Lika Liku Pertemuan Donald Trump-Kim Jong-un
A
A
A
SINGAPURA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memastikan bahwa ia akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un pada bulan Juni mendatang di Singapura. Kepastian itu ditegaskan Trump setelah bertemu dengan tangan kanan Kim Jong-un, Kim Yong-chol, di Gedung Putih.
Rencana pertemuan bersejarah dua pemimpin yang sempat berseteru hebat itu bukan tanpa hambatan. Pertemuan bahkan terancam gagal setelah Trump secara mendadak membatalkan pertemuan itu sebelum sehari kemudian menariknya kembali.
Berikut sejumlah kejadian penting, perkembangan dan lika liku diplomatik yang menyelimuti pertemuan Trump dengan Kim Jong-un yang dirangkum Sindonews.
1 Januari 2018: Pemimpin Korut Kim Jong-un membuka kemungkinan terjadinya dialog dalam pidato Tahun Barunya dengan Korea Selatan (Korsel).
9 Januari 2018: Para pejabat dua Korea bertemu di Panmunjom dan menyepakati Korut akan mengirim atlet dan delegasi ke Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korsel.
Adik dari pemimpin Korut, Kim Yo-jong, menyambangi Korsel. Selain menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin, Yo-jong juga melakukan pertemuan dengan Presiden Korsel Moon Jae-in. Dalam pertemuan itu, Yo-jong menyampaikan surat dari kakaknya Kim Jong-un yang berisi ingin bertemu dengan Moon Jae-in.
5 Maret 2018: Dua pejabat senior Korsel Kepala Keamanan Nasional Korsel Chung Eui-yong, yang memiliki kontak dekat di Amerika Serikat (AS), dan Kepala Badan Intelijen Nasional Suh Hoon, yang dikenal sebagai juru runding utama Korsel, menyambangi Pyongyang dan bertemu dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un.
7 Maret 2018: Setelah bertemu dengan Kim Jong-un, Chung Eui-yong terbang ke Amerika Serikat (AS) untuk melaporkan hasil pertemuannya dengan Kim Jong-un kepada Presiden Donald Trump. Ia mengatakan Diktator Muda Korut itu bersedia membahas program nuklirnya dengan AS. Kim Jong-un bahkan berjanji akan menangguhkan uji coba nuklir.
9 Maret 2018: Trump menerima undangan Kim Jong-un untuk bertemu setelah melakukan pembicaraan dengan pejabat Korsel.
27 Maret 2018: Kim Jong-un melakukan kunjungan mendadak ke Beijing untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
18 April 2018: Trump mengonfirmasi bahwa Mike Pompeo, yang saat itu masih menjadi kepala CIA, telah mengunjungi Korut dan bertemu dengan Kim Jong-un.
21 April 2018: Kim Jong-un mengumumkan penangguhan uji coba nuklir Korut.
27 April 2018: Sejarah tercipta. Pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae-in. Kim Jong-un menjadi presiden pertama yang menyebrang ke Korsel. Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat untuk bekerja sama menuju denuklirisasi sepenuhnya Semenanjung Korea.
7 Mei 2018: Kim Jong-un kembali bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
9 Mei 2018: Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, kembali melakukan kunjungan ke Korsel untuk membahas persiapan pertemuan Kim Jong-un dengan Trump. Disaat bersamaan, rezim Kim Jong-un membebaskan tiga warga AS keturunan Korea dan menyerahkannya kepada Pompeo.
10 Mei 2018: Presiden AS Donald Trump mengumumkan ia akan bertemu dengan Kim Jong-un di Singapura pada tanggal 12 Juni.
12 Mei 2018: Korut mengumumkan akan membongkar tempat uji coba nuklirnya Punggye-ri pada 23 dan 25 Mei. Korut akan mengundang wartawan luar negeri untuk menyaksikan peristiwa tersebut.
16 Mei 2018: Korut membatalkan pembicaraan dengan Korsel dan mengancam akan membatalkan pertemuan bersejarah Trum-Kim Jong-un. Tindakan ini sebagai aksi protes atas latihan militer AS-Korsel dan menyatakan tidak bisa ditekan secara sepihak untuk melepaskan program nuklirnya.
