Sebut Presiden Trump Idiot, Agen FBI Peter Strzok Dipecat
A
A
A
WASHINGTON - Biro Investigasi Federal atau FBI memecat seorang agennya yang bernama Peter Strzok. Musababnya, agen tersebut mengirim pesan teks berisi ujaran anti-Presiden Donald Trump, termasuk ujaran "idiot" untuk sang presiden.
Strzok merupakan agen yang pernah membantu memimpin penyelidikan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu Amerika Serikat (AS). Rusia dituduh ikut campur pemilu AS tahun 2016 untuk membantu memenangkan Trump menjadi presiden.
Strzok, yang berusia 21 tahun, juga pernah membantu penyelidikan skandal email Hillary Clinton. Sikap kritisnya yang anti-Trump tidak bisa diterima FBI.
Salah satu pesan teks yang dia tulis dan menyebar di internal FBI adalah pesan di mana dia melabeli Trump sebagai presiden "idiot" masa depan.
Dalam sebuah penyelidikan bulan Juni terungkap bahwa pesan teks Strzok dikirim untuk Lisa Page, seorang pengacara FBI. Keduanya berbalasa pesan selama tahun 2016.
Dalam satu pertukaran pesan, Page bertanya; "(Trump) tidak akan pernah menjadi presiden, bukan? Benar?!".
Strzok menjawab; “Tidak. Bukan, bukan dia. Kami akan menghentikannya".
Kantor inspektur jenderal tidak menemukan bukti bahwa sikap yang direfleksikan dalam teks mempengaruhi pekerjaan investigasi FBI. Namun, pesan teks Strzok dan Page dianggap "melemparkan awan" atas penyelidikan penggunaan server email pribadi Hillary Clinton ketika dia menjadi Menteri Luar Negeri AS.
Trump dan sekutunya telah mengecam Strzok. Agen FBI yang baru dipecat ini jadi sosok yang dianggap Trump dan kubunya melakukan "perburuan penyihir" karena melakukan penyelidikan terhadap campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016. Sebutan "perburuan penyihir" sebagai anggapan bahwa tuduhan intervensi Rusia dalam pemilu AS tahun 2016 tidak benar.
Penasihat khusus Robert Mueller telah memindahkan Strzok dari penyelidikan terhadap Rusia setelah pesan-pesan teks anti-Trump itu ditemukan.
Pengacara Strzok mengatakan deputi direktur FBI David Bowdich memerintahkan pemecatan pada hari Jumat.
"Keputusan ini (untuk memecat Strzok) seharusnya sangat mengganggu bagi semua orang Amerika," kata pengacara Strzok, Aitan Goelman, mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip The Guardian, Selasa (14/8/2018).
Strzok merupakan agen yang pernah membantu memimpin penyelidikan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu Amerika Serikat (AS). Rusia dituduh ikut campur pemilu AS tahun 2016 untuk membantu memenangkan Trump menjadi presiden.
Strzok, yang berusia 21 tahun, juga pernah membantu penyelidikan skandal email Hillary Clinton. Sikap kritisnya yang anti-Trump tidak bisa diterima FBI.
Salah satu pesan teks yang dia tulis dan menyebar di internal FBI adalah pesan di mana dia melabeli Trump sebagai presiden "idiot" masa depan.
Dalam sebuah penyelidikan bulan Juni terungkap bahwa pesan teks Strzok dikirim untuk Lisa Page, seorang pengacara FBI. Keduanya berbalasa pesan selama tahun 2016.
Dalam satu pertukaran pesan, Page bertanya; "(Trump) tidak akan pernah menjadi presiden, bukan? Benar?!".
Strzok menjawab; “Tidak. Bukan, bukan dia. Kami akan menghentikannya".
Kantor inspektur jenderal tidak menemukan bukti bahwa sikap yang direfleksikan dalam teks mempengaruhi pekerjaan investigasi FBI. Namun, pesan teks Strzok dan Page dianggap "melemparkan awan" atas penyelidikan penggunaan server email pribadi Hillary Clinton ketika dia menjadi Menteri Luar Negeri AS.
Trump dan sekutunya telah mengecam Strzok. Agen FBI yang baru dipecat ini jadi sosok yang dianggap Trump dan kubunya melakukan "perburuan penyihir" karena melakukan penyelidikan terhadap campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016. Sebutan "perburuan penyihir" sebagai anggapan bahwa tuduhan intervensi Rusia dalam pemilu AS tahun 2016 tidak benar.
Penasihat khusus Robert Mueller telah memindahkan Strzok dari penyelidikan terhadap Rusia setelah pesan-pesan teks anti-Trump itu ditemukan.
Pengacara Strzok mengatakan deputi direktur FBI David Bowdich memerintahkan pemecatan pada hari Jumat.
"Keputusan ini (untuk memecat Strzok) seharusnya sangat mengganggu bagi semua orang Amerika," kata pengacara Strzok, Aitan Goelman, mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip The Guardian, Selasa (14/8/2018).
(mas)