Ethan Sonneborn, Remaja 14 Tahun Berebut Posisi Gubernur
A
A
A
BURLINGTON - Ethan Sonneborn, 14, bakal calon gubernur harus bersaing dengan Christine Hallquist dan dua kandidat lainnya dalam pemilu pendahuluan Partai Demokrat di Negara Bagian Vermont, Amerika Serikat (AS).
Sonneborn merupakan bakal calon gubernur paling muda untuk memperebutkan satu tiket menuju pemilihan gubernur di Vermont. Sedangkan Hallquist merupakan bakal calon gubernur waria pertama yang bersaing pada pemilu pendahuluan Partai Demokrat. Dua kandidat lainnya adalah James Ehlers yang dikenal sebagai purnawirawan Angkatan Laut dan Brenda Segel selaku direktur eksekutif festival tari.
Khusus untuk Sonneborn dan Hallquist, keduanya ingin memecahkan rekor dunia. Sonneborn ingin menjadi gubernur termuda di AS. Sedangkan Hallquist ingin menjadi gubernur waria pertama di AS. Meskipun masih remaja, Sonneborn tetap tampil percaya diri dalam kampanye dan debat dengan bakal calon gubernur lainnya.
”Saya ingin fokus pada bidang ekonomi. Tidak ada kandidat lain yang bicara tentang ekonomi,” katanya dilansir The Washington Post. Dia mengatakan ingin menaikkan upah minimum buruh di Vermont. Untuk melaju pada pemilu gubernur, Sonneborn juga membentuk tim kampanye.
Dia menunjukkan kepala staf kampanye Alex Yaggy yang juga masih muda, yakni 15 tahun. Mereka bahu membahu menyusun program dan menggalang dana untuk kesuksesan kampanye Sonneborn. Dalam situs kampanye Sonneborn fokus kalau statusnya untuk maju menjadi bakal calon gubernur Vermont itu legal secara hukum. Tidak ada batasan usia minimal bagi kandidat gubernur di Vermont.
Syarat utamanya adalah penduduk Vermont telah tinggal selama empat tahun. Sonneborn telah tinggal di Bristol, Vermont, selama 14 tahun. Jika dibandingkan dengan kawan-kawannya, anak seusia Sonneborn pada umumnya masih suka bermain sepak bola, sibuk mengerjakan pekerjaan rumah, dan pacaran, tapi Sonneborn tidak demikian.
Dia terjun ke politik dan mengklaim dirinya sebagai anggota sayap progresif Partai Demokrat. ”Saya pikir, saya adalah kandidat gubernur terbaik yang merepresentasikan perubahan yang kita inginkan,” kata Sonneborn saat kampanyenya di balai kota pada awal bulan ini.
”Saya mempunyai frustrasi politik nasional dan memutuskan untuk beraksi di tingkat lokal dan negara bagian,” katanya. Apa yang diperjuangkan Sonneborn? Dia ingin menciptakan versi baru asuransi kesehatan negara bagian yang disebut dengan Vermont Health Connect.
”Perawatan kesehatan universal harus diwujudkan pada tataran federal,” katanya. Sonneborn mengklaim dirinya bisa menang. Dia mengandalkan bantuan kawankawannya yang masih remaja untuk mengembangkan strategi politik. Dia mengumpulkan banyak sukarelawan muda untuk mengetuk pintu tetangga dan menelepon banyak orang untuk mengampanyekan dirinya.
”Banyak orang yang terkesan dengan saya maju menjadi calon gubernur,” ujarnya dilansirCNN. Namun, kesan yang muncul adalah tim kampanye Sonneborn seperti politik pemilihan ketua organisasi sekolah menengah, bukan pada tataran negara bagian. Sonneborn mendeklarasikan diri sebagai kandidat gubernur pada Agustus 2017. Awalnya, dia mengungkapkan niat tersebut kepada ayah dan ibunya.
Setelah itu, pejabat Vermont berkonsultasi dengan jaksa agung mengenai upaya Sonneborn maju sebagai calon gubernur. Namun, aturan pemerintah negara bagian Vermont meminta orang tua Sonneborn menandatangani lembar pernyataan bahwa mereka mengetahui kalau anaknya maju sebagai kandidat gubernur dan tidak melarangnya. Sonneborn mengungkapkan dirinya ingin menginspirasi anak muda.
