecepatan angin dan suhu udara.
Militer Rusia semakin terfokus pada potensi AI atau kecerdasan buatan dan robotika dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2016, Letnan Jenderal Andrey Grigoriev, kepala Advanced Research Foundation militer Rusia menyebut bahwa perang di masa depan akan ditentukan oleh sistem tempur tanpa awak, seperti dilaporkan oleh Rusia Today.
"Hari-hari tentara konvensional di medan perang segera akan berakhir," katanya.
(ian)