Inggris Gunakan Anak-anak sebagai Mata-mata dalam Operasi Polisi

Jum'at, 20 Juli 2018 - 17:15 WIB
Inggris Gunakan Anak-anak sebagai Mata-mata dalam Operasi Polisi
Inggris Gunakan Anak-anak sebagai Mata-mata dalam Operasi Polisi
A A A
LONDON - Otoritas Inggris mengerahkan anak-anak remaja sebagai mata-mata dalam operasi rahasia dan keamanan polisi. Praktik itu terungkap dalam laporan parlemen setempat.

Laporan review House of Lords (parlemen Inggris) mengatakan, beberapa anak di bawah umur 18 tahun ditugaskan untuk mengumpulkan informasi intelijen.

Laporan yang diterbitkan minggu lalu itu, dibuat sebagai tanggapan atas proposal yang diajukan oleh pejabat pemerintah untuk memperpanjang waktu seseorang di bawah usia 18 tahun untuk dapat digunakan sebagai sumber intelijen rahasia (CHIS) dari satu hingga empat bulan.

Lord Trefgarne, Ketua Komite Pengawasan Legislasi Sekunder, mengatakan kebijakan menggunakan anak remaja sebagai CHIS telah menyebabkan "kecemasan yang cukup besar" di antara anggota komite.

"Kami prihatin bahwa memungkinkan anak muda untuk berpartisipasi dalam kegiatan rahasia untuk jangka waktu yang panjang dapat mengekspos mereka untuk meningkatkan risiko terhadap kesejahteraan mental dan fisik mereka," katanya.

Laporan yang dirilis pada 12 Juli itu, tidak menyebutkan secara spesifik berapa banyak anak berusia di bawah 18 tahun telah dikerahkan sebagai informan.

The Home Office, kementerian yang bertanggung jawab untuk hukum dan ketertiban di Inggris, mengatakan operasi rahasia yang mengerahkan anak di bawah usia 18 tahun memungkin untuk mendapatkan akses unik ke informasi, terutama yang terkait dengan geng kriminal. Kementerian itu mengklaim, jumlah anak yang dimanfaatkan untuk operasi rahasia ini sangat kecil.

"Mengingat bahwa anak-anak muda semakin terlibat, baik sebagai pelaku dan korban, dalam kejahatan serius termasuk terorisme, kekerasan geng, pelanggaran narkoba dan eksploitasi seksual anak, ada peningkatan cakupan untuk CHIS remaja untuk membantu dalam mencegah dan menuntut pelanggaran tersebut," kata Ben Wallace, seorang pejabat The Home Office saat dimintai klarifikasi oleh komite.

"Banyak penyelidik ingin menghindari penggunaan anak muda dalam peran semacam itu, mungkin saja pengerahan seorang anak muda yang dikelola dengan hati-hati dapat berkontribusi untuk mendeteksi kejahatan dan mencegah pelanggaran," ujarnya.

Rights Watch UK, sebuah lembaga amal yang fokus pada langkah-langkah keamanan nasional, mengatakan dalam sebuah tweet pada hari Kamis bahwa mereka "sangat prihatin" oleh proposal dan penggunaan anak-anak sebagai mata-mata.

"Berdasarkan hukum domestik dan internasional, keputusan yang memengaruhi anak-anak harus diambil demi kepentingan mereka. Kesejahteraan mereka harus menjadi pertimbangan utama. Sulit membayangkan keadaan apa pun yang akan menjadi kepentingan terbaik anak untuk digunakan sebagai informan," kata kelompok itu, dikutip Al Jazeera, Jumat (20/7/2018).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4636 seconds (0.1#10.140)