Emir Qatar Akui Bahas Pembelian S-400 Rusia dengan Putin
![Emir Qatar Akui Bahas...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2018/07/07/41/1319675/emir-qatar-akui-bahas-pembelian-s-400-rusia-dengan-putin-ehZ-thumb.jpg)
Emir Qatar Akui Bahas Pembelian S-400 Rusia dengan Putin
A
A
A
PARIS - Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani mengaku telah membahas rencana pembelian sistem rudal pertahanan S-400 Rusia dengan Presiden Vladimir Putin. Namun, dia menegaskan bahwa belum ada kesepakatan yang telah dibuat.
Rencana pembelian sistem pertahanan canggih Moskow oleh negara kecil yang kaya di Teluk itu telah membuat Arab Saudi khawatir. Riyadh bahkan melakukan lobi keras untuk menghentikannya.
Surat kabar Prancis, Le Monde, melaporkan pada bulan lalu bahwa Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud telah menulis surat kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang kekhawatirannya atas rencana Doha mengakuisisi S-400 Moskow. Dalam surat itu, Raja Salman mengancam akan mengambil tindakan militer terhadap Qatar jika melanjutkan rencana pembelian tersebut.
"Saya tidak ingin membahas lebih rinci," kata Sheikh Tamim dalam konferensi pers di Paris usai berbicara dengan Presiden Macron, ketika ditanya tentang masalah akuisisi sistem pertahanan canggih Rusia.
"Tidak ada kesepakatan. Memang benar kami mendiskusikannya, kami membicarakannya," lanjut Emir Qatar tersebut, yang dikutip AFP, Sabtu (7/7/2018).
Pada Juni 2017, Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan memulai memblokade ekonomi negara kecil itu atas tuduhan bahwa Doha mendukung terorisme dan Iran.
Tuduhan mendukung terorisme telah berkali-kali dibantah Doha. Sedangkan menjalin hubungan dengan Iran merupakan hak Qatar yang memilih untuk tidak terlibat perseteruan di kawasan regional.
S-400 adalah sistem rudal pertahanan surface-to-air generasi terbaru yang dikembangkan oleh Rusia. Sistem ini dianggap oleh negara-negara NATO sebagai ancaman terhadap pesawat jet tempur mereka.
Rusia telah menempatkannya di Suriah dan juga dalam pembicaraan untuk menjualnya kepada anggota Turki yang sejatinya adalah anggota NATO.
Emir Qatar terakhir kali bertemu Putin pada bulan Maret di Moskow. Mereka akan mengadakan pembicaraan lagi selama tahap terakhir Piala Dunia di Rusia.
Rencana pembelian sistem pertahanan canggih Moskow oleh negara kecil yang kaya di Teluk itu telah membuat Arab Saudi khawatir. Riyadh bahkan melakukan lobi keras untuk menghentikannya.
Surat kabar Prancis, Le Monde, melaporkan pada bulan lalu bahwa Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud telah menulis surat kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang kekhawatirannya atas rencana Doha mengakuisisi S-400 Moskow. Dalam surat itu, Raja Salman mengancam akan mengambil tindakan militer terhadap Qatar jika melanjutkan rencana pembelian tersebut.
"Saya tidak ingin membahas lebih rinci," kata Sheikh Tamim dalam konferensi pers di Paris usai berbicara dengan Presiden Macron, ketika ditanya tentang masalah akuisisi sistem pertahanan canggih Rusia.
"Tidak ada kesepakatan. Memang benar kami mendiskusikannya, kami membicarakannya," lanjut Emir Qatar tersebut, yang dikutip AFP, Sabtu (7/7/2018).
Pada Juni 2017, Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan memulai memblokade ekonomi negara kecil itu atas tuduhan bahwa Doha mendukung terorisme dan Iran.
Tuduhan mendukung terorisme telah berkali-kali dibantah Doha. Sedangkan menjalin hubungan dengan Iran merupakan hak Qatar yang memilih untuk tidak terlibat perseteruan di kawasan regional.
S-400 adalah sistem rudal pertahanan surface-to-air generasi terbaru yang dikembangkan oleh Rusia. Sistem ini dianggap oleh negara-negara NATO sebagai ancaman terhadap pesawat jet tempur mereka.
Rusia telah menempatkannya di Suriah dan juga dalam pembicaraan untuk menjualnya kepada anggota Turki yang sejatinya adalah anggota NATO.
Emir Qatar terakhir kali bertemu Putin pada bulan Maret di Moskow. Mereka akan mengadakan pembicaraan lagi selama tahap terakhir Piala Dunia di Rusia.
(mas)