Trump kepada Pemimpin G7: NATO Sama Buruknya dengan NAFTA

Jum'at, 29 Juni 2018 - 08:04 WIB
Trump kepada Pemimpin...
Trump kepada Pemimpin G7: NATO Sama Buruknya dengan NAFTA
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, awal bulan ini dilaporkan memberi tahu para pemimpin G7 bahwa NATO sama buruknya dengan NAFTA. Demikian yang dilaporkan oleh Axios.

Pada KTT G7 di Kanada beberapa waktu lalu, Trump dilaporkan mengatakan bahwa organisasi keamanan Pakta Atlantik Utara itu terlalu mahal untuk AS. Trump lantas membandingkan pakta keamanan yang dibentuk AS itu dengan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara yang sering dijadikan sebagai sasaran keburukan olehnya.

"Ini akan menjadi pertemuan puncak yang menarik. NATO sama buruknya dengan NAFTA. Ini terlalu mahal bagi AS," kata Trump selama pertemuan dengan para pemimpin, menurut seorang pejabat yang membaca catatan yang ditranskripsikan dari pertemuan tertutup kepada Axios yang dikutip The Hill, Jumat (29/6/2018).

Trump dilaporkan merujuk pada KTT NATO mendatang di Brussels pada bulan Juli mendatang.

Presiden AS itu membuat komentar setelah dilaporkan memberi tahu para pemimpin G7 bahwa Crimea, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014, menjadi bagian dari Rusia karena orang di sana berbicara bahasa Rusia.

Laporan ini menyoroti apa yang tampaknya menjadi keretakan yang berkembang antara Trump dan sekutu Barat Amerika Serikat.

Trump mengumumkan bulan lalu bahwa AS akan menampar tarif baja dan aluminium yang besar dan kuat kepada Uni Eropa, Kanada dan Meksiko. Keputusan ini memicu komentar pembalasan dari mitra dagang AS.

Retorika yang meningkat antara para pemimpin telah menyuntikkan lebih banyak ketidakpastian terhadap masa depan NAFTA.

Trump terlibat dalam perang kata-kata dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau setelah KTT G7. Trump menyebut Trudeau tidak jujur dan lemah.

Trudeau pun telah bersumpah untuk membalas tarif baja dan aluminium AS yang telah dikenakan kepada industri logam Kanada.

Trump awal bulan ini menuduh Kanada menyeberangi perbatasan AS untuk membeli produk dan menyelundupkannya kembali ke negara mereka karena tarifnya sangat tinggi.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7142 seconds (0.1#10.140)