Turki: Lewat Sanksi, AS Rusak Citra Dirinya di Dunia Internasional
A
A
A
ANKARA - Juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin menyatakan, sanksi demi sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) kepada Turki dan negara lainya telah membuat citra Washington rusak di mata dunia internasional.
Kalin menyatakan, bukan hanya merusak citra diri mereka, sanksi akan membuat AS kehilangan sekutu-sekutu dekat mereka, salah satunya adalah Turki dan juga akan membuat AS terisolasi di kancah dunia internasional.
"AS memiliki risiko kehilangan Turki secara keseluruhan. Seluruh publik Turki menentang kebijakan AS yang mengabaikan tuntutan keamanan sah Turki. Ancaman, sanksi dan intimidasi terhadap Turki tidak akan berhasil. Itu hanya akan meningkatkan keteguhan Turki. Tetapi juga akan lebih lanjut mengisolasi AS di Turki dan di kancah internasional," kata Kalin.
"Washington telah merusak kepercayaan dirinya sebagai mitra dan sekutu yang dapat dipercaya," sambungnya dalam sebuah tulisan yang diplubikasikan di Daily Sabah, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (12/8).
Dia kemudian menyatakan, AS telah mengajak terlalu banyak untuk "berkelahi", dengan cara menghukum negara-negara tersebut melalui sanksi karena tidak senang dengan kebijakan dalam negeri negara tersebut.
"Administrasi Donald Trump telah memilih berkelahi dengan Kanada, Meksiko, Kuba, Cina, Rusia, NATO, Jerman dan negara-negara lain untuk sebagian besar karena alasan domestik," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Turki, Recap Tayyip Erdogan menyatakan Turki akan mencari teman atau sekutu baru setelah kecewa dengan tindakan AS terhadap Ankara. Dalam sebuah pidato di Kota Rize hari Sabtu, pemimpin Turki itu mengatakan bahwa Washington telah berulang kali dan secara konsisten gagal untuk memahami dan menghormati keprihatinan rakyat Turki.
Washington telah menjatuhkan sanksi kepada dua menteri Erdogan. Sanksi itu sebagai respons setelah Ankara menolak membebaskan pastor asal AS, Andrew Brunson, yang diadili di Ankara atas tuduhan menjalin hubungan dengan kelompok teroris Kurdi dan mendukung upaya kudeta militer yang gagal tahun 2016.
Kalin menyatakan, bukan hanya merusak citra diri mereka, sanksi akan membuat AS kehilangan sekutu-sekutu dekat mereka, salah satunya adalah Turki dan juga akan membuat AS terisolasi di kancah dunia internasional.
"AS memiliki risiko kehilangan Turki secara keseluruhan. Seluruh publik Turki menentang kebijakan AS yang mengabaikan tuntutan keamanan sah Turki. Ancaman, sanksi dan intimidasi terhadap Turki tidak akan berhasil. Itu hanya akan meningkatkan keteguhan Turki. Tetapi juga akan lebih lanjut mengisolasi AS di Turki dan di kancah internasional," kata Kalin.
"Washington telah merusak kepercayaan dirinya sebagai mitra dan sekutu yang dapat dipercaya," sambungnya dalam sebuah tulisan yang diplubikasikan di Daily Sabah, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (12/8).
Dia kemudian menyatakan, AS telah mengajak terlalu banyak untuk "berkelahi", dengan cara menghukum negara-negara tersebut melalui sanksi karena tidak senang dengan kebijakan dalam negeri negara tersebut.
"Administrasi Donald Trump telah memilih berkelahi dengan Kanada, Meksiko, Kuba, Cina, Rusia, NATO, Jerman dan negara-negara lain untuk sebagian besar karena alasan domestik," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Turki, Recap Tayyip Erdogan menyatakan Turki akan mencari teman atau sekutu baru setelah kecewa dengan tindakan AS terhadap Ankara. Dalam sebuah pidato di Kota Rize hari Sabtu, pemimpin Turki itu mengatakan bahwa Washington telah berulang kali dan secara konsisten gagal untuk memahami dan menghormati keprihatinan rakyat Turki.
Washington telah menjatuhkan sanksi kepada dua menteri Erdogan. Sanksi itu sebagai respons setelah Ankara menolak membebaskan pastor asal AS, Andrew Brunson, yang diadili di Ankara atas tuduhan menjalin hubungan dengan kelompok teroris Kurdi dan mendukung upaya kudeta militer yang gagal tahun 2016.
(esn)