Israel Kerahkan Tank dan Artileri ke Perbatasan Suriah
A
A
A
TEL AVIV - Militer Israel mengatakan, mereka mengerahkan pasukan tank dan artileri tambahan ke dekat perbatasan Suriah. Ini adalah bagian apa yang disebut Tel Aviv sebagai tindakan pencegahan meluasnya pertempuran antara Damaskus dan pemberontak Suriah.
Seperti diketahui, pertempuran antara pemerintah dan pemberontak Suriah kembali pecah, termasuk di dekat perbatasan Suriah dan Israel, setelah gagalnya pembicaraan damai antara pemberontak Suriah dan Rusia yang mewakili Damaskus.
"Pasukan tank dan artileri tambahan telah dikerahkan sebagai bagian dari persiapan dan kesiapan dalam perkembangan di Dataran Tinggi Golan Suriah," kata militer Israel melalui akun Twitter mereka.
"Israel terus berpegang pada kebijakan non-intervensi dalam perang saudara Suriah," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Minggu (1/7).Sebelumnya, Negosiasi antara Rusia dengan pemberontak Suriah untuk mengakhiri kekerasan di selatan negara itu mengalami kegagalan pada Sabtu setelah pasukan oposisi menolak ketentuan yang diminta Moskow. Tak lama kemudian, serangan udara bermunculan di wilayah Provinsi Deraa, selatan Suriah.
Gagalnya perundingan damai ini diungkap kubu oposisi dan kelompok pemantau krisis Suriah. Sebagian besar wilayah di Provinsi Deraa selama ini dikuasai oleh pemberontak atau oposisi Suriah.
Pembicaraan damai pada hari Sabtu sejatinya lanjutan dari perundingan serupa yang terjadi pada hari Jumat. Dalam negosiasi, Rusia minta pasukan oposisi menghentikan serangan terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad yang didukung Moskow di sepanjang perbatasan dengan Yordania dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Rami Abdurrahman, Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, juga menegaskan bahwa pembicaraan itu telah gagal. Menurutnya, tak lama kemudian, pesawat tempur Suriah dan Rusia meningkatkan serangan udaranya.
Sementara itu, media pemerintah Suriah melaporkan banyak wilayah di Provinsi Deraa telah direbut pasukan Presiden Assad. Media itu juga mengklaim pihak pemberontak telah sepakat untuk menyerahkan senjata mereka dan berdamai dengan pemerintah.
Seperti diketahui, pertempuran antara pemerintah dan pemberontak Suriah kembali pecah, termasuk di dekat perbatasan Suriah dan Israel, setelah gagalnya pembicaraan damai antara pemberontak Suriah dan Rusia yang mewakili Damaskus.
"Pasukan tank dan artileri tambahan telah dikerahkan sebagai bagian dari persiapan dan kesiapan dalam perkembangan di Dataran Tinggi Golan Suriah," kata militer Israel melalui akun Twitter mereka.
"Israel terus berpegang pada kebijakan non-intervensi dalam perang saudara Suriah," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Minggu (1/7).Sebelumnya, Negosiasi antara Rusia dengan pemberontak Suriah untuk mengakhiri kekerasan di selatan negara itu mengalami kegagalan pada Sabtu setelah pasukan oposisi menolak ketentuan yang diminta Moskow. Tak lama kemudian, serangan udara bermunculan di wilayah Provinsi Deraa, selatan Suriah.
Gagalnya perundingan damai ini diungkap kubu oposisi dan kelompok pemantau krisis Suriah. Sebagian besar wilayah di Provinsi Deraa selama ini dikuasai oleh pemberontak atau oposisi Suriah.
Pembicaraan damai pada hari Sabtu sejatinya lanjutan dari perundingan serupa yang terjadi pada hari Jumat. Dalam negosiasi, Rusia minta pasukan oposisi menghentikan serangan terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad yang didukung Moskow di sepanjang perbatasan dengan Yordania dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Rami Abdurrahman, Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, juga menegaskan bahwa pembicaraan itu telah gagal. Menurutnya, tak lama kemudian, pesawat tempur Suriah dan Rusia meningkatkan serangan udaranya.
Sementara itu, media pemerintah Suriah melaporkan banyak wilayah di Provinsi Deraa telah direbut pasukan Presiden Assad. Media itu juga mengklaim pihak pemberontak telah sepakat untuk menyerahkan senjata mereka dan berdamai dengan pemerintah.
(esn)