Kubu Oposisi Unjuk Rasa Desak Pembubaran Pemerintah
A
A
A
BUCHAREST - Oposisi Rumania berunjuk rasa di berbagai kota besar untuk mengecam korupsi dan meminta pemerintahan Sosial Demokrat mundur. Unjuk rasa memasuki hari kedua kemarin.Demonstrasi berjalan damai pada Jumat (10/8), namun polisi anti huruhara menembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa di pusat Bucharest. Ratusan orang terluka dalam unjuk rasa itu. Sebanyak 40.000 orang berkumpul di depan kantor pemerintahan di ibu kota pada Sabtu (11/8) malam, lebih sedikit daripada 100.000 orang pada malam sebelumnya. Mereka meneriakkan “Mundur! Mundur!” sambil meniup vuvuzela dan mengibarkan bendera Rumania serta Uni Eropa (UE).
Rumania merupakan negara dengan 20 juta jiwa warga yang menjadi lokasi stasiun pertahanan rudal balistik Amerika Serikat (AS). Rumania masih menjadi negara termiskin dan paling korup di UE. Ribuan demonstran berunjuk rasa menentang korupsi dan para politisi yang berupaya melindungi para tersangka korupsi.
Para pengunjuk rasa berkumpul di kota Cluj, Sibiu, dan Brasov di Timisoara yang berbatasan dengan Serbia dan di kota Iasi bagian timur. Unjuk rasa damai berulang kali digelar sejak Sosial Demokrat berkuasa pada awal 2017. Partai berkuasa itu hendak melindungi para tersangka korupsi.
Awal tahun ini anggota legislatif dari Sosial Demokrat mendorong perubahan undang-undang (UU) kriminal melalui parlemen. Langkah ini mengkhawatirkan Komisi Eropa dan Departemen Luar Negeri (Deplu) AS. Perubahan UU itu mendapat tantangan di Pengadilan Konstitusional. Ketua Partai Sosial Demokrat dan ketua majelis rendah Liviu Dragnea divonis penjara tiga setengah tahun oleh Mahkamah Agung (MA) pada Juni karena dakwaan penyalahgunaan jabatan.
Keputusan itu masih menunggu proses banding. Dalam surat terbuka, Dragnea yang dianggap sebagai pemimpin de facto pemerintahan itu menyatakan partainya dan pemerintah tidak akan tunduk pada tekanan publik untuk mundur.
“Saya ingin tegaskan pada semua rakyat Rumania bahwa parlemen tidak akan membiarkan siapa saja membubarkan demokrasi, mencabut hak asasi dan kebebasan individu, meng ubah hasil pemilu dan meng ganggu ketertiban di negara Rumania melalui kekerasan,” tulis dia dikutip kantor berita Reuters, kemarin.
Rumania merupakan negara dengan 20 juta jiwa warga yang menjadi lokasi stasiun pertahanan rudal balistik Amerika Serikat (AS). Rumania masih menjadi negara termiskin dan paling korup di UE. Ribuan demonstran berunjuk rasa menentang korupsi dan para politisi yang berupaya melindungi para tersangka korupsi.
Para pengunjuk rasa berkumpul di kota Cluj, Sibiu, dan Brasov di Timisoara yang berbatasan dengan Serbia dan di kota Iasi bagian timur. Unjuk rasa damai berulang kali digelar sejak Sosial Demokrat berkuasa pada awal 2017. Partai berkuasa itu hendak melindungi para tersangka korupsi.
Awal tahun ini anggota legislatif dari Sosial Demokrat mendorong perubahan undang-undang (UU) kriminal melalui parlemen. Langkah ini mengkhawatirkan Komisi Eropa dan Departemen Luar Negeri (Deplu) AS. Perubahan UU itu mendapat tantangan di Pengadilan Konstitusional. Ketua Partai Sosial Demokrat dan ketua majelis rendah Liviu Dragnea divonis penjara tiga setengah tahun oleh Mahkamah Agung (MA) pada Juni karena dakwaan penyalahgunaan jabatan.
Keputusan itu masih menunggu proses banding. Dalam surat terbuka, Dragnea yang dianggap sebagai pemimpin de facto pemerintahan itu menyatakan partainya dan pemerintah tidak akan tunduk pada tekanan publik untuk mundur.
“Saya ingin tegaskan pada semua rakyat Rumania bahwa parlemen tidak akan membiarkan siapa saja membubarkan demokrasi, mencabut hak asasi dan kebebasan individu, meng ubah hasil pemilu dan meng ganggu ketertiban di negara Rumania melalui kekerasan,” tulis dia dikutip kantor berita Reuters, kemarin.
(don)