California Merdeka Ingin Dirikan Negara Pribumi Amerika
A
A
A
CALIFORNIA - Kelompok yang mengupayakan California merdeka dari Amerika Serikat (AS) atau Calexit berencana untuk mendirikan negara otonom bagi penduduk asli atawa pribumi Amerika. Lokasinya adalah hampir separuh dari wilayah California.
Kelompok pendukung Calexit sudah diberi "lampu hijau" oleh pemerintah negara bagian setempat pada awal tahun ini untuk mulai mengumpulkan tanda tangan guna pemungutan suara khusus pada tahun 2021 mendatang.
Para advokat Calexit diberi waktu hingga pertengahan Oktober untuk mengumpulkan 365.880 tanda tangan pemilih untuk voting khusus.
Rencana pendirian negara bagi pribumi Amerika ini diumumkan para pendiri Calexit pada hari Selasa lalu."Tujuan tambahan; mendirikan 'Negara Penduduk Asli Amerika' pertama yang otonom di Amerika Utara," kata kelompok Calexit dalam pengumuman perombakan rencana mereka.
Awalnya, Calexit yang terinspirasi dari Brexit di Inggris hanya ingin wilayah California pisah dari AS. Gerakan ini muncul setelah komunitas di California tak puas dengan hasil pemilu 2016 yang dimenangkan Donald Trump, yang kini jadi presiden.
Tanah yang ingin dijadikan negara pribumi Amerika itu, menurut Calexit, mulai dari perbatasan Meksiko hingga Oregon.
"Mengapa tidak melakukan sesuatu untuk memperbaiki beberapa kesalahan masa lalu kepada penduduk asli Amerika, dan memberikan tanah mereka kembali?," kata pendiri Calexit, Louis J. Marinelli.
"Karena sebagian besar lahan federal akan mencakup bagian California yang konservatif, rencananya juga akan menciptakan zona penyangga antara Amerika-nya Donald Trump dan Republik California baru yang merdeka," imbuh pendiri Calexit lainnya, Marcus Ruiz Evans, dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Fox News, semalam (1/8/2018).
Berbicara kepada Fox News, Marinelli mengatakan rencana itu tidak akan terlalu mengganggu orang-orang California.
"Ini akan memiliki dampak minimal pada populasi California, dua pertiga dari yang tinggal di daerah di pantai California," ujar Marinelli.
Dia menambahkan bahwa penyelenggara Calexit akan melanjutkan perjuangan mereka bahkan jika Partai Demokrat membuat keuntungan besar dalam pemilu paruh waktu atau pemilu sela yang akan datang.
"Kampanye kami tidak termotivasi oleh keseimbangan kekuatan politik di Washington," kata Marinelli.
"Kami termotivasi oleh fakta bahwa California adalah masyarakat yang berbeda dengan kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri terlepas dari negara yang nilai-nilainya bertentangan langsung dengan negara kami, dan negara yang sistem pemerintahannya (dan lembaga-lembaganya) rusak dan usang."
Pada 4 Juli, Calexit mengadakan rapat umum di gedung parlemen negara bagian di Sacramento. Mereka menyerukan kepada pendukung Trump untuk "keluar" dari California dan menganggap AS melakukan "pendudukan" di California.
"The Fourth of July (4 Juli) bukan lagi hari untuk merayakan (Hari Kemerdekaan AS) di California," kata kelompok Calexit.
Calexit ini berbeda dari upaya paralel yang disponsori oleh seorang kapitalis ventura Tim Draper yang ingin membagi California menjadi tiga negara bagian, yang dikenal sebagai "Cal 3" atas nama efisiensi pemerintah.
Draper, seorang miliarder lulusan Stanford dan Harvard, menjadi pemberitaan media karena mendapat rezeki tak terduga empat tahun lalu dengan membeli Bitcoin yang sitaan pemerintah melalui lelang.
Dia telah mengumpulkan lebih dari 600.000 tanda tangan untuk inisiatifnya itu.
Namun, Mahkamah Agung pada awal bulan ini memblokir proposal "Cal 3" dari pemungutan suara yang sedianya digelar November nanti. Alasannya, perubahan struktur negara terlalu penting untuk dilakukan hanya sekadar oleh inisiatif voting. Sebaliknya, pengadilan memutuskan konstitusi negara diperlukan tindakan dari legislatif.
