Paris Pasang Kotak Kompos Urine yang Bikin Publik Marah
A
A
A
PARIS - Otoritas Paris memasang kotak kompos urine bagi publik. Namun, fasilitas untuk buang air kecil yang limbahnya diolah langsung itu memicu kemarahan warga karena dipasang di tempat terbuka.
Kotak kompos urine itu sejatinya terobosan dari otoritas Kota Paris, Prancis, dalam hal pengolah limbah yang ramah lingkungan. Kotak kompos air seni itu dinamai sebagai "uritrottoir".
Lantaran dipajang di tempat-tempat terbuka, kotak tempat buang air kecil warna merah ini bukan menuai pujian. Tapi, cemoohan dan amarah dilontarkan para penduduk lokal dan turis asing yang berkunjung.
"Ini sedikit aneh...tetapi jika Anda perlu lebih baik daripada di jalan," kata Jonathan, seorang turis asal New York yang memeriksa fasilitas persegi yang dipasang di dekat tanaman di pinggir jalan. Sekilas, fasilitas ini tidak mempedulikan privasi pengguna.
"Ini sedikit di tempat terbuka, beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman," katanya, menambahkan bahwa beberapa perahu penuh turis yang melaju di sepanjang sungai Seine, leluasa menonton.
Menurut Faltazi, lembaga desain Prancis, kotak kompos urine ini "menyulap" urine manusia menjadi kompos organik, di mana air seni akan diserap dengan jerami yang dapat dengan mudah dikomposkan.
Setidaknya, ada tiga kotak yang dipasang di Ile Sainte-Louis di dekat Sungai Seine. Lokasinya tidak jauh dari Gereja Katedral Notre Dame.
Warga lokal, Francoise, mengaku marah dengan kehadiran kotak kompos urine tersebut."Benar-benar tidak terlalu menarik," katanya, seperti dikutip news.com.au, Kamis (16/8/2018).
"Saya suka, tapi menaruhnya di sini adalah ide yang buruk," ujar Gregory, seorang fotografer berusia 43 tahun yang telah tinggal di pulau itu selama tiga tahun terakhir.
Balai Kota Paris mengaku telah memasang fasilitas itu atas permintaan warga. Namun, pemerintah kota mengklaim proyek kotak kompos urine itu masih dalam tahap uji coba.
Uritrottoir dapat diakses oleh kendaraan untuk dikosongkan dan diganti jeraminya setiap tiga minggu sekali.
Kritik lain adalah uritrottoir hanya melayani kaum pria.
Kotak kompos urine itu sejatinya terobosan dari otoritas Kota Paris, Prancis, dalam hal pengolah limbah yang ramah lingkungan. Kotak kompos air seni itu dinamai sebagai "uritrottoir".
Lantaran dipajang di tempat-tempat terbuka, kotak tempat buang air kecil warna merah ini bukan menuai pujian. Tapi, cemoohan dan amarah dilontarkan para penduduk lokal dan turis asing yang berkunjung.
"Ini sedikit aneh...tetapi jika Anda perlu lebih baik daripada di jalan," kata Jonathan, seorang turis asal New York yang memeriksa fasilitas persegi yang dipasang di dekat tanaman di pinggir jalan. Sekilas, fasilitas ini tidak mempedulikan privasi pengguna.
"Ini sedikit di tempat terbuka, beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman," katanya, menambahkan bahwa beberapa perahu penuh turis yang melaju di sepanjang sungai Seine, leluasa menonton.
Menurut Faltazi, lembaga desain Prancis, kotak kompos urine ini "menyulap" urine manusia menjadi kompos organik, di mana air seni akan diserap dengan jerami yang dapat dengan mudah dikomposkan.
Setidaknya, ada tiga kotak yang dipasang di Ile Sainte-Louis di dekat Sungai Seine. Lokasinya tidak jauh dari Gereja Katedral Notre Dame.
Warga lokal, Francoise, mengaku marah dengan kehadiran kotak kompos urine tersebut."Benar-benar tidak terlalu menarik," katanya, seperti dikutip news.com.au, Kamis (16/8/2018).
"Saya suka, tapi menaruhnya di sini adalah ide yang buruk," ujar Gregory, seorang fotografer berusia 43 tahun yang telah tinggal di pulau itu selama tiga tahun terakhir.
Balai Kota Paris mengaku telah memasang fasilitas itu atas permintaan warga. Namun, pemerintah kota mengklaim proyek kotak kompos urine itu masih dalam tahap uji coba.
Uritrottoir dapat diakses oleh kendaraan untuk dikosongkan dan diganti jeraminya setiap tiga minggu sekali.
Kritik lain adalah uritrottoir hanya melayani kaum pria.
(mas)