Eks Sekjen PBB Kofi Annan Dimakamkan 13 September di Ghana
A
A
A
ACCRA - Mantan pemimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan penerima hadiah Nobel, Kofi Annan, akan dimakamkan di negara asalnya Ghana pada 13 September. Hal itu dikatakan oleh presiden di negara Afrika Barat itu, Nana Akufo-Addo.
Kepada delegasi keluarga, Addo mengatakan Annan akan mendapatkan pemakaman negara sesuai dengan statusnya sebagai ikon global, diplomat dan negarawan seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (25/8/2018).
Annan meninggal di sebuah rumah sakit di Swiss pada Sabtu pekab lalu di usia 80. Pada hari-hari terakhirnya, ia ditemani oleh istri keduanya Nane serta anak-anaknya Kojo dan Nina, kerabat dan rekan dekatnya mengatakan.
Setelah karirnya menanjak di PBB, Annan menjabat dua periode sebagai Sekretaris Jenderal lembaga yang bermarkas di New York itu. Annad memimpin PBB mulai dari 1997 hingga 2006.
Cucu dari seorang kepala suku di Ghana itu kemudian pensiun dan tinggal di pedesaan Jenewa, Swiss. Pondasi yang ditinggalkan selama 10 tahun menjabat sebagai pemimpin PBB adalah mempromosikan pemerintahan yang baik dan transformasi pertanian Afrika.
Annan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa berbagi Hadiah Nobel Perdamaian 2001 untuk upaya mereformasi badan dunia dan memberi prioritas pada masalah hak asasi manusia.
Meski begitu, ada sedikit tinta merak dalam catatan karir Annan yang gemilang. Salah satu kegagalan terbesar selama masa jabatannya sebagai kepala penjaga perdamaian PBB, adalah genosida 1994 di Rwanda di mana pasukan penjaga perdamaian PBB gagal menyelamatkan kehidupan warga sipil.
Kepada delegasi keluarga, Addo mengatakan Annan akan mendapatkan pemakaman negara sesuai dengan statusnya sebagai ikon global, diplomat dan negarawan seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (25/8/2018).
Annan meninggal di sebuah rumah sakit di Swiss pada Sabtu pekab lalu di usia 80. Pada hari-hari terakhirnya, ia ditemani oleh istri keduanya Nane serta anak-anaknya Kojo dan Nina, kerabat dan rekan dekatnya mengatakan.
Setelah karirnya menanjak di PBB, Annan menjabat dua periode sebagai Sekretaris Jenderal lembaga yang bermarkas di New York itu. Annad memimpin PBB mulai dari 1997 hingga 2006.
Cucu dari seorang kepala suku di Ghana itu kemudian pensiun dan tinggal di pedesaan Jenewa, Swiss. Pondasi yang ditinggalkan selama 10 tahun menjabat sebagai pemimpin PBB adalah mempromosikan pemerintahan yang baik dan transformasi pertanian Afrika.
Annan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa berbagi Hadiah Nobel Perdamaian 2001 untuk upaya mereformasi badan dunia dan memberi prioritas pada masalah hak asasi manusia.
Meski begitu, ada sedikit tinta merak dalam catatan karir Annan yang gemilang. Salah satu kegagalan terbesar selama masa jabatannya sebagai kepala penjaga perdamaian PBB, adalah genosida 1994 di Rwanda di mana pasukan penjaga perdamaian PBB gagal menyelamatkan kehidupan warga sipil.
(ian)