Kelompok pendukung Calexit sudah diberi "lampu hijau" oleh pemerintah negara bagian setempat pada awal tahun ini untuk mulai mengumpulkan tanda tangan guna pemungutan suara khusus pada tahun 2021 mendatang.
Para advokat Calexit diberi waktu hingga pertengahan Oktober untuk mengumpulkan 365.880 tanda tangan pemilih untuk voting khusus.
Rencana pendirian negara bagi pribumi Amerika ini diumumkan para pendiri Calexit pada hari Selasa lalu."Tujuan tambahan; mendirikan 'Negara Penduduk Asli Amerika' pertama yang otonom di Amerika Utara," kata kelompok Calexit dalam pengumuman perombakan rencana mereka.
Awalnya, Calexit yang terinspirasi dari Brexit di Inggris hanya ingin wilayah California pisah dari AS. Gerakan ini muncul setelah komunitas di California tak puas dengan hasil pemilu 2016 yang dimenangkan Donald Trump, yang kini jadi presiden.
Tanah yang ingin dijadikan negara pribumi Amerika itu, menurut Calexit, mulai dari perbatasan Meksiko hingga Oregon.
"Mengapa tidak melakukan sesuatu untuk memperbaiki beberapa kesalahan masa lalu kepada penduduk asli Amerika, dan memberikan tanah mereka kembali?," kata pendiri Calexit, Louis J. Marinelli.
"Karena sebagian besar lahan federal akan mencakup bagian California yang konservatif, rencananya juga akan menciptakan zona penyangga antara Amerika-nya Donald Trump dan Republik California baru yang merdeka," imbuh pendiri Calexit lainnya, Marcus Ruiz Evans, dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Fox News, semalam (1/8/2018).
Berbicara kepada Fox News, Marinelli mengatakan rencana itu tidak akan terlalu mengganggu orang-orang California.
"Ini akan memiliki dampak minimal pada populasi California, dua pertiga dari yang tinggal di daerah di pantai California," ujar Marinelli.
Dia menambahkan bahwa penyelenggara Calexit akan melanjutkan perjuangan mereka bahkan jika Partai Demokrat membuat keuntungan besar dalam pemilu paruh waktu atau pemilu sela yang akan datang.
"Kampanye kami tidak termotivasi oleh keseimbangan kekuatan politik di Washington," kata Marinelli.
"Kami termotivasi oleh fakta bahwa California adalah masyarakat yang berbeda dengan kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri terlepas dari negara yang nilai-nilainya bertentangan langsung dengan negara kami, dan negara yang sistem pemerintahannya (dan lembaga-lembaganya) rusak dan usang."
Pada 4 Juli, Calexit mengadakan rapat umum di gedung parlemen negara bagian di Sacramento. Mereka menyerukan kepada pendukung Trump untuk "keluar" dari California dan menganggap AS melakukan "pendudukan" di California.
"The Fourth of July (4 Juli) bukan lagi hari untuk merayakan (Hari Kemerdekaan AS) di California," kata kelompok Calexit.
Calexit ini berbeda dari upaya paralel yang disponsori oleh seorang kapitalis ventura Tim Draper yang ingin membagi California menjadi tiga negara bagian, yang dikenal sebagai "Cal 3" atas nama efisiensi pemerintah.
Draper, seorang miliarder lulusan Stanford dan Harvard, menjadi pemberitaan media karena mendapat rezeki tak terduga empat tahun lalu dengan membeli Bitcoin yang sitaan pemerintah melalui lelang.
Dia telah mengumpulkan lebih dari 600.000 tanda tangan untuk inisiatifnya itu.
Namun, Mahkamah Agung pada awal bulan ini memblokir proposal "Cal 3" dari pemungutan suara yang sedianya digelar November nanti. Alasannya, perubahan struktur negara terlalu penting untuk dilakukan hanya sekadar oleh inisiatif voting. Sebaliknya, pengadilan memutuskan konstitusi negara diperlukan tindakan dari legislatif.
(mas)