Demi Rp11 Miliar, Agen Ganda AS Jadi Mata-mata China

Selasa, 05 Juni 2018 - 16:16 WIB
Demi Rp11 Miliar, Agen Ganda AS Jadi Mata-mata China
Demi Rp11 Miliar, Agen Ganda AS Jadi Mata-mata China
A A A
WASHINGTON - Seorang pejabat dari Badan Intelijen Pertahanan (DIA) Amerika Serikat (AS) menjadi agen ganda setelah diam-diam bekerja untuk intelijen China. Sang mata-mata itu dituduh menjual rahasia Washington ke Beijing dengan imbalan USD800.000 atau lebih dari Rp11 miliar.

Pejabat DIA yang telah ditangkap itu bernama Ron Rockwell Hansen. Departemen Kehakiman AS menuduh Hansen membawa informasi rahasia saat dalam perjalanan dengan pesawat ke China.

Hansen telah dibawa ke tahanan pada hari Sabtu lalu.

Kasus Hansen ini adalah yang terbaru dalam serangkaian penangkapan terhadap pejabat Amerika dengan tuduhan menjadi mata-mata untuk Beijing. Hansen, yang berasal dari Syracuse, Utah, telah pensiun dari tentara AS di mana dia pernah bekerja di sinyal intelijen.

Sang agen ganda tersebut lancar berbahasa Mandarin dan Rusia. Dia direkrut pada 2006 untuk bekerja di DIA sebagai "petugas kasus", seseorang yang merekrut dan mengelola agen asing.

Berbasis di sebuah kantor komersial di Beijing, Hansen melakukan kontak dengan intelijen China. Menurut dokumen dakwaan, selama beberapa tahun dia mencoba untuk memperkenalkan dirinya kepada DIA dan FBI sebagai agen ganda yang akan bertindak pada akhirnya hanya untuk AS.

Namun, para penyelidik mengatakan dia mengadakan pertemuan rutin dengan agen-agen intelijen China yang tidak pernah dia laporkan. Komunikasi dengan intelijen Beijing itu menggunakan ponsel yang diberikan kepadanya oleh sumber-sumber intelijen China. Dia juga menyimpan informasi rahasia yang tidak seharusnya dia dapatkan.

Menurut para penyelidik, Hansen mengalami kesulitan keuangan yang mendalam antara 2013 dan 2016, dengan terlilit utang beberapa ratus ribu dolar. Selama dan setelah waktu itu dia menerima lebih dari USD800.000 dari China. Uang itu sering kali dibawa dalam bentuk tunai ke AS, dan dia tidak dapat menjelaskannya.

Pada awal tahun ini, FBI menemukan bahwa Hansen mencari informasi dari rekan-rekan Amerika-nya tentang posisi AS di Korea Utara dan Korea Selatan, serta operasi militernya yang direncanakan terhadap China. Informasi itu lantas dijual kepada kontak China-nya.

John Demers, asisten jaksa agung untuk keamanan nasional AS, seperti dikutip The Guardian, Selasa (5/6/2018), mengatakan; "Tindakan yang dituduhkannya adalah pengkhianatan terhadap keamanan negara kita dan orang-orang Amerika dan merupakan penghinaan bagi mantan rekan komunitas intelijennya."

Pada bulan Januari mantan agen CIA, Jerry Chun Shing Lee, juga ditangkap dengan tuduhan bahwa dia menjual informasi ke China. Dia dicurigai memberikan informasi tentang jaringan informan CIA yang diruntuhkan oleh China antara 2010 dan 2012.

Tak hanya Hansen dan Lee, mantan pejabat departemen luar negeri AS; Kevin Mallory, juga ditangkap tahun lalu karena jadi mata-mata untuk China. Selanjutnya, seorang diplomat AS lainnya, Candace Marie Claiborne, ditangkap karena mengambil uang dari para pejabat intelijen China, meskipun dia tidak secara langsung dituduh memasok informasi sebagai imbalan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5436 seconds (0.1#10.140)