Paus: Skandal Seks Para Pendeta Irlandia Memalukan Gereja Katolik

Minggu, 26 Agustus 2018 - 04:35 WIB
Paus: Skandal Seks Para...
Paus: Skandal Seks Para Pendeta Irlandia Memalukan Gereja Katolik
A A A
DUBLIN - Pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan, dia berbagi rasa sakit, malu dan marah yang dirasakan Gereja Katolik atas pelecehan seks anak-anak oleh para pendeta Irlandia di masa lalu.

Komentar Paus disampaikan saat dia berkunjung ke Irlandia, hari Sabtu. Kunjungan yang akan berlangsung selama dua hari itu merupakan kunjungan Kepausan pertama ke Irlandia sejak 1979.

Dalam sebuah pidato di Dublin Castle, dia menyatakan penyesalannya atas pelecehan seks anak-anak oleh para imam Katolik di negara Eropa itu. Namun, pemimpin Vatikan ini tidak secara eksplisit meminta maaf.

"Saya tidak dapat gagal untuk mengakui skandal serius yang disebabkan di Irlandia; pelecehan anak-anak muda oleh anggota gereja yang bertanggung jawab," katanya.
Menurutnya, gereja gagal memberikan perlindungan dan pendidikan bagi para korban."Mereka masih ada di hati saya," ujarnya.
"Kegagalan otoritas gerejawi—para uskup, pemimpin agama, imam, dan lain-lain—untuk menangani kejahatan ini telah benar-benar menimbulkan kemarahan, dan tetap menjadi sumber rasa sakit dan malu bagi komunitas Katolik," kata Paus, seperti dikutip Sky News, Minggu (26/8/2018).

"Saya sendiri membagikan sentimen-sentimen itu," imbuh Paus.

Paus Francis adalah Paus Katolik ke-266 dan penguasa Vatikan saat ini. Kunjungannya, pertama ke Irlandia dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II tahun 1979.

Gereja Katolik telah menanggung malu atas sekitar 9.000 kasus pelecehan anak oleh para imam gereja di Irlandia pada masa lalu.

Dalam lawatannya, Paus Fransiskus bertemu dengan delapan orang yang selamat dari pelecehan bersejarah itu. Pertemuan berlangsung sekitar 90 menit.

Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar ikut menyampaikan penyesalan atas skandal asusila oleh para imam gereja di masa lalu. "Pemandian Magdalena, rumah ibu dan bayi, sekolah industri, adopsi ilegal dan penyiksaan anak-anak oleh imam telah mencemari negara kami, masyarakat kami dan juga gereja," katanya.

"Luka-luka ini masih menganga dan banyak yang harus dilakukan untuk mewujudkan keadilan dan kebenaran serta penyembuhan bagi para korban yang selamat," ujarnya.

"Bapa Suci, kami meminta Anda menggunakan kantor dan pengaruh Anda untuk memastikan ini dilakukan di sini, di Irlandia, dan juga di seluruh dunia. Di atas segalanya, Bapa Suci, saya meminta Anda untuk mendengarkan para korban dan orang-orang yang selamat," imbuh dia.

Namun, bagi beberapa korban pelecehan yang selamat, mengatakan kata-kata Paus Fransisukus tidak cukup baik.

Colm O'Gorman, pemimpin demo solidaritas untuk korban, mengatakan bahwa pernyataan rasa malu yang dirasakan oleh umat Katolik adalah penghinaan terhadap umat Katolik yang setia. "(Umat) tidak memiliki alasan untuk merasa malu karena kejahatan institusional Vatikan dan gereja," katanya.

Colm O'Gorman merupakan korban pemerkosaan oleh seorang pendeta Katolik Roma ketika dia berusia 14 tahun.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0926 seconds (0.1#10.140)