AS Tidak Akan Pernah Mengakui Crimea Bagian dari Rusia
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan Washington tidak akan pernah mengakui Crimea sebagai bagian dari Rusia. Menurut Pompeo, dalam mencaplok semenanjung itu, Rusia bertindak dengan cara yang tidak layak sebagai bangsa besar dan memilih untuk mengisolasi diri dari komunitas internasional.
"Rusia, melalui invasi 2014 ke Ukraina dan upaya pencaplokan Crimea, berusaha melemahkan landasan prinsip internasional yang dimiliki oleh negara-negara demokratis: bahwa tidak ada negara yang dapat mengubah perbatasan negara lain secara paksa," kata pria berusia 54 tahun.
Hal itu diungkapkannya dalam dalam sebuah pernyataan sebelum bertemu dengan Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS.
"Dalam mencapai persetujuan dengan sekutu, mitra, dan masyarakat internasional, Amerika Serikat menolak upaya pencaplokan Rusia untuk Crimea dan berjanji untuk mempertahankan kebijakan ini sampai integritas teritorial Ukraina dipulihkan," imbuhnya.
"Amerika Serikat menyerukan Rusia untuk menghormati prinsip-prinsip yang telah lama diklaim untuk mematuhi dan mengakhiri pendudukannya atas Crimea," tegasnya seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (26/7/2018).
Selama pertemuannya dengan komite Senat, Pompeo menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan Kongres terkait sanksi baru untuk Rusia.
"Tidak akan ada bantuan sanksi sampai Rusia mengembalikan kendali semenanjung Crimea ke Ukraina," ucapnya.
Kendati demikian, Pompeo juga menunjukkan bahwa pemerintahan Trump ingin memulihkan hubungan dengan Rusia, sebagai sesama kekuatan super nuklir.
Pompeo menegaskan kembali bahwa pemerintahan Trump telah bersikap keras terhadap Rusia, mengingat bahwa pihaknya telah menyetujui bantuan USD200 juta untuk Ukraina dalam kerja sama keamanan. Menurut rilis berita sebelumnya dari Departemen Pertahanan AS, pendanaan akan dipergunakan untuk pelatihan tambahan, peralatan dan upaya-upaya penasehat untuk membangun kapasitas pertahanan negara. Sejak 2014, Pentagon telah memberi Ukraina lebih dari USD1 miliar.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia pun menanggapi pidato Pompeo
"Kita tahu nilai deklarasi penting tersebut," cetusnya.
Pemerintah Trump telah membuat beberapa penarikan penting dari perjanjian dan deklarasi internasional, di antaranya perjanjian yang sudah ada seperti kesepakatan iklim Paris dan kesepakatan nuklir Iran serta perjanjian yang direncanakan seperti Kemitraan Trans-Pasifik.
Rusia menerima Crimea ke Federasi Rusia pada tahun 2014 setelah para warga Crimea setuju untuk bergabung menyusul penggulingan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych, yang menciptakan gelombang ketakutan dalam populasi Ukraina berbahasa Rusia. Sejak itu, kritikus mengklaim bahwa referendum itu palsu dan menolak untuk mengakui hasilnya.
"Rusia, melalui invasi 2014 ke Ukraina dan upaya pencaplokan Crimea, berusaha melemahkan landasan prinsip internasional yang dimiliki oleh negara-negara demokratis: bahwa tidak ada negara yang dapat mengubah perbatasan negara lain secara paksa," kata pria berusia 54 tahun.
Hal itu diungkapkannya dalam dalam sebuah pernyataan sebelum bertemu dengan Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS.
"Dalam mencapai persetujuan dengan sekutu, mitra, dan masyarakat internasional, Amerika Serikat menolak upaya pencaplokan Rusia untuk Crimea dan berjanji untuk mempertahankan kebijakan ini sampai integritas teritorial Ukraina dipulihkan," imbuhnya.
"Amerika Serikat menyerukan Rusia untuk menghormati prinsip-prinsip yang telah lama diklaim untuk mematuhi dan mengakhiri pendudukannya atas Crimea," tegasnya seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (26/7/2018).
Selama pertemuannya dengan komite Senat, Pompeo menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan Kongres terkait sanksi baru untuk Rusia.
"Tidak akan ada bantuan sanksi sampai Rusia mengembalikan kendali semenanjung Crimea ke Ukraina," ucapnya.
Kendati demikian, Pompeo juga menunjukkan bahwa pemerintahan Trump ingin memulihkan hubungan dengan Rusia, sebagai sesama kekuatan super nuklir.
Pompeo menegaskan kembali bahwa pemerintahan Trump telah bersikap keras terhadap Rusia, mengingat bahwa pihaknya telah menyetujui bantuan USD200 juta untuk Ukraina dalam kerja sama keamanan. Menurut rilis berita sebelumnya dari Departemen Pertahanan AS, pendanaan akan dipergunakan untuk pelatihan tambahan, peralatan dan upaya-upaya penasehat untuk membangun kapasitas pertahanan negara. Sejak 2014, Pentagon telah memberi Ukraina lebih dari USD1 miliar.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia pun menanggapi pidato Pompeo
"Kita tahu nilai deklarasi penting tersebut," cetusnya.
Pemerintah Trump telah membuat beberapa penarikan penting dari perjanjian dan deklarasi internasional, di antaranya perjanjian yang sudah ada seperti kesepakatan iklim Paris dan kesepakatan nuklir Iran serta perjanjian yang direncanakan seperti Kemitraan Trans-Pasifik.
Rusia menerima Crimea ke Federasi Rusia pada tahun 2014 setelah para warga Crimea setuju untuk bergabung menyusul penggulingan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych, yang menciptakan gelombang ketakutan dalam populasi Ukraina berbahasa Rusia. Sejak itu, kritikus mengklaim bahwa referendum itu palsu dan menolak untuk mengakui hasilnya.
(ian)