22 Mei 2018: Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae-in.
23 Mei 2018: Wakil Presiden AS Mike Pence menyatakan bahwa opsi militer terhadap Korut masih terbuka. Menurutnya Washington sampai saat ini belum menarik opsi militer dari atas meja untuk menghadapi Korut.
24 Mei 2018: Wakil Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son-hui, mengecam pernyataan Pence dan menyebutnya sebagai "Boneka Politik". Ia bahkan mengatakan terserah kepada AS akan bertemu dengan Korut di meja perundingan atau medan tempur nuklir.
Lewat sepucuk surat, Trump membatalkan pertemuannya dengan Kim Jong-un. Ini tidak lepas dari reaksi yang ditunjukkan Korut kepada pernyataan Wakil Presiden Mike Pence.
25 Mei 2018: Korut menghancurkan situs uji coba nuklir Punggye Ri. Korut juga mengatakan pintu dialog dengan Trump masih terbuka.
Presiden AS, Donald Trump, mengatakan bahwa pemerintahannya kembali berhubungan dengan Korut dan kedua belah pihak dapat menjadwal ulang pertemuannya dengan Kim Jong-un. Pertemuan ini mungkin bisa terjadi sesuai jadwal.
26 Mei 2018: Dua pemimpin Korea, Kim Jong-un dan Moon Jae-in, menggelar pertemuan mendadak di desa gencatan senjata Panmunjom. Pertemuan mendadak ini dilakukan dalam upaya untuk memastikan pertemuan tingkat tinggi antara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berlangsung dengan sukses. Dalam pertemuan tersebut, Kim Jong-un juga menegaskan komitmennya melakukan denuklirisasi dan siap untuk bertemu Trump.
28 Mei 2018: Para pejabat AS dan Korut bertemu sebagai persiapan untuk kemungkinan pertemuan puncak Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un. Pertemuan antara pejabat Washington dengan Pyongyang itu terjadi di perbatasan Korut dengan Korea Selatan (Korsel).
Selang beberapa jam kemudian, Presiden AS Donald Trump mengatakan tim AS telah tiba di Korut untuk mempersiapkan konferensi tingkat tinggi (KTT) yang diusulkan antara dirinya dan Kim Jong-un.
31 Mei 2018: Menlu AS Mike Pompeo akan bertemu dengan tangan kanan pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yong-chol di New York. Pertemuan ini untuk membicarakan persiapan konferensi tingkat tinggi (KTT) antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un.
1 Juni 2018: Tangan kanan pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yong-chol, dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih untuk menyampaikan surat dari Kim Jong-un.
2 Juni 2018: Setelah bertemu dengan Kim Yong-chol dan menerima surat dari Kim Jong-un, Trump memastikan jika pertemuan puncak dengan pemimpin Korut itu tetap dilaksanakan pada 12 Juni.
3 Juni 2018: Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Jim Mattis angkat bicara mengenai sanksi AS terhadap Korea Utara (Korut). Mattis menuturkan, pihaknya akan mencabut sanski tersebut jika proses denuklirisasi telah dilakukan.
Sementara Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen menyatakan, pihaknya berusaha untuk memastikan bahwa pertemuan antara pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump berlangsung aman dan berhasil.
6 Juni 2018: Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders menyatakan, pertemuan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un akan digelar di salah hotel mewah yang berada di satu resort terbesar di Singapura, yakni di Pulau Sentosa.
Pemerintah Singapura menyatakan Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan akan mengunjungi Korea Utara (Korut) dari Kamis hingga Jumat. Kunjungan itu dilakukan beberapa hari sebelum negara itu menjadi tuan rumah bagi pertemuan bersejarah pemimpin Korut dan Amerika Serikat (AS).
8 Juni 2018: Trump menyatakan pertemuan dengan Kim Jong-un siap digelar. Ia juga menyatakan perjanjian damai Semenanjung Korea mungkin bisa dicapai saat dia melakukan pertemuan dengan pemimpin Kim Jong-un.
