Denuklirisasi Buntu, Korut Salahkan Lawan Politik Trump

Minggu, 19 Agustus 2018 - 00:43 WIB
Denuklirisasi Buntu,...
Denuklirisasi Buntu, Korut Salahkan Lawan Politik Trump
A A A
SEOUL - Media pemerintah Korea Utara (Korut) menyalahkan lawan politik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas kebuntuan denuklirisasi. Mereka pun mendesak Presiden AS itu bertindak lebih berani untuk membuat kemajuan pada masalah pelik tersebut.

Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un menggelar konferensi tingkat tinggi di Singapura pada bulan Juni, yang oleh pemimpin AS itu disebut-sebut sebagai terobosan bersejarah.

Pada pertemuan itu, keduanya sepakat untuk melakukan denuklirisasi di Semenanjung Korea, namun hanya ada sedikit gerakan sejak itu.

Korut sendiri mengkritik Washington atas tuntutan mirip gangster dan unilateralnya atas pembongkaran senjata nuklir Pyongyang secara menyeluruh, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah lagi.

Harian paling terkenal di Korut, Rodong Sinmun, memuji Trump karena berusaha memperbaiki hubungan AS-Korut dan mencapai perdamaian dunia. Trump menyebutnya sebagai prestasi abad ini.

"Namun, dia menghadapi terlalu banyak lawan," kata Rodong Sinmun dalam artikelnya seperti dikutip dari AFP, Minggu (19/8/2018).

Surat kabar itu mengatakan Partai Demokrat dan bahkan beberapa anggota Partai Republik menghambat upaya Trump untuk kepentingan partisan mereka sendiri. Sementara media memasang sikap bermusuhan dengan Trump yang merusak kebijakannya.

Media ini lantas menuduh birokrat dan pembantu Trump yang berbicara dan bergerak bertentangan dengan kehendak presiden. Mereka kemudian mendistorsi fakta serta menutupi mata dan telinga Trump untuk menyesatkannya membuat keputusan yang salah.

Korut telah menuntut agar Amerika setuju untuk mengakhiri Perang Korea 1950-53. Pyongyang menuduh AS gagal untuk membalas serangkaian langkah-langkah baiknya.

Langkah-langkah ini termasuk mengakhiri uji coba nuklir dan rudal, penghancuran situs uji coba nuklir dan menyerahkan jasad pasukan AS yang tewas dalam Perang Korea.

Ketika Jong-un bertemu dengan Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in pada bulan April untuk pertemuan pertama mereka, keduanya setuju untuk mendorong deklarasi berakhirnya Perang Korea tahun ini.

Tetapi para pejabat AS bersikeras denuklirisasi Korut harus dilakukan sebelum peristiwa semacam itu terjadi.

"Para penentang politik Trump meningkatkan suara mereka, menolak pernyataan bersama Singapura dan memboikot deklarasi berakhirnya perang," kata Rodong Sinmun.

"Kebuntuan saat ini dalam hubungan DPRK-AS membutuhkan keputusan berani Presiden Trump," tambahnya menggunakan akronim nama resmi Korut, Republik Demokratik Rakyat Korea.

Rodong Sinmun juga mendesak Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk menepis spekulasi dari lawan atas niat Korut.

Pompeo, yang sedang mempersiapkan kunjungan keempatnya ke Korut, mengatakan timnya terus membuat kemajuan dengan Pyongyang. Ia pun menyatakan harapannya bisa membuat langkah besar sebelum terlalu lama.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6145 seconds (0.1#10.140)