Soal Denuklirisasi Korut, Jepang dan RI Satu Suara
A
A
A
JAKARTA - Indonesia dan Jepang memiliki satu pandangan mengenai denuklirisasi Korea Utara (Korut). Kedua negara menyatakan bahwa denuklirisasi Korut harus dilakukan secara penuh dan tidak dapat dipulihkan.
Masalah Semenanjung Korea menjadi salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi. Keduanya bertemu di Gedung Pancasila, Jakarta.
Berbicara saat pernyataan pers bersama, Taro menyatakan, dalam pertemuan dengan Retno disimpulkan, Jepang dan Indonesia tetap berkomitmen pada resolusi Dewan Keamanan (DK) mengenai Korut dan menekankan kepada Korut bahwa denuklirisisasi harus dilakukan secara penuh.
"Mengenai Korut, kami menegaskan kembali komitmen kami terhadap pelaksanaan resolusi DK PBB yang ketat dan menekan Korut untuk pembongkaran lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat dibatalkan dari semua senjata pemusnah massal dan rudal balistik dari semua rentang," ucap Taro pada Senin (25/6).
Taro kemudian menuturkan, pihaknya dan Indonesia saat ini akan memperkuat kerjasama dalam menangani isu Korut, terlebih setelah terpilihnya Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK PBB.
"Saya menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB. Kami tegaskan akan bekerjasama pada berbagai masalah di arena internasional, termasuk di DK PBB, terutama sekarang Indonesia di DK PBB, kami harus bekerja sama lebih dekat mengenai masalah Korut," ucapnya.
Selain masalah Korut, kedua Menlu juga turut membahas mengenai situasi di kawasan Laut China Selatan. Taro menuturkan, dia dan Retno sepakat tentang pentingnya memastikan supremasi hukum, kebebasan navigasi dan demiliterisasi di kawasan tersebut.
Masalah Semenanjung Korea menjadi salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi. Keduanya bertemu di Gedung Pancasila, Jakarta.
Berbicara saat pernyataan pers bersama, Taro menyatakan, dalam pertemuan dengan Retno disimpulkan, Jepang dan Indonesia tetap berkomitmen pada resolusi Dewan Keamanan (DK) mengenai Korut dan menekankan kepada Korut bahwa denuklirisisasi harus dilakukan secara penuh.
"Mengenai Korut, kami menegaskan kembali komitmen kami terhadap pelaksanaan resolusi DK PBB yang ketat dan menekan Korut untuk pembongkaran lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat dibatalkan dari semua senjata pemusnah massal dan rudal balistik dari semua rentang," ucap Taro pada Senin (25/6).
Taro kemudian menuturkan, pihaknya dan Indonesia saat ini akan memperkuat kerjasama dalam menangani isu Korut, terlebih setelah terpilihnya Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK PBB.
"Saya menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB. Kami tegaskan akan bekerjasama pada berbagai masalah di arena internasional, termasuk di DK PBB, terutama sekarang Indonesia di DK PBB, kami harus bekerja sama lebih dekat mengenai masalah Korut," ucapnya.
Selain masalah Korut, kedua Menlu juga turut membahas mengenai situasi di kawasan Laut China Selatan. Taro menuturkan, dia dan Retno sepakat tentang pentingnya memastikan supremasi hukum, kebebasan navigasi dan demiliterisasi di kawasan tersebut.
(esn)