1.800 Anak-anak Migran Berkumpul Kembali dengan Orang Tuanya
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan telah menyatukan lebih dari 1.800 anak-anak migran dengan anggota keluarga mereka sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan oleh pengadilan.
"(Jumlah) ini termasuk 1.442 anak yang dikembalikan kepada orang tua mereka di tahanan imigrasi AS dan 378 lainnya dibebaskan sesuai dengan keadaannya," bunyi dokumen pengadilan seperti dikutip dari BBC, Jumat (27/7/2018).
Namun lebih dari 700 anak tidak memenuhi syarat untuk bersatu kembali, termasuk 431 karena orang tuanya yang tidak lagi berada di AS.
Para pejabat AS memisahkan lebih dari 2.500 anak-anak dari orang dewasa yang tidak berdokumen. Pemerintah AS melembagakan kebijakan tersebut dalam tindakan tanpa toleransi terhadap imigrasi ilegal di perbatasan dengan Meksiko.
"378 anak yang dibebaskan sesuai dengan keadaannya termasuk mereka yang dipertemukan dengan orang tua yang sudah bebas dari tahanan pemerintah, yang dikirim ke kerabat lain atau teman keluarga, dan mereka yang kini berusai 18 tahun," kata pemerintah AS.
"Dari 711 yang dianggap tidak memenuhi syarat, 120 orang tua anak-anak telah dibebaskan dari reunifikasi," sambungnya.
Lusinan anak lebih tetap terpisah karena adanya peringatan red flag, mengacu pada situasi di mana anak mungkin berisiko.
Hakim federal San Diego, Dana Sabraw, bulan lalu memutuskan bahwa semua anak di bawah umur yang ditahan di bawah kebijakan harus diserahkan kembali ke keluarga mereka pada 26 Juli.
"Dengan batas waktu pengadilan malam ini kami berada di jalur untuk menyatukan kembali semua orang tua yang memenuhi syarat dalam tahanan ICE," kata Chris Meekins, dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan.
Namun American Civil Liberties Union (ACLU), yang telah menggugat pemerintah atas kebijakan itu, mengatakan para pejabat AS hanya memenuhi batas waktu yang ditetapkan sendiri.
"Pemerintah seharusnya tidak bangga dengan pekerjaan yang mereka lakukan dengan memisahkan anak dengan orang tuanya. Ini adalah bencana yang mereka ciptakan," kata Pengacara ACLU Lee Gelernt.
Organisasi itu mengatakan akan mencoba melacak ratusan orang tua yang tidak lagi berada di AS.
Namun mantan direktur pelaksana US Immigration Customs Enforcement (ICE), lembaga yang mengumpulkan migran tidak berdokumen, mengatakan dia khawatir banyak keluarga tidak akan pernah bersatu kembali.
"Ada kemungkinan yang sangat tinggi bahwa orang tua itu tidak akan melihat anak-anak mereka lagi," kata John Sandweg kepada CBS News.
Pemerintahan Trump awal bulan ini menyatukan lebih dari 100 anak-anak migran berusia di bawah lima tahun bersama orang tua mereka, meskipun mereka melewati tenggat waktu yang diperintahkan pengadilan untuk melakukannya.
Dikatakan 57 dari anak-anak ini kembali dengan keluarga mereka, meskipun 46 lainnya dianggap tidak memenuhi syarat karena masalah keamanan, deportasi orang tua, atau masalah lainnya.
Presiden AS Donald Trump menghentikan pemisahan keluarga pada akhir Juni setelah foto-foto anak-anak yang terkunci dan audio mereka menangis dalam kesusahan memicu kegemparan.
Tetapi proses reuni berakhir dengan kekacauan. Beberapa anak yang dibawa untuk melihat orang tua mereka berakhir di tempat penampungan setelah menemukan orang yang mereka cintai tidak berada di lokasi.
Keluarga-keluarga itu ditahan setelah memasuki AS secara ilegal, sementara yang lain mengklaim suaka di penyeberangan perbatasan, mengutip kekerasan di negara asal mereka El Salvador, Guatemala dan Honduras.