”Hanya kita yang bisa membangun masa depan kita,” ucapnya. Jika Sonneborn menang pada pemilu pendahuluan Partai Demokrat, dia akan bersaing dengan gubernur petahana Phil Scott dari Partai Republik. Majunya Sonneborn menjadi bakal calon gubernur ditertawakan kubu Partai Republik. Mereka skeptis dengan usianya masih remaja dan pengalamannya yang minim jika harus menjadi gubernur.
Bahkan, gubernur petahana Vermont Phil Scott mengungkapkan remaja 14 tahun itu diperbolehkan untuk maju. Namun, dia meminta semua pihak melihat pemilu gubernur ini lebih jujur. ”Saya pikir untuk menjadi gubernur seharusnya dia bisa mendapatkan surat izin mengemudi,” kata Scott, 60.
Fenomena Sonneborn bukan terjadi kali ini saja. Masih di Vermont, Finnian Boardman Abbey, 18, maju untuk merebut kursi Senat di negara bagian. Di Kansasr, beberapa remaja juga ingin maju untuk pemilihan gubernur. Kandidat remaja itu bukan hanya ingin mengajak masyarakat memberikan suara pada pemilu, tetapi mereka ingin memilih mereka.
Transgender Juga Ikut Meramaikan
Christine Hallquist menggalang dana dari antara para pendukung Demokrat untuk maju sebagai bakal calon Gubernur Vermont. Dia ingin menjadi gubernur transgender pertama dalam sejarah AS. ”Saya menganggap ini hal yang bersejarah,” ujarnya dilansir Reuters.
Hallquist mengungkapkan, orang Vermont akan memilihnya untuk mewujudkan Vermont lebih baik. Dia juga mengeluhkan kalau dirinya tidak mendapatkan banyak dukungan. ”Hanya sedikit orang yang ingin memilihnya karena saya adalah perempuan transgender,” ujarnya.
Pemilu kali ini menjadi masa yang tidak tepat bagi pemenuhan hak-hak kaum waria. Mereka kerap dianaktirikan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump dan kaum konservatif. Pemerintahan Trump melarang kaum transgender masuk militer dan membatalkan undang-undang perlindungan antidiskriminasi terhadap kaum waria.
Bukan hanya Hallquist. Sedikitnya 43 transgender ikut masuk ke pencalonan, baik anggota Dewan Perwakilan Rakyat ataupun Senat, se-perti di level negara bagian atau federal. ”Mayoritas maju melalui Partai Demokrat, dan banyak juga melalui jalur independen,” kata peneliti dari Sekolah Publik Harvard TH Chan, Logan Casey.
Sonneborn merupakan bakal calon gubernur paling muda untuk memperebutkan satu tiket menuju pemilihan gubernur di Vermont. Sedangkan Hallquist merupakan bakal calon gubernur waria pertama yang bersaing pada pemilu pendahuluan Partai Demokrat. Dua kandidat lainnya adalah James Ehlers yang dikenal sebagai purnawirawan Angkatan Laut dan Brenda Segel selaku direktur eksekutif festival tari.
Khusus untuk Sonneborn dan Hallquist, keduanya ingin memecahkan rekor dunia. Sonneborn ingin menjadi gubernur termuda di AS. Sedangkan Hallquist ingin menjadi gubernur waria pertama di AS. Meskipun masih remaja, Sonneborn tetap tampil percaya diri dalam kampanye dan debat dengan bakal calon gubernur lainnya.
”Saya ingin fokus pada bidang ekonomi. Tidak ada kandidat lain yang bicara tentang ekonomi,” katanya dilansir The Washington Post. Dia mengatakan ingin menaikkan upah minimum buruh di Vermont. Untuk melaju pada pemilu gubernur, Sonneborn juga membentuk tim kampanye.
Dia menunjukkan kepala staf kampanye Alex Yaggy yang juga masih muda, yakni 15 tahun. Mereka bahu membahu menyusun program dan menggalang dana untuk kesuksesan kampanye Sonneborn. Dalam situs kampanye Sonneborn fokus kalau statusnya untuk maju menjadi bakal calon gubernur Vermont itu legal secara hukum. Tidak ada batasan usia minimal bagi kandidat gubernur di Vermont.
Syarat utamanya adalah penduduk Vermont telah tinggal selama empat tahun. Sonneborn telah tinggal di Bristol, Vermont, selama 14 tahun. Jika dibandingkan dengan kawan-kawannya, anak seusia Sonneborn pada umumnya masih suka bermain sepak bola, sibuk mengerjakan pekerjaan rumah, dan pacaran, tapi Sonneborn tidak demikian.
