Trump dan Jaksa Agung AS Jeff Sessions Berseteru
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Donald Trump dan Jaksa Agung Amerika Serikat (AS) Jeff Sessions berseteru setelah dugaan kolusi antara tim kampanye Trump dan Rusia dalam pemilu 2016 terus diselidiki. Trump dilaporkan akan memecat Sessions dari jabatannya.
Perseteruan ini mengejutkan, karena Sessions sebelumnya adalah bagian dari tim kampanye Trump saat pemilu 2016. Namun, kini dia terkesan melawan "bos"-nya demi menjaga independensi Departemen Kehakiman dari tekanan politik.
Dalam wawancara di program "Fox & Friends" Trump mengatakan bahwa Sessions tidak pernah mengambil kendali Departemen Kehakiman. Dia mengkritik mantan senator Alabama itu karena tiba-tiba mengundurkan diri dari perannya dalam penyelidikan dugaan kolusi antara kampanye Trump dan Rusia dalam pemilu AS tahun 2016.
"Sessions mengambil pekerjaan dan kemudian dia berkata, 'Saya akan mengundurkan diri'. Saya mengatakan, pria macam apa ini?," kecam Trump.
Sessions dengan cepat merespons tuduhan Trump bahwa dia tidak memegang kendali Departemen Kehakiman AS.
"Saya mengambil alih Departemen Kehakiman pada hari saya dilantik, itulah sebabnya kami memiliki kesuksesan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam menjalankan agenda Presiden," kata Sessions dalam pernyataan, yang di-posting di Twitter oleh juru bicara Departemen Kehakiman Sarah Isgur Flores.
Perseteruan Trump dan Sessions terjadi di tengah spekulasi bahwa Sessions akan dipecat. Sebelumnya, pada hari Kamis, Senator Lindsey Graham mengatakan bahwa Trump dapat memecat Sessions setelah tengah semester November.
"Saya kira akan ada waktunya, lebih cepat daripada nanti, di mana akan ada waktu untuk memiliki wajah baru dan suara segar di Departemen Kehakiman," kata Graham kepada wartawan.
Graham, seorang senator berpengaruh di Komite Kehakiman Senat, mengatakan bahwa Sessions tidak memiliki kepercayaan dari presiden.
Pernyataan dari Sessions dirilis saat Jaksa Agung sedang menuju ke Gedung Putih untuk membahas reformasi hukuman pidana dengan presiden dan Jared Kushner, menantu yang juga penasihat senior presiden.
"Sementara saya sebagai Jaksa Agung, tindakan Departemen Kehakiman tidak akan dipengaruhi secara tidak benar oleh pertimbangan politik. Saya menuntut standar tertinggi, dan di mana mereka tidak dipenuhi, saya mengambil tindakan," bunyi pernyataan Sessions, seperti dikutip Reuters, Jumat (24/8/2018).
"Namun, tidak ada bangsa yang memiliki kelompok penyidik dan jaksa penegak hukum yang lebih berbakat dan lebih berdedikasi daripada Amerika Serikat. Saya bangga melayani bersama mereka dan bangga dengan pekerjaan yang telah kami lakukan dengan berhasil memajukan supremasi hukum."
Perseteruan ini mengejutkan, karena Sessions sebelumnya adalah bagian dari tim kampanye Trump saat pemilu 2016. Namun, kini dia terkesan melawan "bos"-nya demi menjaga independensi Departemen Kehakiman dari tekanan politik.
Dalam wawancara di program "Fox & Friends" Trump mengatakan bahwa Sessions tidak pernah mengambil kendali Departemen Kehakiman. Dia mengkritik mantan senator Alabama itu karena tiba-tiba mengundurkan diri dari perannya dalam penyelidikan dugaan kolusi antara kampanye Trump dan Rusia dalam pemilu AS tahun 2016.
"Sessions mengambil pekerjaan dan kemudian dia berkata, 'Saya akan mengundurkan diri'. Saya mengatakan, pria macam apa ini?," kecam Trump.
Sessions dengan cepat merespons tuduhan Trump bahwa dia tidak memegang kendali Departemen Kehakiman AS.
"Saya mengambil alih Departemen Kehakiman pada hari saya dilantik, itulah sebabnya kami memiliki kesuksesan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam menjalankan agenda Presiden," kata Sessions dalam pernyataan, yang di-posting di Twitter oleh juru bicara Departemen Kehakiman Sarah Isgur Flores.
Perseteruan Trump dan Sessions terjadi di tengah spekulasi bahwa Sessions akan dipecat. Sebelumnya, pada hari Kamis, Senator Lindsey Graham mengatakan bahwa Trump dapat memecat Sessions setelah tengah semester November.
"Saya kira akan ada waktunya, lebih cepat daripada nanti, di mana akan ada waktu untuk memiliki wajah baru dan suara segar di Departemen Kehakiman," kata Graham kepada wartawan.
Graham, seorang senator berpengaruh di Komite Kehakiman Senat, mengatakan bahwa Sessions tidak memiliki kepercayaan dari presiden.
Pernyataan dari Sessions dirilis saat Jaksa Agung sedang menuju ke Gedung Putih untuk membahas reformasi hukuman pidana dengan presiden dan Jared Kushner, menantu yang juga penasihat senior presiden.
"Sementara saya sebagai Jaksa Agung, tindakan Departemen Kehakiman tidak akan dipengaruhi secara tidak benar oleh pertimbangan politik. Saya menuntut standar tertinggi, dan di mana mereka tidak dipenuhi, saya mengambil tindakan," bunyi pernyataan Sessions, seperti dikutip Reuters, Jumat (24/8/2018).
"Namun, tidak ada bangsa yang memiliki kelompok penyidik dan jaksa penegak hukum yang lebih berbakat dan lebih berdedikasi daripada Amerika Serikat. Saya bangga melayani bersama mereka dan bangga dengan pekerjaan yang telah kami lakukan dengan berhasil memajukan supremasi hukum."
(mas)