Pukul Demonstran, Pengawal Pribadi Presiden Prancis Dipecat
A
A
A
PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macroan memecat kepala keamanan pribadinya setelah sebuah video menunjukkan pria tersebut berpura-pura sebagai polisi dan memukuli seorang demonstran. Aksi itu dilakukannya saat ia sedang tidak bertugas pada bulan Mei lalu.
Alexandre Benalla ditahan polisi untuk diperiksa atas insiden tersebut. Benalla muncul dalam aksi protes May Day dengan helm kerusuhan tanpa tanda polisi. Benalla adalah pengawal pribadi Macron yang telah lama bekerja dengannya.
Ia awalnya diskors selama 15 hari dan diizinkan untuk kembali bekerja. Baru beberapa hari yang lalu ia terlihat di depan umum membantu mengatur keamanan untuk perayaan kembalinya tim Prancis yang keluar sebagai juara Piala Dunia.
Anggota parlemen telah meluncurkan penyelidikan atas insiden itu, hukuman awal yang lunak dan kegagalan pihak berwenang untuk segera melaporkan Benalla ke pengadilan.
Dalam rekaman, yang dirilis pada hari Rabu oleh surat kabar Le Monde, Benalla terlihat menyeret seorang wanita menjauh dari protes dan kemudian memukul seorang demonstran laki-laki. Pada hari Jumat, media Prancis merilis video kedua yang menunjukkan Benalla juga menganiaya wanita itu.
Ia telah diberi izin oleh kantor presiden untuk menghadiri aksi protes sebagai pengamat operasi keamanan, tetapi tidak memiliki wewenang untuk mengambil bagian dalam pekerjaan polisi.
Kantor presiden menepis tuduhan pemecatan itu dilakukan setelah video tersebut muncul ke publik. Keputusan itu diambil karena Benalla telah melakukan hal yang tidak semestinya berdasarkan dokumen saat menyelidiki kasus ini.
"Fakta-fakta baru yang bisa merupakan pelanggaran ringan oleh Alexandre Benalla dibawa ke perhatian presiden," kata seorang pejabat di istana kepresidenan seperti dikutip dari New York Post, Sabtu (21/7/2018).
"Akibatnya presiden memutuskan untuk memulai prosedur pemecatan Alexandre Benalla," imbuhnya.
Alexandre Benalla ditahan polisi untuk diperiksa atas insiden tersebut. Benalla muncul dalam aksi protes May Day dengan helm kerusuhan tanpa tanda polisi. Benalla adalah pengawal pribadi Macron yang telah lama bekerja dengannya.
Ia awalnya diskors selama 15 hari dan diizinkan untuk kembali bekerja. Baru beberapa hari yang lalu ia terlihat di depan umum membantu mengatur keamanan untuk perayaan kembalinya tim Prancis yang keluar sebagai juara Piala Dunia.
Anggota parlemen telah meluncurkan penyelidikan atas insiden itu, hukuman awal yang lunak dan kegagalan pihak berwenang untuk segera melaporkan Benalla ke pengadilan.
Dalam rekaman, yang dirilis pada hari Rabu oleh surat kabar Le Monde, Benalla terlihat menyeret seorang wanita menjauh dari protes dan kemudian memukul seorang demonstran laki-laki. Pada hari Jumat, media Prancis merilis video kedua yang menunjukkan Benalla juga menganiaya wanita itu.
Ia telah diberi izin oleh kantor presiden untuk menghadiri aksi protes sebagai pengamat operasi keamanan, tetapi tidak memiliki wewenang untuk mengambil bagian dalam pekerjaan polisi.
Kantor presiden menepis tuduhan pemecatan itu dilakukan setelah video tersebut muncul ke publik. Keputusan itu diambil karena Benalla telah melakukan hal yang tidak semestinya berdasarkan dokumen saat menyelidiki kasus ini.
"Fakta-fakta baru yang bisa merupakan pelanggaran ringan oleh Alexandre Benalla dibawa ke perhatian presiden," kata seorang pejabat di istana kepresidenan seperti dikutip dari New York Post, Sabtu (21/7/2018).
"Akibatnya presiden memutuskan untuk memulai prosedur pemecatan Alexandre Benalla," imbuhnya.
(ian)