Dia terjun ke politik dan mengklaim dirinya sebagai anggota sayap progresif Partai Demokrat. ”Saya pikir, saya adalah kandidat gubernur terbaik yang merepresentasikan perubahan yang kita inginkan,” kata Sonneborn saat kampanyenya di balai kota pada awal bulan ini.
”Saya mempunyai frustrasi politik nasional dan memutuskan untuk beraksi di tingkat lokal dan negara bagian,” katanya. Apa yang diperjuangkan Sonneborn? Dia ingin menciptakan versi baru asuransi kesehatan negara bagian yang disebut dengan Vermont Health Connect.
”Perawatan kesehatan universal harus diwujudkan pada tataran federal,” katanya. Sonneborn mengklaim dirinya bisa menang. Dia mengandalkan bantuan kawankawannya yang masih remaja untuk mengembangkan strategi politik. Dia mengumpulkan banyak sukarelawan muda untuk mengetuk pintu tetangga dan menelepon banyak orang untuk mengampanyekan dirinya.
”Banyak orang yang terkesan dengan saya maju menjadi calon gubernur,” ujarnya dilansirCNN. Namun, kesan yang muncul adalah tim kampanye Sonneborn seperti politik pemilihan ketua organisasi sekolah menengah, bukan pada tataran negara bagian. Sonneborn mendeklarasikan diri sebagai kandidat gubernur pada Agustus 2017. Awalnya, dia mengungkapkan niat tersebut kepada ayah dan ibunya.
Setelah itu, pejabat Vermont berkonsultasi dengan jaksa agung mengenai upaya Sonneborn maju sebagai calon gubernur. Namun, aturan pemerintah negara bagian Vermont meminta orang tua Sonneborn menandatangani lembar pernyataan bahwa mereka mengetahui kalau anaknya maju sebagai kandidat gubernur dan tidak melarangnya. Sonneborn mengungkapkan dirinya ingin menginspirasi anak muda.
”Hanya kita yang bisa membangun masa depan kita,” ucapnya. Jika Sonneborn menang pada pemilu pendahuluan Partai Demokrat, dia akan bersaing dengan gubernur petahana Phil Scott dari Partai Republik. Majunya Sonneborn menjadi bakal calon gubernur ditertawakan kubu Partai Republik. Mereka skeptis dengan usianya masih remaja dan pengalamannya yang minim jika harus menjadi gubernur.
Bahkan, gubernur petahana Vermont Phil Scott mengungkapkan remaja 14 tahun itu diperbolehkan untuk maju. Namun, dia meminta semua pihak melihat pemilu gubernur ini lebih jujur. ”Saya pikir untuk menjadi gubernur seharusnya dia bisa mendapatkan surat izin mengemudi,” kata Scott, 60.
Fenomena Sonneborn bukan terjadi kali ini saja. Masih di Vermont, Finnian Boardman Abbey, 18, maju untuk merebut kursi Senat di negara bagian. Di Kansasr, beberapa remaja juga ingin maju untuk pemilihan gubernur. Kandidat remaja itu bukan hanya ingin mengajak masyarakat memberikan suara pada pemilu, tetapi mereka ingin memilih mereka.
Transgender Juga Ikut Meramaikan
Christine Hallquist menggalang dana dari antara para pendukung Demokrat untuk maju sebagai bakal calon Gubernur Vermont. Dia ingin menjadi gubernur transgender pertama dalam sejarah AS. ”Saya menganggap ini hal yang bersejarah,” ujarnya dilansir Reuters.
Hallquist mengungkapkan, orang Vermont akan memilihnya untuk mewujudkan Vermont lebih baik. Dia juga mengeluhkan kalau dirinya tidak mendapatkan banyak dukungan. ”Hanya sedikit orang yang ingin memilihnya karena saya adalah perempuan transgender,” ujarnya.
Pemilu kali ini menjadi masa yang tidak tepat bagi pemenuhan hak-hak kaum waria. Mereka kerap dianaktirikan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump dan kaum konservatif. Pemerintahan Trump melarang kaum transgender masuk militer dan membatalkan undang-undang perlindungan antidiskriminasi terhadap kaum waria.
Bukan hanya Hallquist. Sedikitnya 43 transgender ikut masuk ke pencalonan, baik anggota Dewan Perwakilan Rakyat ataupun Senat, se-perti di level negara bagian atau federal. ”Mayoritas maju melalui Partai Demokrat, dan banyak juga melalui jalur independen,” kata peneliti dari Sekolah Publik Harvard TH Chan, Logan Casey.
(don)