Dua Korea Sepakat Gelar Pembicaraan Soal Militer dan Reuni Keluarga
A
A
A
SEOUL - Kedua Korea sepakat untuk mengadakan pembicaraan terkait isu militer dan reuni keluarga yang terbagi akibat Perang Korea 1950-1953. Kesepakatan itu tercapai setelah keduanya melakukan pertemuan tingkat tinggi pada Jumat kemarin.
Pembicaraan itu dipimpin oleh Menteri Unifikasi Korea Selatan (Korsel) Cho Myoung-gyon dan Ketua Komite untuk Reunifikasi Damai Korea Utara (Korut) Ri Son-gwon. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang dicapai selama pertemuan puncak pertama antara Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in pada April lalu.
"Pembicaraan militer antara dua saingan lama akan berlangsung pada 14 Juni di sisi utara Panmunjom, dan sesi terpisah mengenai pertukaran olahraga di sisi selatan pada 18 Juni," kata kedua pihak dalam pernyataan bersama seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (2/6/2018).
Pembicaraan tentang reuni keluarga yang terpecah oleh perang, yang berakhir dengan gencatan senjata bukan perjanjian damai, akan diadakan pada 22 Juni di resor Gunung Kumgang di utara perbatasan.
"Reuni keluarga adalah masalah emosional yang dapat membantu memulihkan kepercayaan tetapi mereka telah terhenti tanpa adanya keterlibatan politik," kata Elhadj As Sy, sekretaris jenderal Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yang berada di Seoul untuk membahas rencana untuk reuni dan masalah lainnya.
"Dengan lebih banyak keterlibatan dan keterbukaan politik, banyak rintangan akan dicabut," imbuh Sy kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Federasi berharap Korut akan mengizinkannya memberikan lebih banyak bantuan. "Diperkirakan 10 juta warga Korut atau 40 persen dari populasi membutuhkan bantuan kemanusiaan," ujar Sy.
Kedua Korea juga menyetujui peluncuran awal kantor penghubung di kota perbatasan Korut Kaesong, di mana mereka mengoperasikan sebuah pusat industri sampai ditutup selama ketegangan pada tahun 2016.
Cho dan Ri juga setuju untuk mengadakan pertemuan rutin untuk mempercepat berbagai pembicaraan tingkat kerja yang akan mencakup kerja sama di perkeretaapian, hutan dan budaya.
Cho Myoung-gyon tidak menyebutkan secara spesifik ketika ditanya tentang isu-isu kontroversial tetapi mengatakan kepada wartawan bahwa mereka tidak membahas latihan militer atau masalah nuklir. Ia menolak berkomentar apakah Korut menuntut para pekerja restoran kembali.
Sebelumnya Korut menyarankan agar mereka mengadakan perayaan bersama peringatan tahun 2000 pertemuan antar-Korea bulan ini di Selatan, seorang pejabat di kementerian unifikasi Seoul mengatakan kepada wartawan.
Baca Juga: Korut Usulkan Perayaan bersama KTT 2000
Tapi Cho mengatakan itu tidak mungkin karena masalah penjadwalan dan logistik.
"Ada beberapa kesamaan dan juga perbedaan antara kedua belah pihak sampai kami mengadopsi pernyataan bersama," kata Ri, tanpa merinci.
Pembicaraan itu dipimpin oleh Menteri Unifikasi Korea Selatan (Korsel) Cho Myoung-gyon dan Ketua Komite untuk Reunifikasi Damai Korea Utara (Korut) Ri Son-gwon. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang dicapai selama pertemuan puncak pertama antara Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in pada April lalu.
"Pembicaraan militer antara dua saingan lama akan berlangsung pada 14 Juni di sisi utara Panmunjom, dan sesi terpisah mengenai pertukaran olahraga di sisi selatan pada 18 Juni," kata kedua pihak dalam pernyataan bersama seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (2/6/2018).
Pembicaraan tentang reuni keluarga yang terpecah oleh perang, yang berakhir dengan gencatan senjata bukan perjanjian damai, akan diadakan pada 22 Juni di resor Gunung Kumgang di utara perbatasan.
"Reuni keluarga adalah masalah emosional yang dapat membantu memulihkan kepercayaan tetapi mereka telah terhenti tanpa adanya keterlibatan politik," kata Elhadj As Sy, sekretaris jenderal Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yang berada di Seoul untuk membahas rencana untuk reuni dan masalah lainnya.
"Dengan lebih banyak keterlibatan dan keterbukaan politik, banyak rintangan akan dicabut," imbuh Sy kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Federasi berharap Korut akan mengizinkannya memberikan lebih banyak bantuan. "Diperkirakan 10 juta warga Korut atau 40 persen dari populasi membutuhkan bantuan kemanusiaan," ujar Sy.
Kedua Korea juga menyetujui peluncuran awal kantor penghubung di kota perbatasan Korut Kaesong, di mana mereka mengoperasikan sebuah pusat industri sampai ditutup selama ketegangan pada tahun 2016.
Cho dan Ri juga setuju untuk mengadakan pertemuan rutin untuk mempercepat berbagai pembicaraan tingkat kerja yang akan mencakup kerja sama di perkeretaapian, hutan dan budaya.
Cho Myoung-gyon tidak menyebutkan secara spesifik ketika ditanya tentang isu-isu kontroversial tetapi mengatakan kepada wartawan bahwa mereka tidak membahas latihan militer atau masalah nuklir. Ia menolak berkomentar apakah Korut menuntut para pekerja restoran kembali.
Sebelumnya Korut menyarankan agar mereka mengadakan perayaan bersama peringatan tahun 2000 pertemuan antar-Korea bulan ini di Selatan, seorang pejabat di kementerian unifikasi Seoul mengatakan kepada wartawan.
Baca Juga: Korut Usulkan Perayaan bersama KTT 2000
Tapi Cho mengatakan itu tidak mungkin karena masalah penjadwalan dan logistik.
"Ada beberapa kesamaan dan juga perbedaan antara kedua belah pihak sampai kami mengadopsi pernyataan bersama," kata Ri, tanpa merinci.
(ian)