Harganya Murah, Jadi Favorit Jamaah Haji
A
A
A
Menjelang kepulangannya ke Tanah Air, banyak jamaah haji Indonesia yang berburu oleh-oleh ke Pasar Jafariyah (Souq Jafariyah) yang berlokasi di kawasan Al Jumayzah, Mekkah, Arab Saudi.
Barang yang dijual di pasar tersebut terkenal dengan harga yang murah. Mayoritas jamaah haji asal Indonesia membeli barang berupa gelang, tasbih, sajadah, hingga pakaian yang dijajakan di pasar tersebut. Barang-barang tersebut diborong jamaah untuk suvenir yang akan dibagikan kepada sanak famili dan tetangga saat tiba di Tanah Air.
Pasar ini hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari Masjidil haram dan bisa diakses dengan jalan kaki. Dari Masjidil haram, jamaah harus melewati Terminal Syieb Amir. Kemudian ke arah makam Ma’la, tempat ibunda Khadijah dimakamkan. Setelah itu, jamaah akan melewati Masjid Jin.
Di sini, jamaah barulah akan bertemu Pasar Jafariyah. Pasar yang terletak di Jalan Syieb Ali ini menjadi tempat yang paling favorit dikunjungi jamaah haji Indonesia untuk berburu oleh-oleh dan suvenir haji. Suvenir seperti tasbih rata-rata dijual 2-4 riyal per buah, bergantung kualitasnya.
Betapa tidak favorit, sebelum berangkat ke Tanah Suci, baik untuk berhaji maupun umrah, jamaah sering kali dibisiki orang-orang yang pernah punya pengalaman dengan pasar tersebut. “Pasarnya mirip Tanahabang. Buat beli oleh-oleh oke banget, tinggal pilih,” kata Pipih Hopipah, 43, jamaah haji asal Jakarta (JKG 23), di Misfalah, Mekkah, kemarin.
Pipih mengatakan harga di pasar ini adalah harga grosir. Cocok buat untuk oleh-oleh dalam partai besar, misalnya saja oleh-oleh buat keluarga, sanak famili, tetangga, perkum pulan arisan, majelis taklim, pengajian masjid, teman kantor. Harga sajadah di pasar ini hanya sekitar 50 riyal untuk enam potong, sementara kalau di luar mencapai 10 riyal untuk satu potong.
Selain itu, kosmetik pacar merek Rani di pertokoan dibanderol 25-30 riyal per lusin, tapi kalau di Pasar Jafariyah 18 riyal. Pipih datang ke pasar tersebut bersama suaminya, Tiyas Puguh Pracoyo, 47, dan sejumlah anggota rombongan kloternya. Pipih pun membeli oleh-oleh sekedar buah tangan.
Tiyas pun demikian. “Sorban yang semula harganya 35 riyal jadi 20 riyal karena saya beli lima potong,” kata Tiyas menimpali. Bagi Tiyas dan Pipih, oleholeh adalah penyambung silaturahim. Terlebih keluarga dan sanak famili, keluarga, dan para tetangga telah mendoakannya sebelum berangkat ke tanah suci.
Di sela-sela para jamaah membeli oleh-oleh dan barang untuk suvenir, para pedagang terus saja menawarkan barang dagangannya. “Indonesia bagus.... Indonesia bagus... Ayo beli... Ayo beli, murah.... murah....,” begitu suara para pedagang bersahut-sahutan menarik perhatian pembeli, begitu serombongan jamaah haji asal Indonesia tiba di pasar tersebut.
Juarni, seorang jamaah asal Medan, mengaku membeli kurma dan gantungan kunci yang akan dibagikan kepada sanak famili dan para tetangganya. “Saya beli kurma dan gantungan kunci 15 lusin,” katanya saat ditemui ketika menunggu rekannya yang masih memburu oleh-oleh di Pasar Jafariyah kemarin. Pasar Jafariyah disebutsebut sebagai Pasar Seng yang telah dibongkar Pemerintah Kota Mekkah untuk perluasan Masjidilharam.
Barang yang dijual di pasar tersebut terkenal dengan harga yang murah. Mayoritas jamaah haji asal Indonesia membeli barang berupa gelang, tasbih, sajadah, hingga pakaian yang dijajakan di pasar tersebut. Barang-barang tersebut diborong jamaah untuk suvenir yang akan dibagikan kepada sanak famili dan tetangga saat tiba di Tanah Air.
Pasar ini hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari Masjidil haram dan bisa diakses dengan jalan kaki. Dari Masjidil haram, jamaah harus melewati Terminal Syieb Amir. Kemudian ke arah makam Ma’la, tempat ibunda Khadijah dimakamkan. Setelah itu, jamaah akan melewati Masjid Jin.
Di sini, jamaah barulah akan bertemu Pasar Jafariyah. Pasar yang terletak di Jalan Syieb Ali ini menjadi tempat yang paling favorit dikunjungi jamaah haji Indonesia untuk berburu oleh-oleh dan suvenir haji. Suvenir seperti tasbih rata-rata dijual 2-4 riyal per buah, bergantung kualitasnya.
Betapa tidak favorit, sebelum berangkat ke Tanah Suci, baik untuk berhaji maupun umrah, jamaah sering kali dibisiki orang-orang yang pernah punya pengalaman dengan pasar tersebut. “Pasarnya mirip Tanahabang. Buat beli oleh-oleh oke banget, tinggal pilih,” kata Pipih Hopipah, 43, jamaah haji asal Jakarta (JKG 23), di Misfalah, Mekkah, kemarin.
Pipih mengatakan harga di pasar ini adalah harga grosir. Cocok buat untuk oleh-oleh dalam partai besar, misalnya saja oleh-oleh buat keluarga, sanak famili, tetangga, perkum pulan arisan, majelis taklim, pengajian masjid, teman kantor. Harga sajadah di pasar ini hanya sekitar 50 riyal untuk enam potong, sementara kalau di luar mencapai 10 riyal untuk satu potong.
Selain itu, kosmetik pacar merek Rani di pertokoan dibanderol 25-30 riyal per lusin, tapi kalau di Pasar Jafariyah 18 riyal. Pipih datang ke pasar tersebut bersama suaminya, Tiyas Puguh Pracoyo, 47, dan sejumlah anggota rombongan kloternya. Pipih pun membeli oleh-oleh sekedar buah tangan.
Tiyas pun demikian. “Sorban yang semula harganya 35 riyal jadi 20 riyal karena saya beli lima potong,” kata Tiyas menimpali. Bagi Tiyas dan Pipih, oleholeh adalah penyambung silaturahim. Terlebih keluarga dan sanak famili, keluarga, dan para tetangga telah mendoakannya sebelum berangkat ke tanah suci.
Di sela-sela para jamaah membeli oleh-oleh dan barang untuk suvenir, para pedagang terus saja menawarkan barang dagangannya. “Indonesia bagus.... Indonesia bagus... Ayo beli... Ayo beli, murah.... murah....,” begitu suara para pedagang bersahut-sahutan menarik perhatian pembeli, begitu serombongan jamaah haji asal Indonesia tiba di pasar tersebut.
Juarni, seorang jamaah asal Medan, mengaku membeli kurma dan gantungan kunci yang akan dibagikan kepada sanak famili dan para tetangganya. “Saya beli kurma dan gantungan kunci 15 lusin,” katanya saat ditemui ketika menunggu rekannya yang masih memburu oleh-oleh di Pasar Jafariyah kemarin. Pasar Jafariyah disebutsebut sebagai Pasar Seng yang telah dibongkar Pemerintah Kota Mekkah untuk perluasan Masjidilharam.
(don)