10 Juni 2018: Pemimpin Korut Kim Jong-un tiba di Singapura untuk pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump. Selang beberapa jam kemudian, pesawat Air Force One yang membawa Presiden AS Donald Trump mendarat di bandara Singapura.
Rencana pertemuan bersejarah dua pemimpin yang sempat berseteru hebat itu bukan tanpa hambatan. Pertemuan bahkan terancam gagal setelah Trump secara mendadak membatalkan pertemuan itu sebelum sehari kemudian menariknya kembali.
Berikut sejumlah kejadian penting, perkembangan dan lika liku diplomatik yang menyelimuti pertemuan Trump dengan Kim Jong-un yang dirangkum Sindonews.
1 Januari 2018: Pemimpin Korut Kim Jong-un membuka kemungkinan terjadinya dialog dalam pidato Tahun Barunya dengan Korea Selatan (Korsel).
9 Januari 2018: Para pejabat dua Korea bertemu di Panmunjom dan menyepakati Korut akan mengirim atlet dan delegasi ke Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korsel.
Adik dari pemimpin Korut, Kim Yo-jong, menyambangi Korsel. Selain menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin, Yo-jong juga melakukan pertemuan dengan Presiden Korsel Moon Jae-in. Dalam pertemuan itu, Yo-jong menyampaikan surat dari kakaknya Kim Jong-un yang berisi ingin bertemu dengan Moon Jae-in.
5 Maret 2018: Dua pejabat senior Korsel Kepala Keamanan Nasional Korsel Chung Eui-yong, yang memiliki kontak dekat di Amerika Serikat (AS), dan Kepala Badan Intelijen Nasional Suh Hoon, yang dikenal sebagai juru runding utama Korsel, menyambangi Pyongyang dan bertemu dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un.
7 Maret 2018: Setelah bertemu dengan Kim Jong-un, Chung Eui-yong terbang ke Amerika Serikat (AS) untuk melaporkan hasil pertemuannya dengan Kim Jong-un kepada Presiden Donald Trump. Ia mengatakan Diktator Muda Korut itu bersedia membahas program nuklirnya dengan AS. Kim Jong-un bahkan berjanji akan menangguhkan uji coba nuklir.
9 Maret 2018: Trump menerima undangan Kim Jong-un untuk bertemu setelah melakukan pembicaraan dengan pejabat Korsel.
27 Maret 2018: Kim Jong-un melakukan kunjungan mendadak ke Beijing untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
18 April 2018: Trump mengonfirmasi bahwa Mike Pompeo, yang saat itu masih menjadi kepala CIA, telah mengunjungi Korut dan bertemu dengan Kim Jong-un.
21 April 2018: Kim Jong-un mengumumkan penangguhan uji coba nuklir Korut.
27 April 2018: Sejarah tercipta. Pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae-in. Kim Jong-un menjadi presiden pertama yang menyebrang ke Korsel. Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat untuk bekerja sama menuju denuklirisasi sepenuhnya Semenanjung Korea.
7 Mei 2018: Kim Jong-un kembali bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
9 Mei 2018: Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, kembali melakukan kunjungan ke Korsel untuk membahas persiapan pertemuan Kim Jong-un dengan Trump. Disaat bersamaan, rezim Kim Jong-un membebaskan tiga warga AS keturunan Korea dan menyerahkannya kepada Pompeo.
10 Mei 2018: Presiden AS Donald Trump mengumumkan ia akan bertemu dengan Kim Jong-un di Singapura pada tanggal 12 Juni.
12 Mei 2018: Korut mengumumkan akan membongkar tempat uji coba nuklirnya Punggye-ri pada 23 dan 25 Mei. Korut akan mengundang wartawan luar negeri untuk menyaksikan peristiwa tersebut.
16 Mei 2018: Korut membatalkan pembicaraan dengan Korsel dan mengancam akan membatalkan pertemuan bersejarah Trum-Kim Jong-un. Tindakan ini sebagai aksi protes atas latihan militer AS-Korsel dan menyatakan tidak bisa ditekan secara sepihak untuk melepaskan program nuklirnya.
