Rusia Buka Kemungkinan Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem
A
A
A
MOSKOW - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov menyatakan, pihaknya tidak pernah menutup kemungkinan untuk memindahkan Kedutaan Besar mereka di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Berbicara saat melakukan wawancara dengan media Israel, Bogdanov menuturkan Moskow akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem jika Israel dan Palestina menyelesaikan semua masalah. Dia juga kembali menegaskan bahwa Rusia mengakui Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina dan Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel.
"Anda tahu sikap resmi kami yang ditegaskan kembali pada bulan April 2017. Kami mengakui Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel dan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina, dengan mempertimbangkan bahwa di masa depan kedua belah pihak harus dipandu oleh prinsip bahwa mereka harus menyetujui semua masalah, termasuk status kota itu," ucap Bogdanov dalam wawancara itu.
"Baru setelah (semua masalah) itu selesai, kami akan membuat keputusan mengenai langkah untuk memindahkan kedutaan kami di sana," sambungnya, seperti dilanir Tass pada Minggu (1/7).
Yerusalem adalah duri besar dalam hubungan Palestina dengan Israel, yang menduduki bagian timur kota itu dalam perang 1967. Israel bersikeras bahwa Yerusalem adalah ibu kota yang abadi mereka.
Sementara itu, Palestina pada gilirannya, menyatakan bagian timur kota itu adalah milik mereka dan menegaskan Yerusalem Timur akan menjadi Ibu Kota masa depan Palestina.
Berbicara saat melakukan wawancara dengan media Israel, Bogdanov menuturkan Moskow akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem jika Israel dan Palestina menyelesaikan semua masalah. Dia juga kembali menegaskan bahwa Rusia mengakui Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina dan Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel.
"Anda tahu sikap resmi kami yang ditegaskan kembali pada bulan April 2017. Kami mengakui Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel dan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina, dengan mempertimbangkan bahwa di masa depan kedua belah pihak harus dipandu oleh prinsip bahwa mereka harus menyetujui semua masalah, termasuk status kota itu," ucap Bogdanov dalam wawancara itu.
"Baru setelah (semua masalah) itu selesai, kami akan membuat keputusan mengenai langkah untuk memindahkan kedutaan kami di sana," sambungnya, seperti dilanir Tass pada Minggu (1/7).
Yerusalem adalah duri besar dalam hubungan Palestina dengan Israel, yang menduduki bagian timur kota itu dalam perang 1967. Israel bersikeras bahwa Yerusalem adalah ibu kota yang abadi mereka.
Sementara itu, Palestina pada gilirannya, menyatakan bagian timur kota itu adalah milik mereka dan menegaskan Yerusalem Timur akan menjadi Ibu Kota masa depan Palestina.
(esn)