Penyelamat Tim Bola dari Gua Thailand Menolak Disebut Pahlawan
A
A
A
LONDON - Tujuh penyelam Inggris yang membantu menyelamatkan tim sepakbola junior Thailand dari gua yang kebanjiran telah pulang ke negaranya, kemarin. Mereka menolak disebut sebagai pahlawan.
Salah satu penyelam, Rick Stanton, mengatakan bahwa dia menggunakan keahlian yang sangat unik untuk membantu evakuasi 12 anak dan pelatih sepak bola tersebut.
Stanton dan penyelam lain bernama John Volanthen adalah dua orang pertama yang menjangkau tim sepakbola Wild Boars.
"Ini benar-benar wilayah yang belum dipetakan, belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak ada yang seperti ini yang pernah dilakukan. Jadi, tentu saja ada keraguan," kata Stanton.
"Saya tahu bahwa kami memiliki tim yang bagus, dengan dukungan yang baik dari pemerintah Thailand, komunitas gua dan organisasi penyelamat, jadi kami memiliki yang terbaik yang bisa kami lakukan untuk membuat rencana kerja."
Stanton menyampaikan perasaannya ketika dia pertama kali melihat anak-anak itu hidup di gua Tham Luang Nang Non.
"Awalnya tentu saja gembira, lega bahwa mereka masih hidup," katanya. "Ketika mereka menuruni lereng, kami menghitungnya sampai kami mencapai 13 (orang), tidak bisa dipercaya," ujarnya.
"Kami memberi mereka sedikit cahaya tambahan, mereka masih memiliki cahaya, mereka tampak sehat-sehat saja. Kemudian tentu saja ketika kami pergi, yang bisa kami pikirkan hanyalah bagaimana kami akan mengeluarkan mereka," paparnya.
"Jadi, ada rasa lega, marah dengan ketidakpastian," imbuh dia, yang dikutip BBC, semalam (13/7/2018).
Belasan anak dari tim sepakbola tersebut telah dirawat di rumah sakit setelah lebih dari dua minggu terjebak di gua yang kebanjiran. Insiden itu bermula ketika mereka berwisata di gua tersebut. Setelah memasuki gua hingga kedalaman sekitar 4 kilometer, tiba-tiba gua tersebut dilanda banjir hebat.
Chris Jewell, penyelam Inggris lainnya mengatakan bahwa misi kemanusiaan yang membuatnya tergerak ikut membantu. "Kondisi menyelam sangat menantang, ada visibilitas yang kurang dan tanggung jawab untuk kehidupan manusia lain," katanya.
"Ini adalah hasil yang sukses dan kami memainkan bagian dalam upaya internasional."
Salah satu penyelam, Rick Stanton, mengatakan bahwa dia menggunakan keahlian yang sangat unik untuk membantu evakuasi 12 anak dan pelatih sepak bola tersebut.
Stanton dan penyelam lain bernama John Volanthen adalah dua orang pertama yang menjangkau tim sepakbola Wild Boars.
"Ini benar-benar wilayah yang belum dipetakan, belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak ada yang seperti ini yang pernah dilakukan. Jadi, tentu saja ada keraguan," kata Stanton.
"Saya tahu bahwa kami memiliki tim yang bagus, dengan dukungan yang baik dari pemerintah Thailand, komunitas gua dan organisasi penyelamat, jadi kami memiliki yang terbaik yang bisa kami lakukan untuk membuat rencana kerja."
Stanton menyampaikan perasaannya ketika dia pertama kali melihat anak-anak itu hidup di gua Tham Luang Nang Non.
"Awalnya tentu saja gembira, lega bahwa mereka masih hidup," katanya. "Ketika mereka menuruni lereng, kami menghitungnya sampai kami mencapai 13 (orang), tidak bisa dipercaya," ujarnya.
"Kami memberi mereka sedikit cahaya tambahan, mereka masih memiliki cahaya, mereka tampak sehat-sehat saja. Kemudian tentu saja ketika kami pergi, yang bisa kami pikirkan hanyalah bagaimana kami akan mengeluarkan mereka," paparnya.
"Jadi, ada rasa lega, marah dengan ketidakpastian," imbuh dia, yang dikutip BBC, semalam (13/7/2018).
Belasan anak dari tim sepakbola tersebut telah dirawat di rumah sakit setelah lebih dari dua minggu terjebak di gua yang kebanjiran. Insiden itu bermula ketika mereka berwisata di gua tersebut. Setelah memasuki gua hingga kedalaman sekitar 4 kilometer, tiba-tiba gua tersebut dilanda banjir hebat.
Chris Jewell, penyelam Inggris lainnya mengatakan bahwa misi kemanusiaan yang membuatnya tergerak ikut membantu. "Kondisi menyelam sangat menantang, ada visibilitas yang kurang dan tanggung jawab untuk kehidupan manusia lain," katanya.
"Ini adalah hasil yang sukses dan kami memainkan bagian dalam upaya internasional."
(mas)