22 Mei 2018: Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae-in.
23 Mei 2018: Wakil Presiden AS Mike Pence menyatakan bahwa opsi militer terhadap Korut masih terbuka. Menurutnya Washington sampai saat ini belum menarik opsi militer dari atas meja untuk menghadapi Korut.
24 Mei 2018: Wakil Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son-hui, mengecam pernyataan Pence dan menyebutnya sebagai "Boneka Politik". Ia bahkan mengatakan terserah kepada AS akan bertemu dengan Korut di meja perundingan atau medan tempur nuklir.
Lewat sepucuk surat, Trump membatalkan pertemuannya dengan Kim Jong-un. Ini tidak lepas dari reaksi yang ditunjukkan Korut kepada pernyataan Wakil Presiden Mike Pence.
25 Mei 2018: Korut menghancurkan situs uji coba nuklir Punggye Ri. Korut juga mengatakan pintu dialog dengan Trump masih terbuka.
Presiden AS, Donald Trump, mengatakan bahwa pemerintahannya kembali berhubungan dengan Korut dan kedua belah pihak dapat menjadwal ulang pertemuannya dengan Kim Jong-un. Pertemuan ini mungkin bisa terjadi sesuai jadwal.
26 Mei 2018: Dua pemimpin Korea, Kim Jong-un dan Moon Jae-in, menggelar pertemuan mendadak di desa gencatan senjata Panmunjom. Pertemuan mendadak ini dilakukan dalam upaya untuk memastikan pertemuan tingkat tinggi antara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berlangsung dengan sukses. Dalam pertemuan tersebut, Kim Jong-un juga menegaskan komitmennya melakukan denuklirisasi dan siap untuk bertemu Trump.
28 Mei 2018: Para pejabat AS dan Korut bertemu sebagai persiapan untuk kemungkinan pertemuan puncak Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un. Pertemuan antara pejabat Washington dengan Pyongyang itu terjadi di perbatasan Korut dengan Korea Selatan (Korsel).
Selang beberapa jam kemudian, Presiden AS Donald Trump mengatakan tim AS telah tiba di Korut untuk mempersiapkan konferensi tingkat tinggi (KTT) yang diusulkan antara dirinya dan Kim Jong-un.
31 Mei 2018: Menlu AS Mike Pompeo akan bertemu dengan tangan kanan pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yong-chol di New York. Pertemuan ini untuk membicarakan persiapan konferensi tingkat tinggi (KTT) antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un.
1 Juni 2018: Tangan kanan pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yong-chol, dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih untuk menyampaikan surat dari Kim Jong-un.
2 Juni 2018: Setelah bertemu dengan Kim Yong-chol dan menerima surat dari Kim Jong-un, Trump memastikan jika pertemuan puncak dengan pemimpin Korut itu tetap dilaksanakan pada 12 Juni.
3 Juni 2018: Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Jim Mattis angkat bicara mengenai sanksi AS terhadap Korea Utara (Korut). Mattis menuturkan, pihaknya akan mencabut sanski tersebut jika proses denuklirisasi telah dilakukan.
Sementara Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen menyatakan, pihaknya berusaha untuk memastikan bahwa pertemuan antara pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump berlangsung aman dan berhasil.
6 Juni 2018: Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders menyatakan, pertemuan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un akan digelar di salah hotel mewah yang berada di satu resort terbesar di Singapura, yakni di Pulau Sentosa.
Pemerintah Singapura menyatakan Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan akan mengunjungi Korea Utara (Korut) dari Kamis hingga Jumat. Kunjungan itu dilakukan beberapa hari sebelum negara itu menjadi tuan rumah bagi pertemuan bersejarah pemimpin Korut dan Amerika Serikat (AS).
8 Juni 2018: Trump menyatakan pertemuan dengan Kim Jong-un siap digelar. Ia juga menyatakan perjanjian damai Semenanjung Korea mungkin bisa dicapai saat dia melakukan pertemuan dengan pemimpin Kim Jong-un.
10 Juni 2018: Pemimpin Korut Kim Jong-un tiba di Singapura untuk pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump. Selang beberapa jam kemudian, pesawat Air Force One yang membawa Presiden AS Donald Trump mendarat di bandara Singapura.
(ian)