Terus Dikecam dan Diancam, Erdogan Wanti-wanti Trump
A
A
A
ANKARA - Presiden Turkim Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) tidak boleh lupa bahwa ia akan kehilangan mitranya, jika tidak mengubah sikapnya terhadap Turki. Dia juga mengumumkan bahwa Pastor Andrew Brunson tidak akan menjadi bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan dengan AS.
Pernyataan Erdogan ini merupakan respon atas sejumlah kecaman dan ancaman yang dilontarkan AS, terkait dengan pembelian S-400 dan juga mengenai penahanan Pastor Brunson, seorang warga AS yang tinggal di Turki, yang diduga memiliki hubungan dengan pihak yang melakukan kudeta gagal.
Erdogan, dalam sebuah pernyataan kemudian mengatakan bahwa pernyataan Trump tentang kemungkinan sanksi terhadap Turki adalah perang psikologis.
"Saya pikir ini adalah perang psikologis. Kami tidak akan mundur dengan sanksi. Kami tidak tawar-menawar mengenai Brunson," bunyi pernyataan Erdogan, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (29/7).
Pemimpin Turki itu dalam pernyataanya juga menuturkan bahwa pihaknya akan menyeret AS ke pengadilan arbitrase internasional jika memblokir penjualan jet tempur F-35.
Seperti diketahui, Senat AS mengesahkan RUU Kebijakan Pertahanan termasuk amandemen yang melarang penjualan pesawat jet tempur F-35 ke Turki. Senat yang dikendalikan Partai Republik memberikan suara 85-10 untuk pengesahan RUU yang menjadi Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDDA) untuk Tahun Fiskal 2019.
Pemenjaraan pastor Amerika di Ankara dan keputusan Turki membeli sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia menjadi alasan para anggota kongres memblokir pengiriman jet tempur canggih kebanggaan NATO itu untuk Ankara.
Pernyataan Erdogan ini merupakan respon atas sejumlah kecaman dan ancaman yang dilontarkan AS, terkait dengan pembelian S-400 dan juga mengenai penahanan Pastor Brunson, seorang warga AS yang tinggal di Turki, yang diduga memiliki hubungan dengan pihak yang melakukan kudeta gagal.
Erdogan, dalam sebuah pernyataan kemudian mengatakan bahwa pernyataan Trump tentang kemungkinan sanksi terhadap Turki adalah perang psikologis.
"Saya pikir ini adalah perang psikologis. Kami tidak akan mundur dengan sanksi. Kami tidak tawar-menawar mengenai Brunson," bunyi pernyataan Erdogan, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (29/7).
Pemimpin Turki itu dalam pernyataanya juga menuturkan bahwa pihaknya akan menyeret AS ke pengadilan arbitrase internasional jika memblokir penjualan jet tempur F-35.
Seperti diketahui, Senat AS mengesahkan RUU Kebijakan Pertahanan termasuk amandemen yang melarang penjualan pesawat jet tempur F-35 ke Turki. Senat yang dikendalikan Partai Republik memberikan suara 85-10 untuk pengesahan RUU yang menjadi Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDDA) untuk Tahun Fiskal 2019.
Pemenjaraan pastor Amerika di Ankara dan keputusan Turki membeli sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia menjadi alasan para anggota kongres memblokir pengiriman jet tempur canggih kebanggaan NATO itu untuk Ankara.
(esn)