Najib Merasa Hendak Diseret dalam Kasus Pembunuhan Model Altantuya
A
A
A
KUALA LUMPUR - Mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak menuduh kubu lawan politik yang memenangkan pemilu baru-baru ini "mendaur ulang" kasus pembunuhan model Mongolia, Altantuya Shaariibuu. Dia merasa hal itu sebagai upaya untuk menyeretnya dalam kasus tersebut.
Dalam posting di blog resminya NajibRazak.com dengan judul The Truth, Najib mengatakan bahwa dia tidak terlibat dalam pembunuhan model cantik berusia 28 tahun itu.
"Saya tidak terlibat dan tidak tahu apa-apa tentang itu. Pengadilan memutuskan siapa yang bersalah atas pembunuhan itu. Itu harus menjadi akhir dari cerita," kata Najib di posting blog tersebut, seperti dikutip Channel News Asia, 22 Juni 2018.
"Yang penting adalah bahwa putusan itu membawa keadilan bagi semua orang, yang paling penting bagi keluarga korban, kepada terdakwa dan bahkan kepada saya," ujar Najib yang menganggap kasus pembunuhan terhadap Altantuya sudah selesai.Baca Juga: Polisi Malaysia Investigasi Ulang Kasus Pembunuhan Model Altantuya
Sebelumnya, Polisi Diraja Malaysia memutuskan untuk melakukan investigasi ulang kasus tersebut. Altantuya ditembak mati dan tubuhnya diledakkan dengan bahan peledak militer di Shah Alam pada tahun 2006.
Najib menuduh pemerintah Pakatan Harapan (PH) yang berkuasa saat ini terlibat dalam "psy-war game" untuk memengaruhi persepsi publik tentang dirinya, termasuk menempatkan foto dirinya dengan Altantuya.
"Di era media sosial ini, hal-hal ini menjadi viral tak terkendali, termasuk foto yang dilapiskan," katanya.
Dia adalah kekasih dari analis politik Abdul Razak Baginda, yang merupakan teman Najib. Abdul Razak merupakan penasihat Najib pada tahun 2000 hingga 2008.
Altantuya penah secara paksa dibawa dari luar rumah analis politik itu pada 2006 oleh dua polisi, Sirul Azhar Umar dan Azilah Hadri. Kedua polisi itu dulunya pengawal Najib.
Kedua perwira itu dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 2015 atas pembunuhan Altantuya. Sedangkan Abdul Razak didakwa atas tuduhan aborsi dalam pembunuhan Altantuya, tapi dia dibebaskan.
“Karena kedua pengawal itu bekerja untuk saya, dan Razak Baginda adalah teman, mereka mencoba menghubungkan titik-titik itu dengan saya. Razak Baginda telah secara terbuka mengakui hubungan dengan Altantuya tetapi sama sekali tidak tahu-menahu tentang hal itu," ujar Najib.
Ayah Altantuya, Setev Shaariibuu berada di Kuala Lumpur minggu ini dan bertemu dengan Perdana Menteri Mahathir Mohamad pada hari Rabu, 20 Juni 2018, untuk mencari keadilan atas pembunuhan putrinya.
Mahathir memberikan dukungan untuk membuka kembali kasus tersebut. Dukungan Mahathir disambut oleh Kepala Polisi Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Polisi Fuzi Harun yang mengumumkan bahwa investigasi ulang resmi dibuka.
Dalam posting di blog resminya NajibRazak.com dengan judul The Truth, Najib mengatakan bahwa dia tidak terlibat dalam pembunuhan model cantik berusia 28 tahun itu.
"Saya tidak terlibat dan tidak tahu apa-apa tentang itu. Pengadilan memutuskan siapa yang bersalah atas pembunuhan itu. Itu harus menjadi akhir dari cerita," kata Najib di posting blog tersebut, seperti dikutip Channel News Asia, 22 Juni 2018.
"Yang penting adalah bahwa putusan itu membawa keadilan bagi semua orang, yang paling penting bagi keluarga korban, kepada terdakwa dan bahkan kepada saya," ujar Najib yang menganggap kasus pembunuhan terhadap Altantuya sudah selesai.Baca Juga: Polisi Malaysia Investigasi Ulang Kasus Pembunuhan Model Altantuya
Sebelumnya, Polisi Diraja Malaysia memutuskan untuk melakukan investigasi ulang kasus tersebut. Altantuya ditembak mati dan tubuhnya diledakkan dengan bahan peledak militer di Shah Alam pada tahun 2006.
Najib menuduh pemerintah Pakatan Harapan (PH) yang berkuasa saat ini terlibat dalam "psy-war game" untuk memengaruhi persepsi publik tentang dirinya, termasuk menempatkan foto dirinya dengan Altantuya.
"Di era media sosial ini, hal-hal ini menjadi viral tak terkendali, termasuk foto yang dilapiskan," katanya.
Dia adalah kekasih dari analis politik Abdul Razak Baginda, yang merupakan teman Najib. Abdul Razak merupakan penasihat Najib pada tahun 2000 hingga 2008.
Altantuya penah secara paksa dibawa dari luar rumah analis politik itu pada 2006 oleh dua polisi, Sirul Azhar Umar dan Azilah Hadri. Kedua polisi itu dulunya pengawal Najib.
Kedua perwira itu dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 2015 atas pembunuhan Altantuya. Sedangkan Abdul Razak didakwa atas tuduhan aborsi dalam pembunuhan Altantuya, tapi dia dibebaskan.
“Karena kedua pengawal itu bekerja untuk saya, dan Razak Baginda adalah teman, mereka mencoba menghubungkan titik-titik itu dengan saya. Razak Baginda telah secara terbuka mengakui hubungan dengan Altantuya tetapi sama sekali tidak tahu-menahu tentang hal itu," ujar Najib.
Ayah Altantuya, Setev Shaariibuu berada di Kuala Lumpur minggu ini dan bertemu dengan Perdana Menteri Mahathir Mohamad pada hari Rabu, 20 Juni 2018, untuk mencari keadilan atas pembunuhan putrinya.
Mahathir memberikan dukungan untuk membuka kembali kasus tersebut. Dukungan Mahathir disambut oleh Kepala Polisi Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Polisi Fuzi Harun yang mengumumkan bahwa investigasi ulang resmi dibuka.
(mas)