Tersangka Agen Kremlin Dibayar oleh Miliarder Rusia
A
A
A
WASHINGTON - Tersangka mata-mata Kremlin, Maria Butina, menerima dukungan keuangan dari miliarder Rusia yang memiliki hubungan dengan perusahaan energi dan teknologi Amerika Serikat (AS). Begitu bunyi sebuah laporan.
Butina (29) ditangkap akhir pekan lalu dan dituduh mencoba mempengaruhi kelompok seperti National Rifle Association (NRA). Butina dianggap mempunyai "risiko penerbangan ekstrim" dan ditahan tanpa jaminan sambil menunggu persidangannya.
"Pada April, Butina mengatakan kepada Komite Intelijen Senat bahwa Konstantin Nikolaev, miliarder Rusia, menyediakan dana untuk kelompok senjata api yang ia wakili," seperti dikutip USA Today dari The Washington Post, Senin (23/7/2018).
Seorang juru bicara Nikolaev mengatakan kepada The Washington Post bahwa pengusaha itu melakukan kontak dengan Butina tetapi menolak untuk mengkonfirmasi apakah dia menawarkan uang.
Penyidik mengatakan Butina bekerja selama bertahun-tahun sebagai agen rahasia Rusia yang berusaha memajukan kepentingan negaranya. Jaksa mengatakan minggu lalu bahwa Butina memulai hubungan romantis dengan orang AS yang ia gunakan untuk mengakses jaringan luas dari orang Amerika yang berpengaruh lainnya.
Jaksa penuntut mengatakan, Butina, seorang mahasiswa pascasarjana, bekerja di AS dengan mendapat arahan dari pejabat pemerintah Rusia yang tidak disebutkan namanya, yang berusaha untuk membentuk jalur komunikasi "saluran belakang". Jaksa penuntut mengatakan dia melakukan kontak dengan agen Rusia selama waktunya di AS.
Kekayaan Nikolaev sebagian besar dibangun melalui bisnis pelabuhan dan kereta api di Rusia, The Washington Post melaporkan. Nikolaev juga duduk di dewan perusahaan etana yang bermarkas di Houston bernama American Ethane. Perusahaan itu diberi tepuk tangan oleh Presiden Donald Trump pada sebuah acara di China tahun lalu karena menyerang kesepakatan perdagangan untuk memasok etana cair ke Beijing.
Butina (29) ditangkap akhir pekan lalu dan dituduh mencoba mempengaruhi kelompok seperti National Rifle Association (NRA). Butina dianggap mempunyai "risiko penerbangan ekstrim" dan ditahan tanpa jaminan sambil menunggu persidangannya.
"Pada April, Butina mengatakan kepada Komite Intelijen Senat bahwa Konstantin Nikolaev, miliarder Rusia, menyediakan dana untuk kelompok senjata api yang ia wakili," seperti dikutip USA Today dari The Washington Post, Senin (23/7/2018).
Seorang juru bicara Nikolaev mengatakan kepada The Washington Post bahwa pengusaha itu melakukan kontak dengan Butina tetapi menolak untuk mengkonfirmasi apakah dia menawarkan uang.
Penyidik mengatakan Butina bekerja selama bertahun-tahun sebagai agen rahasia Rusia yang berusaha memajukan kepentingan negaranya. Jaksa mengatakan minggu lalu bahwa Butina memulai hubungan romantis dengan orang AS yang ia gunakan untuk mengakses jaringan luas dari orang Amerika yang berpengaruh lainnya.
Jaksa penuntut mengatakan, Butina, seorang mahasiswa pascasarjana, bekerja di AS dengan mendapat arahan dari pejabat pemerintah Rusia yang tidak disebutkan namanya, yang berusaha untuk membentuk jalur komunikasi "saluran belakang". Jaksa penuntut mengatakan dia melakukan kontak dengan agen Rusia selama waktunya di AS.
Kekayaan Nikolaev sebagian besar dibangun melalui bisnis pelabuhan dan kereta api di Rusia, The Washington Post melaporkan. Nikolaev juga duduk di dewan perusahaan etana yang bermarkas di Houston bernama American Ethane. Perusahaan itu diberi tepuk tangan oleh Presiden Donald Trump pada sebuah acara di China tahun lalu karena menyerang kesepakatan perdagangan untuk memasok etana cair ke Beijing.
(ian)