Anak-anak itu dikirim ke berbagai fasilitas perawatan di seluruh AS sementara orang tua mereka ditahan di pusat penahanan atau penjara.
"(Jumlah) ini termasuk 1.442 anak yang dikembalikan kepada orang tua mereka di tahanan imigrasi AS dan 378 lainnya dibebaskan sesuai dengan keadaannya," bunyi dokumen pengadilan seperti dikutip dari BBC, Jumat (27/7/2018).
Namun lebih dari 700 anak tidak memenuhi syarat untuk bersatu kembali, termasuk 431 karena orang tuanya yang tidak lagi berada di AS.
Para pejabat AS memisahkan lebih dari 2.500 anak-anak dari orang dewasa yang tidak berdokumen. Pemerintah AS melembagakan kebijakan tersebut dalam tindakan tanpa toleransi terhadap imigrasi ilegal di perbatasan dengan Meksiko.
"378 anak yang dibebaskan sesuai dengan keadaannya termasuk mereka yang dipertemukan dengan orang tua yang sudah bebas dari tahanan pemerintah, yang dikirim ke kerabat lain atau teman keluarga, dan mereka yang kini berusai 18 tahun," kata pemerintah AS.
"Dari 711 yang dianggap tidak memenuhi syarat, 120 orang tua anak-anak telah dibebaskan dari reunifikasi," sambungnya.
Lusinan anak lebih tetap terpisah karena adanya peringatan red flag, mengacu pada situasi di mana anak mungkin berisiko.
Hakim federal San Diego, Dana Sabraw, bulan lalu memutuskan bahwa semua anak di bawah umur yang ditahan di bawah kebijakan harus diserahkan kembali ke keluarga mereka pada 26 Juli.
"Dengan batas waktu pengadilan malam ini kami berada di jalur untuk menyatukan kembali semua orang tua yang memenuhi syarat dalam tahanan ICE," kata Chris Meekins, dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan.
Namun American Civil Liberties Union (ACLU), yang telah menggugat pemerintah atas kebijakan itu, mengatakan para pejabat AS hanya memenuhi batas waktu yang ditetapkan sendiri.
"Pemerintah seharusnya tidak bangga dengan pekerjaan yang mereka lakukan dengan memisahkan anak dengan orang tuanya. Ini adalah bencana yang mereka ciptakan," kata Pengacara ACLU Lee Gelernt.
Organisasi itu mengatakan akan mencoba melacak ratusan orang tua yang tidak lagi berada di AS.
Namun mantan direktur pelaksana US Immigration Customs Enforcement (ICE), lembaga yang mengumpulkan migran tidak berdokumen, mengatakan dia khawatir banyak keluarga tidak akan pernah bersatu kembali.
"Ada kemungkinan yang sangat tinggi bahwa orang tua itu tidak akan melihat anak-anak mereka lagi," kata John Sandweg kepada CBS News.
Pemerintahan Trump awal bulan ini menyatukan lebih dari 100 anak-anak migran berusia di bawah lima tahun bersama orang tua mereka, meskipun mereka melewati tenggat waktu yang diperintahkan pengadilan untuk melakukannya.
Dikatakan 57 dari anak-anak ini kembali dengan keluarga mereka, meskipun 46 lainnya dianggap tidak memenuhi syarat karena masalah keamanan, deportasi orang tua, atau masalah lainnya.
Presiden AS Donald Trump menghentikan pemisahan keluarga pada akhir Juni setelah foto-foto anak-anak yang terkunci dan audio mereka menangis dalam kesusahan memicu kegemparan.
Tetapi proses reuni berakhir dengan kekacauan. Beberapa anak yang dibawa untuk melihat orang tua mereka berakhir di tempat penampungan setelah menemukan orang yang mereka cintai tidak berada di lokasi.
Keluarga-keluarga itu ditahan setelah memasuki AS secara ilegal, sementara yang lain mengklaim suaka di penyeberangan perbatasan, mengutip kekerasan di negara asal mereka El Salvador, Guatemala dan Honduras.
Anak-anak itu dikirim ke berbagai fasilitas perawatan di seluruh AS sementara orang tua mereka ditahan di pusat penahanan atau penjara.
(ian)