Trump Sebut China Berusaha Gagalkan Denuklirisasi Korut
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa China mungkin akan berusaha untuk menggagalkan upaya denuklirisasi Korea Utara (Korut) yang dilakukan Washington. Meski begitu ia meyakini jika pemimpin Korut, Kim Jong-un, akan menjunjung tinggi pakta yang telah disetujui keduanya pada bulan lalu.
Lewat akun Twitternya, Trump menyatakan bahwa China mungkin akan merusak hasil pembicaraan AS-Korut. China juga mungkin telah melakukan tekanan negatif sebagai reaksi terhadap tarif AS yang dikenakan pada barang-barang asal negeri Tirai Bambu itu.
"Saya yakin Kim Jong-un akan menghormati kontrak yang kami tanda tangani, dan yang lebih penting lagi, jabat tangan kami. Kami setuju dengan denuklirisasi Korea Utara," kata Trump.
"China, di sisi lain, mungkin melakukan tekanan negatif pada kesepakatan karena postur kita di Perdagangan Cina-Harap Tidak!" imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/7/2018).
Pemerintahan Trump bekerja selama berbulan-bulan guna memenangkan dukungan China untuk kampanye sanksi "tekanan maksimum" untuk mengisolasi Korut, yang melakukan sebagian besar perdagangan internasionalnya dengan Beijing.
Ketika mencoba untuk menjaga dukungan dari China untuk dengan negosiasi Korut, Trump mengambil sikap keras pada perdagangan dengan Beijing. Washington menamparnya dengan tarif pekan lalu senilai USD34 miliar terhadap ekspor China ke AS, mendorong aksi balasan dari Beijing.
Lewat akun Twitternya, Trump menyatakan bahwa China mungkin akan merusak hasil pembicaraan AS-Korut. China juga mungkin telah melakukan tekanan negatif sebagai reaksi terhadap tarif AS yang dikenakan pada barang-barang asal negeri Tirai Bambu itu.
"Saya yakin Kim Jong-un akan menghormati kontrak yang kami tanda tangani, dan yang lebih penting lagi, jabat tangan kami. Kami setuju dengan denuklirisasi Korea Utara," kata Trump.
"China, di sisi lain, mungkin melakukan tekanan negatif pada kesepakatan karena postur kita di Perdagangan Cina-Harap Tidak!" imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/7/2018).
Pemerintahan Trump bekerja selama berbulan-bulan guna memenangkan dukungan China untuk kampanye sanksi "tekanan maksimum" untuk mengisolasi Korut, yang melakukan sebagian besar perdagangan internasionalnya dengan Beijing.
Ketika mencoba untuk menjaga dukungan dari China untuk dengan negosiasi Korut, Trump mengambil sikap keras pada perdagangan dengan Beijing. Washington menamparnya dengan tarif pekan lalu senilai USD34 miliar terhadap ekspor China ke AS, mendorong aksi balasan dari Beijing.
(ian)