Membingungkannya Protokol Berkabung Gedung Putih untuk McCain....

Selasa, 28 Agustus 2018 - 12:25 WIB
Membingungkannya Protokol...
Membingungkannya Protokol Berkabung Gedung Putih untuk McCain....
A A A
WASHINGTON - Ada pemandangan membingungkan di kantor Kepresidenan Amerika Serikat (AS) atau Gedung Putih di Washington saat publik berkabung atas meninggalnya Senator John McCain. Bendera nasional di kantor itu mulanya berkibar setengah tiang, lalu dinaikkan dan anehnya dikibarkan lagi setengah tiang.

Pemandangan yang terjadi dari Sabtu hingga Senin waktu Washington itu merupakan cerminan protokol Gedung Putih yang membingungkan. Padahal, McCain dianggap sebagai pahlawan sejati Amerika, di mana dia ikut bertempur dalam Perang Vietnam.

McCain yang pernah jadi tawanan perang di Vietnam merupakan Senator AS dari Arizona. Dia pernah jadi kandidat presiden AS dari Partai Republik 2008, namun dikalahkan oleh Barack Obama.

Dia meninggal karena kanker otak pada hari Sabtu lalu di usia 81 tahun. Kematiannya membuat banyak warga AS mengibarkan bendera setengah tiang sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa McCain.

Protokol membingungkan Gedung Putih tak lepas dari sikap Presiden Donald Trump yang sebelumnya berseteru dengan McCain, meski keduanya sama-sama dari Partai Republik.

Dalam kampanye pemilihan presiden 2016, Trump terang-terangan menyebut McCain "bukan pahlawan perang". Alasannya, dia tertangkap pasukan Vietnam. Namun, saat senator top itu meninggal, Trump menyampaikan belasungkawa di media sosial meski dihujat publik Amerika Serikat karena dianggap sebagai empati palsu.

Pada hari Gedung Putih mengibarkan bendera setengah tiang. Namun, kemudian menaikannya seperti pengibaran bendera secara normal. Di AS, peringatan berkabung dengan mamasang bendera setengah tiang biasanya lebih dari dua hari.

Presiden Trump sendiri menunda untuk mengeluarkan "proklamasi tradisional" untuk memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang selama lebih dari dua hari.

Namun, di bawah tekanan dari para veteran dan anggota Kongres, Trump mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa dia menghormati jasa McCain untuk bangsa dan telah memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang.

Dalam sebuah surat kepada Trump di halaman Facebook-nya, kelompok veteran "American Legion" telah mendesak Gedung Putih untuk mengikuti protokol yang telah lama ditetapkan setelah kematian pejabat pemerintah terkemuka. Kelompok veteran itu menggambarkan sosok McCain sebagai anggota yang dihormati.

Setelah seharian mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang disuarakan banyak pihak tentang McCain, Trump memecah keheningannya selama pertemuan para pemimpin evangelis di Gedung Putih pada Senin malam.

"Hati dan doa kami tertuju kepada keluarga Senator John McCain...dan kami sangat menghargai segala sesuatu yang telah dilakukan Senator McCain untuk negara kami," katanya kepada para pemimpin agama, seperti dikutip Reuters, Selasa (28/8/2018).

Tak hanya di Gedung Putih, protokol membingungkan juga terjadi di kantor-kantor pemerintah federal. Banyak bendera AS dikibarkan setengah tiang di gedung Capitol AS dan di ratusan taman nasional. Namun, bendera berkibar normal di Pentagon dan Mahkamah Agung AS.

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS telah mengeluarkan pemberitahuan dari pemerintah setelah kematian McCain untuk menurunkan bendera jadi setengah tiang di fasilitas-fasilitas AS. Tapi menurut seorang pejabat Washington, pemberitahuan itu dibatalkan pada hari Senin.

Presiden AS biasanya mengikuti jejak Kongres terkait sikap berkabung terhadap seorang anggota parlemen terkemuka. Bendera biasanya dikibarkan setengah tiang sampai matahari terbenam pada hari penmakaman.

"Saya ragu Anda dapat menemukan situasi yang sebanding di mana presiden tidak memerintahkan bendera dikibarkan setengah tiang sampai hari pemakaman," kata John Lawrence, profesor sejarah di University of California's Washington Center.

"Perbedaan antara kebijakan Kongres dan Gedung Putih jelas terlihat dan agak mengejutkan."

McCain memang dikenal menjadi kritikus Trump. Keluarga McCain mengatakan bahwa mendiang berpesan agar presiden Trump jangan menghadiri pemakamannya.
(mas)
Berita Terkait
Amerika Serikat Darurat...
Amerika Serikat Darurat Ekonomi, Berdampak ke Indonesia?
Donald Trump Kampanye...
Donald Trump Kampanye Pilpres Tanpa Kenakan Masker
DPR Amerika Serikat...
DPR Amerika Serikat Kembali Makzulkan Presiden Donald Trump
Pendukung Donald Trump...
Pendukung Donald Trump Kembali Berunjuk Rasa di Arizona
Tak Jadi Ditahan, Usai...
Tak Jadi Ditahan, Usai Diperiksa Donal Trump Kembali ke Florida
Pendukung Trump dan...
Pendukung Trump dan Massa Anti-Trump Bentrok di Washington DC
Berita Terkini
Siapa Haj Hasan Ibrahim...
Siapa Haj Hasan Ibrahim Al Fardan? Pengusaha Mutiara yang Jadi Inspirasi Arah Kemajuan Uni Emirat Arab
1 jam yang lalu
Jepang Harus Bayar Mahal...
Jepang Harus Bayar Mahal untuk Aliansi dengan AS! Bukan Ancaman dari Musuh, tapi Terlalu Banyak Kasus Pemerkosaan
2 jam yang lalu
Tentara Israel Kepung...
Tentara Israel Kepung Rafah, Siapkan Serangan Besar untuk Membangun Koridor Morag
2 jam yang lalu
Perundingan AS dan Iran...
Perundingan AS dan Iran Berlansung Konstruktif dan Positif, Akankah Konflik Timur Tengah Mereda?
4 jam yang lalu
Rusia Lacak Kapal Selam...
Rusia Lacak Kapal Selam Nuklir Inggris yang Teknologinya Dinilai Sangat Tua dan Ketinggalan Zaman
5 jam yang lalu
The Times: Inggris Terlibat...
The Times: Inggris Terlibat Perang Rusia-Ukraina, Termasuk Kerahkan Pasukan Rahasia
9 jam yang lalu
Infografis
Antisipasi NATO, Putin...
Antisipasi NATO, Putin Panggil 160.000 Pemuda untuk Wajib Militer
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved