Minggu Depan, Pesawat Tempur Baru Iran Siap Terbang
A
A
A
TEHERAN - Iran akan mengungkap jet tempur baru minggu depan dan akan terus mengembangkan kemampuan rudal sebagai prioritas utama. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Iran, menentang sanksi baru Amerika Serikat (AS) yang ditujukan untuk membatasi program rudal Teheran dan pengaruh regionalnya.
“Prioritas utama kami adalah pengembangan program rudal kami. Kami berada dalam posisi yang bagus di bidang ini, tetapi kami perlu mengembangkannya,” kata Brigadir Jenderal Amir Hatami.
"Kami akan menyajikan sebuah pesawat pada Hari Industri Pertahanan Nasional, dan orang-orang akan melihatnya terbang, dan peralatan yang dirancang untuk itu," tambah Hatami seperti dikutip dari Reuters, Minggu (19/8/2018).
Sekedar informasi, Iran merayakan Hari Industri Pertahanan Nasional pada 22 Agustus.
Pada 2013, Iran meluncurkan apa yang dikatakannya sebagai jet tempur baru yang dibangun di dalam negeri, yang diberi nama Qaher 313. Namun beberapa ahli meragukan hal tersebut.
Angkatan udara fungsional Iran telah diembargo hingga mungkin hanya ada beberapa lusin pesawat tempur, baik model Rusia atau pesawat tempur tua buatan AS yang diperoleh sebelum revolusi Iran 1979.
Sementara itu Angkatan Laut Iran mengumumkan bahwa mereka telah memasang sistem pertahanan canggih yang dikembangkan secara lokal di salah satu kapal perangnya untuk pertama kalinya. Ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan militer AS di Teluk.
"Pengujian di pesisir dan laut dari sistem pertahanan jarak pendek Kamand disimpulkan berhasil, dan mengatakan sistem ini dipasang pada kapal perang dan akan dipasang di kapal kedua segera," kata Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Hossein Khanzadi.
Pengawal Revolusi Iran mengatakan pada awal bulan ini mereka mengadakan latihan perang di Teluk yang bertujuan menghadapi ancaman yang mungkin oleh musuh.
Komando Sentral militer AS mengatakan telah melihat peningkatan aktivitas angkatan laut Iran, yang meluas ke Selat Hormuz, jalur air strategis untuk pengapalan minyak yang Pengawal Revolusi ancam akan memblokirnya.
Iran telah mengembangkan industri senjata domestik besar dalam menghadapi sanksi internasional dan embargo yang telah melarangnya mengimpor banyak senjata.
Presiden AS Donald Trump menarik Amerika Serikat pada Mei lalu dari kesepakatan tahun 2015 antara Iran dan negara-negara dunia yang mengekang kegiatan nuklir Teheran dengan imbalan keringanan sanksi.
Trump mengatakan kesepakatan itu sangat cacat karena tidak mengekang program rudal balistik Iran atau mengekang dukungannya untuk proksi dalam konflik di Suriah, Irak dan Yaman.
Iran telah menolak pembicaraan langsung dengan Washington untuk menyelesaikan masalah yang diangkat oleh Trump.
“Prioritas utama kami adalah pengembangan program rudal kami. Kami berada dalam posisi yang bagus di bidang ini, tetapi kami perlu mengembangkannya,” kata Brigadir Jenderal Amir Hatami.
"Kami akan menyajikan sebuah pesawat pada Hari Industri Pertahanan Nasional, dan orang-orang akan melihatnya terbang, dan peralatan yang dirancang untuk itu," tambah Hatami seperti dikutip dari Reuters, Minggu (19/8/2018).
Sekedar informasi, Iran merayakan Hari Industri Pertahanan Nasional pada 22 Agustus.
Pada 2013, Iran meluncurkan apa yang dikatakannya sebagai jet tempur baru yang dibangun di dalam negeri, yang diberi nama Qaher 313. Namun beberapa ahli meragukan hal tersebut.
Angkatan udara fungsional Iran telah diembargo hingga mungkin hanya ada beberapa lusin pesawat tempur, baik model Rusia atau pesawat tempur tua buatan AS yang diperoleh sebelum revolusi Iran 1979.
Sementara itu Angkatan Laut Iran mengumumkan bahwa mereka telah memasang sistem pertahanan canggih yang dikembangkan secara lokal di salah satu kapal perangnya untuk pertama kalinya. Ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan militer AS di Teluk.
"Pengujian di pesisir dan laut dari sistem pertahanan jarak pendek Kamand disimpulkan berhasil, dan mengatakan sistem ini dipasang pada kapal perang dan akan dipasang di kapal kedua segera," kata Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Hossein Khanzadi.
Pengawal Revolusi Iran mengatakan pada awal bulan ini mereka mengadakan latihan perang di Teluk yang bertujuan menghadapi ancaman yang mungkin oleh musuh.
Komando Sentral militer AS mengatakan telah melihat peningkatan aktivitas angkatan laut Iran, yang meluas ke Selat Hormuz, jalur air strategis untuk pengapalan minyak yang Pengawal Revolusi ancam akan memblokirnya.
Iran telah mengembangkan industri senjata domestik besar dalam menghadapi sanksi internasional dan embargo yang telah melarangnya mengimpor banyak senjata.
Presiden AS Donald Trump menarik Amerika Serikat pada Mei lalu dari kesepakatan tahun 2015 antara Iran dan negara-negara dunia yang mengekang kegiatan nuklir Teheran dengan imbalan keringanan sanksi.
Trump mengatakan kesepakatan itu sangat cacat karena tidak mengekang program rudal balistik Iran atau mengekang dukungannya untuk proksi dalam konflik di Suriah, Irak dan Yaman.
Iran telah menolak pembicaraan langsung dengan Washington untuk menyelesaikan masalah yang diangkat oleh Trump.
(ian)