Wali Kota di Filipina Pengarak Pengedar Narkoba Ditembak Mati

Senin, 02 Juli 2018 - 12:38 WIB
Wali Kota di Filipina Pengarak Pengedar Narkoba Ditembak Mati
Wali Kota di Filipina Pengarak Pengedar Narkoba Ditembak Mati
A A A
MANILA - Seorang wali kota di Filipina yang mengarak tersangka pengedar narkoba di jalan-jalan di kotanya ditembak mati pada Senin (2/7/2018). Sang wali kota ditembak orang tak dikenal saat menghadiri upacara pengibaran bendera.

Wali Kota Antonio Cando Halili dinyatakan tewas saat tiba di rumah sakit dengan kondisi peluru bersarang di dada. Saat diserang, dia dan para pegawai negeri sedang menyanyikan lagu kebangsaan di Tanauan, sebuah kota di Provinsi Batangas, barat daya Manila.

"Kami terkejut, kami sedih," kata Wakil Wali Kota Jhoanna Villamor kepada stasiun radio DZBB. Dia berdiri di samping Halili saat penembakan terjadi.

Serangan itu direkam seseorang menggunakan kamera smartphone. Rekaman video itu telah viral di media sosial.

Dalam video tersebut terdengar satu tembakan saat lagu kebangsaan dikumandangkan. Tak lama kemudian terdenger teriakan. Namun, keaslian video belum diverifikasi pihak berwenang Filipina.

Kepolisian Filipina sejauh ini telah membunuh lebih dari 4.200 tersangka pengedar narkoba dalam baku tembak perang anti-narkoba. Perang melawan para gembong narkoba ini dikobarkan Presiden Rodrigo Duterte dua tahun lalu, sebuah kampanye yang dikecam kelompok hak asasi manusia domestik dan internasional.

Halili pernah dilucuti dari mandat pengawasan terhadap polisi lokal pada Oktober 2017 karena menjamurnya obat-obatan terlarang di kotanya. Oleh polisi nasional, dia dituduh terlibat dalam peredaran narkoba, namun Halili membantah tuduhan itu.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada Agustus 2016, dia menegaskan dukungannya untuk perang anti-narkoba yang diluncurkan Presiden Duterte.

Dia pernah menyatakan keprihatinan atas cara polisi melakukan perang terhadap narkoba dan keandalan intelijen mereka. Kritik itulah yang membuatnya dituduh berkolusi dengan geng narkotika.

"Tidak ada yang aman, wali kota, gubernur, anggota kongres. Hanya laporan intelijen palsu oleh polisi dapat berakhir dengan salah satu dari mereka dihancurkan," katanya dalam wawancara.

"Saya punya perasaan bahwa mereka (polisi) mengejar burung kecil untuk menakut-nakuti orang," katanya.

Polisi di provinsi Batangas sedang menyelidiki penembakan terhadap Halili. Seorang penyelidik mengatakan kepada sebuah stasiun radio bahwa senapan bertenaga tinggi digunakan dalam serangan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7935 seconds (0.1#10.140)