Eks Bos CIA Sebut Presiden Trump Pemecah Belah Rakyat AS
A
A
A
WASHINGTON - Hubungan antara Presiden Donald Trump dan mantan direktur CIA John Brennan telah memburuk setelah Brennan menganggap sang presiden sebagai pengkhianat Amerika Serikat (AS). Kali ini, mantan bos intelijen itu menyebut Trump sebagai pemecah belah rakyat Amerika yang bisa memicu kekerasan di berbagai jalan.
Brennan menganggap Presiden AS pengganti Barack Obama itu sebagai sosok pengkhianat ketika dia gagal mendukung posisi komunitas intelijen AS terkait dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu Amerika tahun 2016.
Dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara HBO, Bill Maher, John Brennan mengatakan bahwa Presiden Trump berusaha memecah belah populasi AS. Jika terus dibiarkan, dia khawatir negaranya akan dilanda kerusuhan.
"Saya benar-benar khawatir bahwa ketika dia terus bermain ke markasnya, dia semakin memecah kami, dan saya benar-benar khawatir ini bisa meluber ke jalan-jalan," katanya, yang dilansir Minggu (26/8/2018).
Dia menyerukan orang-orang di Gedung Putih, di Kabinet dan di Kongres untuk mencegah situasi agar tidak semakin memburuk. "Dan bertindak sebelum ada bencana nyata," ujarnya.
Sikap kritisi mantan bos intelijen ini telah mengusik Trump. Baru-baru ini, sang presiden mencabut izin keamanan untuk Brennan. Presiden menggambarkan Brennan sebagai sosok pembohong.
Secara historis mantan kepala intelijen dan lembaga penegak hukum telah diizinkan untuk mempertahankan akses ke informasi rahasia setelah layanan mereka ke pemerintah berakhir, sehingga mereka dapat berkonsultasi dengan penerus mereka.
Dalam pengumuman pencabutan izin keamanan, Trump mengatakan bahwa Brennan telah terlibat dalam "komentar hiruk pikuk" dan telah berusaha untuk menabur perpecahan dan kekacauan tentang administrasi Trump.
"Brennan baru-baru ini memanfaatkan statusnya sebagai mantan pejabat tinggi dengan akses ke informasi yang sangat sensitif untuk membuat serangkaian tuduhan tak berdasar dan keterlaluan, semburan liar di internet dan televisi tentang administrasi ini," kata Trump.
Brennan menganggap Presiden AS pengganti Barack Obama itu sebagai sosok pengkhianat ketika dia gagal mendukung posisi komunitas intelijen AS terkait dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu Amerika tahun 2016.
Dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara HBO, Bill Maher, John Brennan mengatakan bahwa Presiden Trump berusaha memecah belah populasi AS. Jika terus dibiarkan, dia khawatir negaranya akan dilanda kerusuhan.
"Saya benar-benar khawatir bahwa ketika dia terus bermain ke markasnya, dia semakin memecah kami, dan saya benar-benar khawatir ini bisa meluber ke jalan-jalan," katanya, yang dilansir Minggu (26/8/2018).
Dia menyerukan orang-orang di Gedung Putih, di Kabinet dan di Kongres untuk mencegah situasi agar tidak semakin memburuk. "Dan bertindak sebelum ada bencana nyata," ujarnya.
Sikap kritisi mantan bos intelijen ini telah mengusik Trump. Baru-baru ini, sang presiden mencabut izin keamanan untuk Brennan. Presiden menggambarkan Brennan sebagai sosok pembohong.
Secara historis mantan kepala intelijen dan lembaga penegak hukum telah diizinkan untuk mempertahankan akses ke informasi rahasia setelah layanan mereka ke pemerintah berakhir, sehingga mereka dapat berkonsultasi dengan penerus mereka.
Dalam pengumuman pencabutan izin keamanan, Trump mengatakan bahwa Brennan telah terlibat dalam "komentar hiruk pikuk" dan telah berusaha untuk menabur perpecahan dan kekacauan tentang administrasi Trump.
"Brennan baru-baru ini memanfaatkan statusnya sebagai mantan pejabat tinggi dengan akses ke informasi yang sangat sensitif untuk membuat serangkaian tuduhan tak berdasar dan keterlaluan, semburan liar di internet dan televisi tentang administrasi ini," kata Trump.
(mas)