Korsel Minta Korut Pindahkan Artileri dari Perbatasan
A
A
A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) mengusulkan agar Korea Utara (Korut) memindahkan artileri jarak jauhnya dari perbatasan yang dijaga ketat. Hal itu dilakukan untuk mengurangi ketegangan.
Usulan itu diajukan dalam pembicaraan militer lintas batas yang jarang terjadi pada Kamis lalu. Selama pertemuan itu, Seoul memberikan sejumlah masukan termasuk merelokasi artileri sejauh 30 hingga 40 kilometer dari Garis Demarkasi Militer yang memisahkan kedua Korea.
Kedua pihak mengadakan pembicaraan untuk menindaklanjuti Deklarasi Panmunjom dari pertemuan puncak antar-Korea pada 27 April lalu di desa gencatan senjata. Pertemuan ini menyerukan upaya bersama untuk meredakan ketegangan militer dan praktis menghilangkan bahaya perang.
"Kami menyampaikan posisi kami ke Korea Utara bahwa berdasarkan konsultasi antara Korea Utara dan Amerika Serikat mengenai masalah denuklirisasi, kami harus menyusun langkah-langkah untuk secara drastis mengurangi ketegangan militer dengan menghapus ancaman praktis," kata seorang sumber yang tidak mau disebutkan namanya.
"Saya mengerti bahwa (Korea Selatan) menyarankan untuk memindahkan artileri Korea Utara yang mengancam daerah metropolitan Seoul ke daerah-daerah belakang sehingga secara aktif melaksanakan Deklarasi Panmunjom," sumber itu menambahkan seperti dikutip dari Yonhap, Minggu (17/6/2018).
Kementerian pertahanan Seoul kemudian membantah bahwa mereka mengusulkan pergerakan artileri Korut lebih jauh ke utara.
Menurut dokumen pertahanan Korsel tahun 2016, Korut memiliki 14.100 artileri, termasuk 5.500 peluncur roket ganda, yang sebagian besar dikerahkan di dekat perbatasan.
Pyongyang dikenal memiliki berbagai sistem roket, termasuk howitzer self-propelled 170 mm dan peluncur roket ganda 240 mm yang dapat dengan mudah menargetkan Seoul dan sekitarnya.
Peluncur roket ganda 300 mm yang lebih panjang di Korea Utara terlihat lebih tangguh, karena mampu mencapai instalasi militer AS di Pyeongtaek di Provinsi Gyeonggi dan markas Angkatan Darat Korsel, Angkatan Laut dan Angkatan Udara di kompleks militer Gyeryongdae di selatan Provinsi Chungcheong.
Selama pembicaraan Kamis itu, kedua Korea setuju untuk sepenuhnya memulihkan jalur komunikasi militer barat dan timur mereka. Mereka juga bertukar pendapat tentang demiliterisasi desa genting antar-Korea Panmunjom dengan "dasar percobaan". Keduanya juga setuju untuk secara menyeluruh menerapkan perjanjian bilateral 2004 tentang pencegahan bentrokan yang tidak disengaja di Laut Barat.
Seoul diperkirakan akan mengusulkan mengadakan pembicaraan militer lanjutan akhir bulan ini atau bulan depan.
Usulan itu diajukan dalam pembicaraan militer lintas batas yang jarang terjadi pada Kamis lalu. Selama pertemuan itu, Seoul memberikan sejumlah masukan termasuk merelokasi artileri sejauh 30 hingga 40 kilometer dari Garis Demarkasi Militer yang memisahkan kedua Korea.
Kedua pihak mengadakan pembicaraan untuk menindaklanjuti Deklarasi Panmunjom dari pertemuan puncak antar-Korea pada 27 April lalu di desa gencatan senjata. Pertemuan ini menyerukan upaya bersama untuk meredakan ketegangan militer dan praktis menghilangkan bahaya perang.
"Kami menyampaikan posisi kami ke Korea Utara bahwa berdasarkan konsultasi antara Korea Utara dan Amerika Serikat mengenai masalah denuklirisasi, kami harus menyusun langkah-langkah untuk secara drastis mengurangi ketegangan militer dengan menghapus ancaman praktis," kata seorang sumber yang tidak mau disebutkan namanya.
"Saya mengerti bahwa (Korea Selatan) menyarankan untuk memindahkan artileri Korea Utara yang mengancam daerah metropolitan Seoul ke daerah-daerah belakang sehingga secara aktif melaksanakan Deklarasi Panmunjom," sumber itu menambahkan seperti dikutip dari Yonhap, Minggu (17/6/2018).
Kementerian pertahanan Seoul kemudian membantah bahwa mereka mengusulkan pergerakan artileri Korut lebih jauh ke utara.
Menurut dokumen pertahanan Korsel tahun 2016, Korut memiliki 14.100 artileri, termasuk 5.500 peluncur roket ganda, yang sebagian besar dikerahkan di dekat perbatasan.
Pyongyang dikenal memiliki berbagai sistem roket, termasuk howitzer self-propelled 170 mm dan peluncur roket ganda 240 mm yang dapat dengan mudah menargetkan Seoul dan sekitarnya.
Peluncur roket ganda 300 mm yang lebih panjang di Korea Utara terlihat lebih tangguh, karena mampu mencapai instalasi militer AS di Pyeongtaek di Provinsi Gyeonggi dan markas Angkatan Darat Korsel, Angkatan Laut dan Angkatan Udara di kompleks militer Gyeryongdae di selatan Provinsi Chungcheong.
Selama pembicaraan Kamis itu, kedua Korea setuju untuk sepenuhnya memulihkan jalur komunikasi militer barat dan timur mereka. Mereka juga bertukar pendapat tentang demiliterisasi desa genting antar-Korea Panmunjom dengan "dasar percobaan". Keduanya juga setuju untuk secara menyeluruh menerapkan perjanjian bilateral 2004 tentang pencegahan bentrokan yang tidak disengaja di Laut Barat.
Seoul diperkirakan akan mengusulkan mengadakan pembicaraan militer lanjutan akhir bulan ini atau bulan depan.
(ian)