Mendadak, Dua Pemimpin Korea Lakukan Pertemuan
A
A
A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengadakan pertemuan mendadak dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un pada Sabtu (26/5/2018). Pertemuan ini dilakukan dalam upaya untuk memastikan pertemuan tingkat tinggi antara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berlangsung dengan sukses.
Pertemuan ini adalah perubahan dramatis terbaru perubahan diplomatik secara tiba-tiba dalam sepekan yang mengelilingi pertemuan puncak antara AS dan Korut yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini sekaligus tanda terkuat bahwa kedua pemimpin Korea itu mencoba untuk mempertahankan lagi masa depan pertemuan puncak itu pada jalurnya.
Pembicaraan selama dua jam yang dilakukan di desa perbatasan Panmunjom terjadi sebulan setelah mereka mengadakan pertemuan antar-Korea pertama dalam lebih dari satu dekade di tempat yang sama pada tanggal 27 April lalu. Saat itu mereka menyatakan akan bekerja menuju semenanjung Korea yang bebas nuklir dan secara resmi mengakhiri Perang Korea 1950-53.
Untuk diketahui, Korut dan Korsel sejatinya masih dalam situasi perang karena Perang Korea hanya diakhiri dengan perjanjian gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
“Kedua pemimpin secara terbuka bertukar pandangan tentang mewujudkan pertemuan puncak Korea Utara-AS yang sukses dan tentang penerapan Deklarasi Panmunjom,” kata juru bicara kepresidenan Korsel dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Reuters.
Namun ia tidak mengkonfirmasi bagaimana pertemuan itu diatur atau pihak mana yang memintanya.
Video dan foto yang dikeluarkan oleh Istana Presiden Korsel menunjukkan Kim Jong-un memeluk Moon Jae-in dan mencium pipinya tiga kali saat ia melihat Moon setelah pertemuan mereka di Tongilgak, gedung Utara di desa gencatan senjata, yang terletak di Zona Demiliterisasi (DMZ) - zona penyangga selebar 4 km yang membentang di sepanjang perbatasan dengan personil militer bersenjata lengkap.
Pertemuan sebelumnya diadakan di sisi perbatasan selatan.
Mereka didampingi oleh kepala intelijen Korsel, Suh Hoon dan rekannya dari Korut Kim Yong-chol, yang bertanggung jawab atas urusan antar-Korea.
Rekaman video juga menunjukkan adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong, memberi salam kepada Moon ketika ia tiba di Tongilgak dan berjabat tangan, sebelum pemimpin Korsel memasuki gedung yang diapit oleh penjaga militer Korut.
Moon adalah satu-satunya pemimpin Korsel yang telah bertemu pemimpin Korut dua kali, keduanya di DMZ, simbol permusuhan tanpa akhir setelah Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata.
Gedung Putih tidak menanggapi pertanyaan Reuters tentang pertemuan tersebut. Namun juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan tim pendahulu dari Gedung Putih dan pejabat Departemen Luar Negeri AS akan berangkat ke Singapura sesuai jadwal pada akhir pekan ini untuk mempersiapkan kemungkinan terjadinya pertemuan puncak di sana.
Presiden Korsel Moon Jae-in sebelumnya telah bertemu dengan Trump di Washington awal pekan ini. Itu dilakukan dalam upaya untuk menjaga pertemuan puncak di jalur seperti yang direncanakan pada 12 Juni di Singapura.
Pertemuan ini adalah perubahan dramatis terbaru perubahan diplomatik secara tiba-tiba dalam sepekan yang mengelilingi pertemuan puncak antara AS dan Korut yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini sekaligus tanda terkuat bahwa kedua pemimpin Korea itu mencoba untuk mempertahankan lagi masa depan pertemuan puncak itu pada jalurnya.
Pembicaraan selama dua jam yang dilakukan di desa perbatasan Panmunjom terjadi sebulan setelah mereka mengadakan pertemuan antar-Korea pertama dalam lebih dari satu dekade di tempat yang sama pada tanggal 27 April lalu. Saat itu mereka menyatakan akan bekerja menuju semenanjung Korea yang bebas nuklir dan secara resmi mengakhiri Perang Korea 1950-53.
Untuk diketahui, Korut dan Korsel sejatinya masih dalam situasi perang karena Perang Korea hanya diakhiri dengan perjanjian gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
“Kedua pemimpin secara terbuka bertukar pandangan tentang mewujudkan pertemuan puncak Korea Utara-AS yang sukses dan tentang penerapan Deklarasi Panmunjom,” kata juru bicara kepresidenan Korsel dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Reuters.
Namun ia tidak mengkonfirmasi bagaimana pertemuan itu diatur atau pihak mana yang memintanya.
Video dan foto yang dikeluarkan oleh Istana Presiden Korsel menunjukkan Kim Jong-un memeluk Moon Jae-in dan mencium pipinya tiga kali saat ia melihat Moon setelah pertemuan mereka di Tongilgak, gedung Utara di desa gencatan senjata, yang terletak di Zona Demiliterisasi (DMZ) - zona penyangga selebar 4 km yang membentang di sepanjang perbatasan dengan personil militer bersenjata lengkap.
Pertemuan sebelumnya diadakan di sisi perbatasan selatan.
Mereka didampingi oleh kepala intelijen Korsel, Suh Hoon dan rekannya dari Korut Kim Yong-chol, yang bertanggung jawab atas urusan antar-Korea.
Rekaman video juga menunjukkan adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong, memberi salam kepada Moon ketika ia tiba di Tongilgak dan berjabat tangan, sebelum pemimpin Korsel memasuki gedung yang diapit oleh penjaga militer Korut.
Moon adalah satu-satunya pemimpin Korsel yang telah bertemu pemimpin Korut dua kali, keduanya di DMZ, simbol permusuhan tanpa akhir setelah Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata.
Gedung Putih tidak menanggapi pertanyaan Reuters tentang pertemuan tersebut. Namun juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan tim pendahulu dari Gedung Putih dan pejabat Departemen Luar Negeri AS akan berangkat ke Singapura sesuai jadwal pada akhir pekan ini untuk mempersiapkan kemungkinan terjadinya pertemuan puncak di sana.
Presiden Korsel Moon Jae-in sebelumnya telah bertemu dengan Trump di Washington awal pekan ini. Itu dilakukan dalam upaya untuk menjaga pertemuan puncak di jalur seperti yang direncanakan pada 12 Juni di Singapura.
(ian)